Kamis, 02 Juli 2020

Ribut-ribut AS-China, Siapa yang Lebih Banyak Lakukan Tes Corona?

Kisruh soal Amerika Serikat dan China seperti tidak kunjung usai. Presiden Donald Trump bahkan belakangan mengaku sangat marah kepada China atas pandemi Corona yang terjadi.
"Ketika saya menyaksikan pandemi menyebarkan wajahnya yang buruk ke seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China," tweet Trump, dalam akun @realDonaldTrump Selasa (30/6/2020).

Trump pun mengatakan AS telah melakukan tes Corona terbanyak di dunia kala China mengklaim melakukan tes Corona tiga kali lebih banyak daripada AS. Siapa yang benar, AS atau China yang melakukan tes Corona lebih banyak?

Klaim Trump
"Kami memiliki lebih banyak kasus karena kami melakukan pengujian terbesar. Negara lain, mereka tidak menguji jutaan," kata Trump dikutip dari BBC, Rabu (1/7/2020).

Menurut data terbaru, AS telah melakukan hampir 31 juta tes virus Corona. Lebih dari negara bagian barat lain, tetapi secara signifikan kurang dari total tes Corona yang dilaporkan China yaitu lebih dari 90 juta.

Perbandingan tes Corona bisa dibilang sulit karena beberapa negara menghitung jumlah orang yang dites, sementara yang lain menghitung jumlah total tes sebab satu orang dapat diuji beberapa kali jika tes Corona pertama tidak berjalan dengan baik.

Amerika Serikat sebagian besar melaporkan orang yang dites Corona, tetapi beberapa negara melaporkan total tes yang dilakukan. Total yang dilaporkan China adalah dari jumlah tes yang dilakukan.

Klaim China
"Di seluruh China, angka seminggu yang lalu adalah 90,41 juta, tiga kali lipat angka di AS," demikian tweet media pemerintah China, Global Times.

Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times, sebuah outlet media pemerintah China, juga menyebut klaim Presiden Trump bahwa Amerika Serikat telah melakukan tes terbanyak Corona adalah suatu kebohongan. Data Komite Kesehatan Nasional China, yang dikumpulkan oleh pemerintah Tiongkok dan tidak dapat diverifikasi secara independen, membenarkan, pada 22 Juni, Tiongkok telah melakukan 90,41 juta tes.

Total tes Corona yang dilaporkan setidaknya tiga kali lebih tinggi dari jumlah di AS, tetapi China memiliki populasi yang jauh lebih besar. Metode pengujian Corona juga berbeda di kedua negara tersebut.

Kata Kementan RI Soal Ancaman Virus Flu Babi G4 dari China

Virus flu babi G4 disebut ilmuwan memiliki potensi untuk jadi pandemi berikutnya. Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menjelaskan bahwa virus ini masih belum dilaporkan di Indonesia.
Dirjen PKH, I Ketut Diarmita, menjelaskan penyakit yang beredar pada babi di Indonesia saat ini adalah demam babi Afrika atau African swine fever (ASF). Ketut mengimbau agar warga tidak keliru menyamakan flu babi dengan ASF.

"Kasus penyakit pada babi yang ada di Indonesia pada saat ini adalah ASF dan bukan Flu Babi," kata Ketut dalam rilis yang diterima detikcom dan ditulis Kamis (2/7/2020).

Dikutip dari situs resmi World Organisation for Animal Health, ASF disebabkan oleh jenis virus dari keluarga Asfarviridae. Virus ini diketahui hanya menyerang babi, tidak bisa menginfeksi manusia.

Sementara itu G4 EA H1N1 merupakan varian dari virus influenza yang menyerang babi. Laporan peneliti di China menyebut virus ini bisa menginfeksi manusia, namun belum ada bukti terjadi penularan antarmanusia.

Ketut mengaku pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan demi mengurangi potensi virus tersebut masuk dan menyebar di Indonesia.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terkait flu babi ini. Pemerintah akan terus memantau dan berupaya agar penyakit ini tidak terjadi di Indonesia," kata Ketut.

"Pengawasan sistematis terhadap virus influenza pada babi adalah kunci sebagai peringatan kemungkinan munculnya pandemi influenza berikutnya. Kita akan siapkan rencana kontingensinya juga," pungkasnya.
https://indomovie28.net/cast/nan-yu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar