Senin, 25 Januari 2021

Varian Baru Corona Inggris Disebut 30 Persen Lebih Mematikan, Ini Alasannya

 - Varian baru Corona Inggris yang terbukti lebih menular, kini diklaim lebih mematikan daripada mutasi Corona lain yang ditemukan. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Inggris dan para ilmuwan setempat.

"Varian virus Corona Inggris yang baru mungkin 30 persen lebih mematikan," sebut Boris Johnson, pada Jumat (22/1/2021), dikutip dari The Guardian.


Para peneliti di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag) menyimpulkan varian baru Corona ini bisa meningkatkan angka kematian hingga 30-40 persen.


Hal ini berdasarkan temuan mereka terkait data pasien COVID-19 yang kemudian meninggal di Inggris. Disimpulkan, bahwa ada peningkatan 1,3 kali lipat dalam risiko kematian.


Kepala penasihat ilmiah pemerintah Inggris, Patrick Vallance, menjelaskan skala perbedaan yang terpapar COVID-19 antara varian baru dan varian aslinya.


"Setiap 1.000 orang berusia 60 tahun yang terinfeksi dengan varian baru Corona, mungkin 13 atau 14 orang diperkirakan akan meninggal, dibandingkan dengan 10 dari 1.000 untuk varian yang asli," sebutnya.


Ia juga menjelaskan, varian baru Corona ini memiliki risiko penularan lebih tinggi hingga 70 persen. Menurutnya, semua usia bisa terinfeksi varian baru Corona ini.


"Tidak ada usia preferensial, itu dapat menyerang siapa saja pada usia berapa pun, seperti varian aslinya, virus aslinya," kata Vallance.


Varian baru Corona Inggris yaitu B117 semakin umum ditemukan. Setidaknya sudah ada 60 negara yang mengidentifikasi varian tersebut, berdasarkan laporan WHO.


Para ilmuwan kini mendesak pembatasan di Inggris diperketat. Begitu juga dengan para pemimpin di Uni Eropa, mendorong pertimbangan memperketat pembatasan, demi melawan varian baru Corona Inggris.


"Saat ini, tingkat penularannya sangat tinggi, dan saya pikir kita harus realistis tentang itu," kata Boris Johnson.


"Saya pikir kita harus hidup dengan virus Corona dengan satu atau cara lain dalam waktu yang lama," lanjutnya.

https://indomovie28.net/movies/the-promise/


CT Value Tinggi Berarti Bebas COVID-19? Belum Tentu, Ini Kata Pakar


Belakangan ini, istilah CT Value kerap ramai dibicarakan, terlebih bagi pasien maupun penyintas COVID-19. Menurut pakar biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo, biasanya rentang CT Value 25 ke bawah, memiliki viral load atau jumlah virus yang banyak.

"Jadi kalau pasien itu punya CT Value di bawah 25, katakan 11 atau 20, 17, 22, itu kita bisa estimasi kayaknya kamu punya banyak virus di tubuh kamu," jelas Ahmad saat dihubungi detikcom.


"Tapi kalau CT Value sudah di atas 35, oh berarti itu sudah dikit banget atau jangan-jangan virusnya sudah mati nih tinggal bangkainya saja. Bagaimana dengan 27? Iya 27 itu borderline lah," lanjutnya.


Namun, Ahmad menyebut, bukan berarti CT Value tinggi bebas dari COVID-19. Perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter karena masih ada kemungkinan terpapar COVID-19 terlebih saat punya riwayat kontak erat.


"Kalau ternyata dia kontak erat misal kontak eratnya hari Senin, terus hari Kamis dia periksa PCR 35, saya mesti khawatir, ini jangan-jangan masih bisa turun nih kalau saya pantau terus," kata Ahmad.


"Karena misalnya dia pernah kontak erat, CT Value di angka 29, bisa jadi angka 29 itu masih bisa turun, karena kan virus pasti menanjak angkanya," sebutnya.


Ahmad mewanti-wanti untuk tidak menyimpulkan sendiri hasil CT Value. Kesimpulan dari angka tersebut harus diberikan dokter atau ahlinya termasuk pertimbangan klinis lain seperti gejala, riwayat kontak dengan pasien COVID-19, hingga kondisi paru.


"Tapi interpretasi keseluruhan itu harus dokter, yang menyimpulkan. Nanti kan dites gejala ada apa nggak, dicek riwayatnya, dia kapan dites, kenapa dites, oh misalnya pernah kontak erat, kontak eratnya kapan, nanti kesimpulannya itu lebih menyeluruh," tegas Ahmad.

https://indomovie28.net/movies/ketika-cinta-bertasbih/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar