Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria, S.Ked., MPH. menyampaikan bahwa jenazah pasien yang terjangkit virus Corona atau COVID-19 tak perlu dibakar. Bayu menjelaskan pedoman dari WHO dan badan kesehatan lainnya juga menyebutkan jenazah pasien COVID-19 tak perlu dibakar.
"Cukup dibungkus dengan baik sesuai protokol kesehatan dan dimakamkan sesuai protokol kesehatan maka sudah cukup sekali," ujar Bayu dalam keterangan tertulis yang dikirim oleh Humas UGM, Senin (27/7/2020).
"Saya rasa memang sebaiknya pejabat pemerintah harus berhati hati dalam mengeluarkan pernyataan. Karena sudah sering sekali terjadi komunikasi yang buruk dari pemerintah sehingga timbul keresahan," tuturnya.
Ia menerangkan virus yang sebelumnya terkontaminasi pada jenazah penderita COVID-19, maka saat dikuburkan akan musnah dengan sendirinya karena tidak ada sel inang yang dihinggapi.
"Virusnya akan mati jika lama tidak masuk ke inang yang baru," ujarnya.
Bayu juga bicara soal semakin banyaknya jumlah kasus positif COVID-19 dari hari ke hari. Menurutnya hal itu terjadi karena semakin banyaknya warga masyarakat yang melanggar protokol COVID-19, di samping semakin banyaknya tes massal COVID-19.
"Saya rasa banyak yang melanggar dan diiringi agak membaik kemampuan testing negara kita. Namun masih belum maksimal sehingga tetap ada kasus-kasus yang tidak terdeteksi," jelasnya.
Sedangkan soal uji coba vaksin COVID-19 dari China, Bayu belum mau berkomentar lebih banyak. Sebab menurutnya laporan pengembangan hasil uji vaksin fase 1 dan 2 di China belum dirilis hasilnya. Meski begitu, kata Bayu, ada harapan vaksin itu bisa digunakan karena strainnya dari COVID-19 di China yang mungkin akan mirip dengan yang ada di Indonesia.
"Untuk lebih pastinya makanya dilakukan uji fase 3 terutama di Indonesia dengan harapan bisa terlihat apakah ada efek samping, dan bagaimana hasil efikasi vaksinnya di Indonesia," katanya.
WHO: Bepergian Saat Pandemi Corona Layaknya Keputusan Hidup dan Mati
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan keputusan untuk bepergian, apa yang dilakukan, ke mana akan pergi, dan siapa yang akan ditemui selama pandemi Corona ibarat keputusan 'hidup dan mati'.
"Kami meminta semua orang untuk memperlakukan keputusan bepergian layaknya keputusan hidup dan mati, karena memang seperti itu," ujar Tedros dalam briefing COVID-19 virtual, dikutip dari Reuters.
"Mungkin itu bukan hidupmu, tetapi pilihanmu bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati untuk seseorang yang kamu cintai, atau untuk orang lain," sambungnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagian masyarakat dunia masih rentan terinfeksi Corona. Semua orang wajib mematuhi protokol pencegahan untuk melindungi diri mereka sendiri termasuk memakai masker dan mencuci tangan secara teratur.
Dalam beberapa minggu terakhir terlihat lonjakan wabah Corona yang signifikan di beberapa tempat seperti klub malam dan perkantoran. Tedros juga mengatakan bahwa hanya karena kasus-kasus mungkin terlihat rendah di beberapa tempat, itu tak jadi alasan seseorang menurunkan kewaspadaan mereka.
"Jangan berharap orang lain bisa menjagamu. Kita semua punya peran untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain," pungkas Tedros.
https://cinemamovie28.com/a-secret-relationship-1-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar