Selasa, 06 April 2021

Proyek Kabel Laut RI-Amerika, Asosiasi Ingin Terlibat Aktif

 Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) menanggapi soal rencana penggelaran kabel bawah laut yang menghubungkan Amerika Utara dan Indonesia.

Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) itu dilakukan dua perusahaan raksasa teknologi, yaitu Facebook dan Google. Mereka kemudian menggandeng perusahaan telekomunikasi dalam menggarap proyek tersebut, XL Axiata, Telin, dan Keppel.


Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Askalsi, Eky S Pratomo-Tedjo mengatakan pada dasarnya Askalsi menyambut baik jalan tol internet garapan Facebook-Google itu.


"Namun berharap agar pihak Google dan Facebook memberikan peluang kemitraan yang signifikan kepada para anggota Askalsi," kata Eky saat dihubungi detikINET.


Askalsi mengungkapkan bahwa permintaan terkait kabel bawah laut di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yakni berada di nomor lima.


"Jangan sampai para anggota Askalsi hanya mendapatkan kue bisnis yang sangat kecil atau bahkan lebih parah lagi, dibiarkan hanya menjadi penonton," tambahnya.


Sebagai informasi, anggota Askalsi terdiri dari Telkom, Telin, Indosat, XL Axiata, Moratel, Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, Palapa Ring Timur, JMP, Pgascom, NAP Info, SSO, dan Mega Akses Persada.


Sementara itu, dalam proyek SKKL ini digendeng perusahaan telekomunikasi regional. Google bekerjasama dengan XL Axiata untuk menggelar Echo. Lalu, Facebook bermitra dengan Telin yang merupakan anak perusahaan Telkom dan Keppel, membangun Bifrost.


"Iya betul (ada Telin dan XL), namun perusahaan yang kecil-kecil ini tidak tersentuh sama sekali. Google dan Facebook bisa mencari cara kreatif untuk memberikan manfaat bagi yang kecil-kecil juga. Misalnya, Google dan Facebook menyewa kabel milik para anggota Askalsi," tuturnya.


Eky mengatakan kapasitas kabel yang sudah tergelar milik perusahaan dalam negeri, dinilai masih sangat cukup untuk menyalurkan kebutuhan lalu lintas internet di Indonesia. Hal itu yang dikritik Askalsi agar Facebook-Google menyewa kabel bawah laut kepunyaan anggota Askalsi.

https://movieon28.com/movies/the-lady/


Tahun 2021 Pasar Ponsel Makin Bergeliat


- Pasar ponsel di Indonesia diprediksi makin bergeliat di tahun 2021. Pandemi COVID-19 nyatanya tidak membuat penjualan ponsel suram. Ini sudah terbukti di tahun 2020.

Tahun lalu, meski pandemi menghajar habis-habisan, pasar ponsel Indonesia masih bisa tumbuh meski angkanya tipis. Berdasarkan Quarterly Mobile Phone Tracker IDC, pengiriman smartphone di Indonesia mencapai 11,7 juta unit pada 4Q20.


Bila ditotal, sepanjang tahun 2020 ada 36,8 juta perangkat yang dikapalkan ke Tanah Air. Angka tersebut tumbuh 1% dari tahun sebelumnya. IDC memang melihat pasar mengalami penurunan tajam sebesar -18% YoY di paruh pertama tahun 2020. Penyebabnya penurunan tajam adalah penerapan lockdown di sejumlah daerah.


Namun kemudian, pasar dapat pulih dengan cepat di paruh kedua 2020. IDC mencatat terjadi pertumbuhan sebesar 19% YoY. Hal ini didorong oleh tertahannya pembelian karena kekurangan pasokan dan penutupan ritel pada kuartal kedua.


Selain itu, peningkatan utilitas smartphone untuk mendukung berbagai aktivitas bekerja dan belajar dari rumah pun turut menyumbang pertumbuhan ini.


Daya beli konsumen yang lebih rendah dan kebutuhan akan ponsel terjangkau mendorong pertumbuhan segmen low-end mencapai 45% pada tahun 2019. Ini membuat pangsa pasar ponsel kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta mencapai 65%, selain itu memicu persaingan sengit merek-merek utama ponsel Android.


"Pasar smartphone Indonesia mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 yang mengubah bagaimana cara orang berinteraksi. Kebutuhan akan smartphone melonjak, baik itu untuk mendukung work from home, home based learning, layanan streaming hiburan, atau sekadar berkomunikasi secara virtual," kata Market Analyst IDC Indonesia Risky Febrian, belum lama ini.

https://movieon28.com/movies/final-recipe/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar