Saat ini masih banyak yang memperdebatkan asa usul virus COVID-19. Pada awal-awal pandemi banyak yang menyakini jika virus ini berasal dari dari pasar di Wuhan, China.
Namun muncul lagi beberapa teori yang berbeda yang menunjukkan virus tersebut sudah ada jauh lebih awal dan mungkin berasal dari luar China.
Namun, tampaknya beberapa beberapa ilmuwan percaya bahwa mereka bisa segera mengetahui COVID-19 berasal dari mana. Caranya mereka akan menggunakan platform media sosial Twitter.
Dilansir detikINET dari Ubergizmo, Rabu (27/1/2021) dalam sebuah studi yang diterbitkan di Nature, para peneliti di IMT School for Advanced Studies Lucca menyarankan bahwa mungkin dengan menyisir postingan di Twitter mereka sebenarnya dapat menemukan asal-usul virus COVID-19 atau Corona.
Para peneliti pada dasarnya mencari kata kunci berdasarkan gejala yang dialami pasien saat mereka tertular virus.
Idenya pencarian ini dengan mengidentifikasi lonjakan dalam laporan gejala ini. Hal ini berpotensi digunakan sebagai indikator kapan virus mungkin datang dan sudah berapa lama virus tersebut tiba sebelum didiagnosis secara resmi.
Meskipun bukti ini tidak meyakinkan, terutama karena tweet sebagian besar bersifat anekdot, namun demikian hal ini dapat membantu para peneliti untuk menentukan kapan tepatnya virus pertama kali muncul di berbagai lokasi.
Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk Eropa, Amerika Serikat (AS) dan negara lain dapat mengungkapkan garis waktu yang berbeda.
https://tendabiru21.net/movies/yakuza-apocalypse/
Pemasukan AMD Selama 2020 Tembus Rp 137 Triliun
Performa tinggi yang ditawarkan oleh CPU besutan AMD, baik desktop maupun laptop, ternyata sejalan kinerja keuangan mereka.
Laporan keuangan mereka selama Q4 2020 dan keseluruhan 2020 terlihat sangat memuaskan. Bahkan keuntungan pada Q4 2020 meroket hampir 1000% dibanding Q3 2020. Berikut adalah beberapa poin penting dalam laporan keuangan AMD tersebut.
Pemasukan Q4 2020 USD 3,2 miliar, naik 53% dibanding kuartal sebelumnya sebesar USD 2,1 miliar.
Keuntungan Q4 2020 USD 1,78 miliar, naik 948% dari USD 170 juta pada Q3 2020.
Pemasukan 2020 USD 9,76 miliar, naik 45% dari USD 2,7 miliar pada 2019.
Keuntungan 2020 USD 2,49 miliar, naik 630% dari USD 341 juta pada 2019.
Menurut AMD, ini adalah rekor pemasukan baru bagi mereka, meski sebelumnya mereka mengaku akan mengalami pelemahan permintaan pada H2 2020 karena pandemi COVID-19.
Tentu saja pemasukan ini tak cuma berasal dari produk kelas consumer, seperti CPU Ryzen ataupun GPU Radeon. Namun lebih dari setengah pemasukan Q4 2020 berasal dari segmen Computing and Graphics, yang naik dari 18% secara year over year, terbantu dari melesatnya penjualan lini CPU Ryzen.
AMD sendiri baru-baru ini merilis sejumlah produk baru di ajang CES 2021, seperti Ryzen 5000 untuk laptop, yang kebanyakan berbasis arsitektur Zen 3 7nm. CEO AMD Lisa Su mengklaim ini adalah prosesor PC paling kencang yang pernah dibuat.
Ryzen 5000 mobile terbagi jadi dua kategori, yaitu seri H untuk keperluan gaming dan pembuatan konten, dan seri U untuk laptop ultraportable.
Untuk seri H, semuanya berbasis Zen 3. Sementara di seri U, ada tiga prosesor yang berbasis arsitektur Zen 2. AMD juga membagi kategori Ryzen 5000 mobile ini menjadi Ryzen 3, Ryzen 5, Ryzen 7, dan Ryzen 9.
Berbeda dibanding seri sebelumnya, prosesor AMD seri H kini mempunyai varian baru, yaitu varian dengan kode 'HX' yang menemani varian 'H' dan 'HS'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar