Kamis, 10 Desember 2020

Studi Terbaru Ungkap Gejala COVID-19 Bisa Bertahan Lebih dari 6 Minggu

 Studi terbaru menemukan gejala COVID-19 pada pasien bisa bertahan lebih dari enam minggu. Bahkan kondisi ini terjadi pada pasien COVID-19 tanpa riwayat penyakit penyerta.

Dikutip dari Anadolu Agency, tim dokter dan ahli epidemiologi Universitas Jenewa melakukan penelitian pada 669 orang dengan usia rata-rata 43 tahun. Sebanyak 60 persen di antaranya perempuan, 25 persen lainnya perawat kesehatan, ada 69 persen yang tak memiliki riwayat penyakit penyerta atau komplikasi terkait COVID-19.


Enam minggu usai didiagnosis, hampir sepertiga pasien masih memiliki satu atau lebih gejala COVID-19. Berikut rinciannya.


Kelelahan: 14 persen

Kehilangan kemampuan mencium atau baru: 12 persen

Sesak napas: 9 persen

Batuk terus menerus: 6 persen

Sakit kepala: 3 persen


"Selain gangguan fisik dari gejala mereka, banyak yang sangat khawatir. Berapa lama lagi gejala akan bertahan? Apakah beberapa efek jangka panjang yang tidak dapat pulih?" kata Dr Mayssam Nehme, penulis studi tersebut.


Sejak COVID-19 pertama kali merebak, gejala COVID-19 yang dikeluhkan pasien semakin beragam. Masih belum dipastikan berapa lama pasien COVID-19 mengidap gejala, hal ini berkaitan dengan kondisi masing-masing pasien.


"Sejak kemunculannya pada awal 2020, COVID-19 tidak dapat diprediksi oleh dokter berapa lama masing-masing bisa sembuh, variasi dan durasi gejalanya beragam," kata Universitas Jenewa dalam siaran pers.


"Khususnya, tampaknya berpotensi menyebabkan penyakit jangka panjang yang tidak biasa, dan istilah 'LongCOVID' menggambarkan infeksi pada orang yang terus melaporkan gejala beberapa minggu setelah infeksi," lanjut keterangan studi tersebut.

https://cinemamovie28.com/movies/the-quiet/


Lagi-lagi Pesta Seks Dikaitkan dengan Super Spreader Virus Corona


Sebanyak 158 orang di California, Amerika Serikat, diamankan polisi karena kedapatan menyelenggarakan pesta seks yang berujung pada peningkatan infeksi COVID-19.

Dikutip dari Sky News, pesta seks ilegal yang dihadiri oleh remaja berusia 16-22 tahun ini dicurigai sebagai super-spreader COVID-19 di Amerika Serikat. Dari hampir 160 orang yang ditangkap di lokasi, tak ada yang memakai masker.


Dalam pesta seks tersebut, polisi berhasil menyelamatkan remaja berusia 17 tahun yang diduga korban perdagangan manusia. Seorang remaja yang hadir juga dicurigai memiliki senjata api.


"Bahkan tanpa perintah kesehatan, acara ini bersifat kriminal," kata Sheriff Alex Villanueva dalam konferensi pers.


Penggerebekan pesta seks besar-besaran ini terjadi setelah sheriff bersumpah untuk menindak acara yang berpotensi sebagai super spreader COVID-19. Pesta seks ini juga dilaporkan terjadi di rumah kosong di lingkungan perumahan tanpa sepengetahuan pemiliknya.


Acara ilegal ini sebelumnya diiklankan di media sosial Instagram dengan nama "Project Wet ND 'Wild". Penyelenggara pesta seks ini juga ditangkap di lokasi kejadian.


Dilaporkan, setiap orang yang hadir harus membeli tiket berkisar dari US$ 5 (Rp 70 ribu) hingga US$ 15 (Rp 210 ribu), dengan tambahan mencapai US$ 60 (Rp 850 ribu). Deputi Sheriff juga mengamankan sekitar US$ 424 dari acara tersebut.


Pesta seks itu pertama kali dilaporkan oleh saluran berita AS KTTV Fox 11.


Rekaman stasiun TV menunjukkan rumah berpagar dengan puluhan pengunjung pesta berbaris dan duduk di tanah dengan tangan di belakang punggung.


Mereka diberi masker dan selimut saat petugas memeriksa suhunya.


"Itu yang kami sebut sebagai penyebar super untuk COVID-19," ujar Letnan Sheriff Paul Zarris.

https://cinemamovie28.com/movies/berangkat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar