Kepulauan Seribu memiliki banyak pulau dengan keunikannya masing-masing. Namun, yang paling luas adalah pulau ini.
Liburan ke Kepulauan Seribu, mungkin traveler dibuat bertanya perihal pulau mana yang paling luas. Dijelaskan oleh Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kasudinparbud) Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia saat dijumpai detikcom Jumat pekan lalu (27/9/2019), Pulau Tidung adalah yang terluas.
"Tidung yang terbesar di Kepulauan Seribu, 60 hektar luasnya," ujar Cucu.
Secara teknis, Pulau Tidung terdiri dari Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Keduanya saling bertetangga dan dipersatukan oleh Jembatan Cinta yang menghubungkan keduanya.
Sejak dulu, Pulau Tidung pun sudah cukup populer di kalangan wisatawan. Apabila Pulau Tidung Kecil dikhususkan untuk konservasi dan agrowisata, maka Pulau Tidung Besar lebih dikhususkan untuk wisata hingga pemukiman penduduk.
"Ada sekitar 600-700 homestay di sini," pungkas Cucu.
Selain ramai homestay, Pulau Tidung juga didukung oleh sejumlah wahana permainan air seperti banana boat dan lainnya. Untuk makanan, tersedia banyak warung makan lokal yang bisa traveler pilih di Pulau Tidung.
Terakhir, jangan lupa juga main air di Pulau Tidung. Selain airnya yang masih jernih, traveler juga bisa melompat dari atas Jembatan Cinta di sana.
Mencapainya pun cukup mudah, bisa dengan speedboat dari Dermaga Marina Ancol atau kapal penumpang dari Muara Angke yang lebih ekonomis. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam saja. Yuk, main ke Kepulauan Seribu!
Medan Ekstrem Miangas, Hanya untuk yang Tangguh
Jauh dari kepulauan Indonesia, Miangas seakan senyap dari radar. Tapi ternyata kehidupan di pulau ini begitu keras dan ekstrem.
Sisi hidup masyarakat kepulauan selalu menarik untuk diulik. Begitu pula dengan Pulau Miangas yang jadi garda utara Indonesia.
Ekspedisi detikcom yang diselenggarakan bersama Bank BRI selama seminggu ini membuka pemahaman lain tentang Miangas. Meski kecil, pulau ini punya medan yang ekstrem.
Mari mulai dengan pulau kecil yang memiliki luas 3,2 kilometer persegi. Penduduknya hanya 1.012 jiwa, termasuk dengan satuan petugas yang menjaga pulau perbatasan.
Lebih dari setengah wilayah ini ditumbuhi oleh pohon kelapa. Karena kelapa menjadi salah satu cara orang Miangas untuk mencari nafkah.
Dikelilingi oleh lautan lepas, nelayan Miangas memiliki ketangguhan yang luar biasa. Gelombang tinggi dan angin kencang sudah menjadi makanan sehari-hari.
"Di sini matahari satu untuk satu orang," ujar mama Femi, pemilik penginapan saya.
Benar saja, cuaca menyengat yang ada di Miangas membuat peluh berjatuhan. Namun angin laut yang sangat kencang lumayan membantu untuk menghilangkan keringat.
Pantai, bukit menara mercusuar dan pohon kelapa. Tak ada tempat hiburan buatan manusia, sinyal juga sangat terbatas. Memang, Miangas sangat cocok buat wisatawan yang penat dengan kehidupan kota.
"Pendatang jarang yang bisa tahan lama. Karena medan di sini begitu ekstrem hanya untuk petarung," tutur penduduk setempat.
Setelah beberapa hari tinggal di Miangas, saya mengerti arti ucapan ini. Masalah utama dari pulau ini adalah kurangnya pasokan kebutuhan untuk masyarakat.
Kalau laut teduh, warga Miangas bisa menangkap ikan dengan perahu motor atau pamboat. Kalau sedang ekstrem, warga biasanya bajubi atau menangkap ikan dengan senjata tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar