Rabu, 22 Juli 2020

Kisah Mahasiswa Indonesia yang Jadi Peneliti Vaksin Corona di Oxford

Dunia sedang berlomba-lomba membuat vaksin Corona COVID-19. Satu kandidat vaksin dari perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford disebut-sebut saat ini jadi yang paling terdepan dalam hal pengembangannya.
Terkait hal tersebut, ternyata ada keterlibatan seorang mahasiswa asal Indonesia di balik vaksin Corona buatan AstraZeneca-Oxford ini. Indra Rudiansyah, seorang mahasiswa S3 jurusan Clinical Medicine, bercerita bagaimana ia bisa terlibat dalam 'perlombaan' yang akan menentukan nasib dunia.

Dalam wawancara bersama CNNIndonesia TV, Indra mengaku awalnya tidak terlibat meski kampus Oxford sudah mulai melakukan pengembangan. Pada bulan Januari Indra masih bekerja di tim yang meneliti penyakit malaria.

Hingga kemudian COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Pemimpin pengembangan di Oxford membuka lowongan untuk seluruh mahasiswa, staf, maupun post doctoral yang ingin terlibat menjadi bagian tim.

"Saya mendaftar kemudian saya membuat daftar skill apa saja yang saya punya," kata Indra seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (22/7/2020).

Dalam tim Indra mendapat tanggung jawab menguji respons antibodi dari orang yang sudah diberikan vaksin. Hal ini penting untuk melihat efek samping maupun efektivitas vaksin.

"Saya dapat bagian meneliti respons dari sukarelawan. Jadi orang-orang yang sudah di imunisasi diambil sampelnya oleh tenaga medis kemudian diproses. Serumnya digunakan oleh saya untuk melihat apakah mereka mererspons vaksin itu positif atau tidak ke vaksin," papar Indra.

Indra bercerita ada ratusan peneliti di tim pengembangan vaksin Corona Oxford. Jumlah sumber daya yang besar ini diperlukan agar vaksin bisa dikembangkan dengan kecepatan yang luar biasa. Indra menjelaskan biasanya untuk mendapatkan data uji klinis fase I dibutuhkan waktu 5 tahun, namun timnya bisa selesai hanya dalam waktu 6 bulan.

"Harapan saya tentu ingin kembali ke normal, pandemi bisa berakhir. Ketika sudah ada vaksin semoga semua orang yang butuh vaksin, terutama orang-orang dalam populasi krisis bisa dapat vaksin lebih awal," pungkas Indra.

Imbas Genangan Banjir, RSCM Cek Alat Radiologi yang Diduga Terendam

RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dikabarkan tergenang air imbas banjir jakarta, Minggu (23/2/2020). Kepala Bagian Humas RSCM, Ananto, menyebut ada genangan di selasar dan saat ini sudah surut.
'Genangan' banjir disebut-sebut merendam sejumlah alat, termasuk beberapa unik radiologi. Soal itu, Ananto mengatakan pihaknya masih akan melakukan pengecekan.

"Kalau sekarang masih diperiksa alatnya. Nanti diupdate lagi," katanya pada detikcom.

Sejumlah alat dikabarkan terendam. Berikut alat yang diduga kebanjiran, dikutip dari akun Agus @aw3126:Saat dihubungi, Ananto mengatakan genangan terjadi di selasar dekat ruang radiologi dan radioterapi. Ia mengatakan, saat ini banjir sudah surut.

- Stationary X-ray ceiling
- Fluoroscopy
- Mammography
- Stationary X-ray floor
- Mobile X-ray
- 2 unit CT scan
- 1 unit ultra sound 'accuson' terendam
- Seluruh PACS sistem di ruang baca diduga terendam
- 1 unit MRI siemens terendam

"Sampai saat ini tim Fasmed RSCM dan BPFK Jakarta masih melakukan pengecekan alat alat medis radioterapi dan radiologi yang sempat terpapar oleh genangan air tersebut, dan sepanjang pemantauan belum ditemukan kerusakan yang berarti," demikian dikutip dari rilis resmi RSCM.
https://nonton08.com/japanese-mom-2-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar