Pulau Sinabang di Provinsi Aceh tak hanya terkenal sebagai surganya pecinta surfing. Mampir ke sana, kamu wajib juga mencoba kuliner lobsternya yang jadi andalan.
Selain dikenal dunia sebagai destinasi surfing populer, Pulau Sinabang juga diberkahi dengan hasil laut yang berlimpah. Adapun lobster menjadi salah satu komoditi unggulan yang ada di sana.
Hal itu pun dibuktikan dengan keberadaan Tugu Lobster yang berlokasi tak jauh dari Masjid Agung Baiturahman di pusat Kota Sinabang. Pasalnya, memang bagaikan ada ungkapan "belum ke Sinabang kalau belum menjajal kuliner berbahan lobster".
Potensi lobster di Sinabang memang diakui menjadi salah satu daya tarik bagi para pengunjung. Hal itu pun ia ungkapkan oleh Kadispar Simeulue, Abdul Karim pada detikcom dan Bank BRI saat berkunjung ke sana pada 28 Agustus-5 September 2019 lalu.
"Simeulue dikenal betul lewat lobsternya, ini juga merupakan makanan yang disuguhkan untuk tamu terutama pusat dan provinsi," ujar Abdul.
Bicara lobster, tentunya kita juga tidak bisa melupakan peran serta nelayan yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk mencari lobster di laut. Termasuk juga di dalamnya para pengepul lobster yang memiliki penangkaran.
detikcom pun sempat menemui salah satu istri nelayan sekaligus pemilik penangkaran lobster, Wahyuni atau yang akrab dipanggil Ayu. Selain itu, Ayu juga merupakan salah satu nasabah Bank BRI yang berkecimpung di hasil laut.
Berawal dari nelayan pemilik penangkaran kecil-kecilan, ia bersama suaminya memberanikan diri untuk mengambil pinjaman Kredit KUR ke BRI. Dari situ, Ayu dan suaminya mulai memperluas usahanya.
"Pengambilan BRI pertama Rp 150 juta. Jalan satu tahun setengah ditawarin Kredit KUR sama BRI, ambilnya Ro 300 jutaaan tiga tahun," kenang Ayu.
Memakai sistem koperasi, Ayu membawahi sekitar 24 anggota dengan kepemilikan enam bagan. Diakui oleh Ayu, ia bisa meraih omset sampai ratusan juta per kapal apabila sedang Musim Timur. Namun, di Musim Barat ia cenderung rugi karena faktor laut yang tak bersahabat.
Untuk sekarang, Ayu pun banyak memasarkan produknya secara lokal. Ada kesulitan dari sisi Ayu untuk membawa lobster dan hasil laut keluar pulau dalam keadaan hidup. Oleh sebab itu, hasil laut lobster cukup berlimpah di dalam pulau.
Makanya, traveler wajib menjajal kuliner lobster ketika bertandang ke Pulau Sinabang. Apabila restoran yang kamu tuju tak memiliki menunya, bisa juga beli mentah dan minta di masakkan. Dahsyat!
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
Merasakan Bermalam di Love Hotel Korea
Banyak hal baru bisa ditemui saat melancong ke luar negeri, seperti di Korea Selatan. Salah satunya adalah love hotel.
Apa yang kalian bayangkan kalau mendengar love hotel? Seperti diketahui, love hotel adalah hotel yang dikhususkan untuk bercinta. Plus, dilengkapi dengan berbagai alat bantu seks dan lainnya.
Saat bepergian ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, saya menjajal love hotel. Bukan di ibukota Korsel, Seoul, melainkan di kota kecil, Yeongam.
Jarak Yeongam dengan Seoul sekitar 5 jam kalau ditempuh dengan perjalanan darat dengan mobil. Sementara kalau naik kereta, sekitar 2-3 jam saja.
Yeongam bukan kota besar di Korsel. Kota ini dulunya hidup karena ada balapan Formula 1, dengan Yeongam International Circuit yang menjadi venuenya. Balapan jet darat itu terakhir mampir di Korsel pada 2013.
Salah satu kekurangan Yeongam untuk menyelenggarakan F1 ya karena kurang fasilitas pendukung, salah satunya hotel. Kalau ada acara, balapan misalnya, hotel biasa jelas bakalan fullbook.
Saya menjajal salah satu love hotel di Yeongam, Samho Hotel namanya. Secara kasat mata, hotel jenis ini sudah berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar