Minggu, 19 Juli 2020

3 Alasan untuk Menunda Sesi Bercinta Sampai Esok Pagi

Pasangan umumnya sering bercinta di malam hari. Banyak orang mengira malam hari adalah waktu yang terbaik untuk bercinta. Namun, benarkah bercinta memang paling baik dilakukan pada malam hari?
Sebuah penelitian menurut pakar hormon Alisa Vitti, pendiri pusat hormon FLOliving.com mengatakan bercinta baiknya dilakukan saat pagi hari. Saat pagi hari, pria berada pada level testoteron tertinggi. Karena telah cukup berisitirahat, dia akan memiliki energi lebih untuk bercinta. Energi ini akan membuatnya lebih tahan lama di ranjang.

"Pria lebih tertarik memulai seks saat pagi, karena lebih mampu melakukan respons seksual yang lebih baik," kata Vitti, dikutip dari The Healthy.

Berikut beberapa manfaat dari bercinta di pagi hari, dikutip dari Daily star:

1. Seks menjadi lebih baik
Penelitian menunjukkan bahwa seks di pagi hari terasa lebih baik. Hal ini terjadi karena kadar testosteron pria yang tinggi di pagi hari.
Kadar testosteron yang lebih tinggi ini dapat meningkatkan kekuatan ereksi dan fungsi seksual.

2. Pasangan semakin intim
Melansir dari laman Refinery29, seorang ahli seks bernama Ed Liz Goldwyn juga mengatakan jika berhubungan intim di pagi hari bisa membuat hubungan terasa makin mengesankan. Jika hubungan makin mengesankan, tentunya ini akan membuat pasangan semakin intim.

3. Memulai hari dengan perasaan bahagia
Saat orgasme, otak dibanjiri oleh hormon dopamin yang menimbulkan perasaan bahagia. Selain memperbaiki dan meningkatkan mood, orgasme bermanfaat untuk meredakan stres dan kecemasan, serta mencegah depresi. Hormon ini yang dapat membantu pasangan lebih bahagia untuk memulai hari.

Nggak Asal Trendy, Model Celana Dalam Pria Pengaruhi Kualitas Sperma

Banyak orang tak mengira pemakaian celana dalam jadi salah satu faktor yang mendukung kualitas sperma. Nyatanya, menurut studi ini pria yang memakai boxer atau celana pendek longgar, kualitas spermanya lebih baik daripada menggunakan celana dalam ketat. Mengapa ya bisa begitu?
Menurut studi dari Human Reproduction, pria yang memakai celana boxer memiliki jumlah sperma yang lebih tinggi daripada mereka yang memakai celana dalam ketat. Dari berbagai aspek yang sudah diteliti, para peneliti menyimpulkan kalau pria yang menggunakan celana boxer rata-rata kualitas spermanya 25 persen lebih tinggi dibanding pria yang mengenakan celana dalam jenis lain.

Pria dengan celana dalam model ini juga memiliki jumlah sperma total 17 persen lebih tinggi daripada pria yang mengenakan pakaian dalam jenis lain. Mereka juga memiliki sperma motil (aktif bergerak) 33 persen lebih banyak di setiap sampel yang diambil, dan 14 persen tingkat FSH (Folicle Stimulating Hormone) lebih rendah.

FSH adalah hormon yang ada pada pria untuk merangsang produksi sperma. Tingkat yang lebih tinggi pada pemakai boxer bisa diartikan kalau penyebabnya terjadi karena pria tersebut mengenakan pakaian dalam yang lebih longgar.

Meski begitu, menurut Lidia Minguez Alarcon, PhD. MPH, seorang ilmuwan peneliti di Harvard, mengatakan kalau teori ini tetap memerlukan penelitian lebih lanjut. Temuan ini juga tidak bisa berlaku secara umum, karena hanya mengamati pria yang mencari perawatan kesuburan.

"Pria harus secara umum, lebih memperhatikan kualitas sperma mereka, karena faktanya kualitas umum sperma pria telah menurun selama beberapa dekade terakhir," katanya, dikutip dari Health.

Ia menambahkan, jika pria ingin benar-benar menjaga kualitas sperma mereka, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti diet, jaga berat badan, dan berhenti konsumsi alkohol.
https://indomovie28.net/midara-na-ao-chan-wa-benkyou-ga-dekinai-episode-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar