GERD (Gastro Esofagial Reflux Disease) mendadak jadi perbincangan, tak lama setelah aktor Ashraf Sinclair meninggal dengan dugaan serangan jantung. Sebuah broadcast viral mengaitkan kematian mendadak suami Bunga Citra Lestari (BCL) ini dengan GERD.
"Suami BCL katanya meninggal karena serangan jantung, dalam usia 40 tahun. Ada teman dokter yang bilang kemungkinan karene GERD yang menekan jantung hingga tidak berfungsi," tulis pesan viral tersebut.
Agar tidak salah kaprah, berikut ini sejumlah fakta seputar GERD dan serangan jantung.
Gejala mirip
Salah satu gejala khas pada serangan jantung adalah nyeri dada. GERD, yang oleh orang awam biasa disebut serangan asam lambung, juga memiliki gejala nyaris serupa. Tak jarang, serangan jantung terlambat mendapat penanganan karena disangka cuma asam lambung.
Meski tidak selalu mudah dibedakan, nyeri dada pada serangan jantung umumnya lebih intens seperti ditekan atau diremas. Kadang menjalar hingga lengan, rahang, atau bahkan punggung.
GERD tidak mematikan
Kematian mendadak Putri Maluku Jean Patty pada 2016 juga sempat dikaitkan dengan asam lambung. Tak pelak, kabar tersebut memicu kepanikan di kalangan pengidap sakit maag yang punya riwayat serangan GERD. Ahli pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo meluruskan kesalahpahaman soal asam lambung.
"Saya menyampaikan bahwa pasien yang memang sudah diketahui menderita asam lambung tidak usah panik. Kalau cuma karena sakit maag rasanya tidak mungkin menyebabkan meninggalnya seseorang," kata dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH kala itu.
Menurut dr Ari, kematian mendadak lebih mungkin disebabkan oleh serangan jantung atau kelainan irama jantung, yang memang gejalanya kadang mirip asam lambung. Bisa juga, secara kebetulan seseorang punya riwayat asam lambung sekaligus masalah jantung.
Tak ada hubungan GERD dan serangan jantung
Dipastikan tidak ada keterkaitan antara GERD dan serangan jantung, selain soal gejalanya yang kebetulan mirip. "GERD tidak menyebabkan serangan jantung apalagi menekan jantung hingga tidak berfungsi," kata dokter jantung dari RS Siloam Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP.
Obat Antivirus Pertama Disetujui untuk Perangi Virus Corona
Berbagai negara termasuk China sendiri tengah berlomba untuk menciptakan obat antivirus untuk mengatasi wabah penyakit akibat virus corona, yaitu COVID-19. Bahkan beberapa obat sudah digunakan untuk menyembuhkan para pasien, seperti obat flu hingga anti-HIV.
Pada Minggu (16/2) lalu, Pemerintah Taizhou di Provinsi Zhejiang, China mengumumkan favilavir atau fapilavir sebagai antivirus untuk virus corona. Favilavir menjadi obat COVID-19 pertama yang telah disetujui karena menunjukkan kemanjuran dalam mengobati penyakit tersebut.
Dikutip dari AsiaOne, obat antivirus ini juga telah disetujui untuk dipasarkan oleh National Medical Products Administration. Obat ini dikembangkan perusahaan farmasi Zhejiang Hisun dan diharapkan bisa bantu mencegah dan mengobati pandemi ini.
Favilavir ini termasuk salah satu dari tiga obat yang telah menunjukkan kemanjuran yang signifikan dalam mengobati virus corona saat uji klinis. Hal ini dinyatakan oleh Kementerian Sains dan Teknologi setempat pada Sabtu lalu.
Antivirus ini sudah mulai diproduksi sejak hari Minggu lalu dan akan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk para pasien COVID-19.
https://cinemamovie28.com/my-name-is-chiharu-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar