Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengusulkan agar vaksinasi COVID-19 bisa dilaksanakan secara door to door kepada masyarakat. Plt Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Rein Rondonuwu menilai rencana tersebut dinilai terlalu beresiko.
Menurutnya, rencana itu bisa saja dilakukan dengan target tersegmen yang berada di lokasi tertentu. Namun, bila dilakukan secara door to door memiliki risiko bagi tenaga kesehatan dan penerima vaksin. Belum juga dinilai akan memakan biaya yang sangat besar.
"Mobile itu bagus tapi itu semua ada resiko, kalau mobile ke sasaran seperti pedagang pasar, kita bisa lakukan dengan perlengkapan. Ada ambulas, ada kit, karena takutnya ada reaksi alergi. Kalau door to door kita khawatir, karena selesai divaksinasi itu harus diobservasi oleh petugas kesehatan," ujar Rein di Poltekkes Kemenkes, Kota Bandung, Sabtu (30/1/2021).
"Kalau mobile segmennya pedagang pasar, itu bisa tapi dilengkapi dengan peralatan dan ada petugas yang mengawasi sampai 30 minimal. Saya kira itu usulan bagus, tapi mungkin biayanya besar. Vaksin sendiri-sendiri itu lebih banyak sumber daya yang dibutuhkan, kalau ke depannya ke publik seperti pedagang pasar, guru ke depan saat sekolah dibuka, itu boleh," kata Rein.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan jika vaksinasi COVID-19 dilakukan door to door seperti halnya imunisasi zaman dulu. Nantinya, mobil yang dilengkapi dengan peralatan vaksinasi akan dioperasikan oleh vaksinator dan dokter menuju tempat warga.
"Kita akan mengajukan sebuah situasi ke Kemenkes, karena Jabar ini pelosoknya masih banyak, puskesmasnya belum memadai. Jumlah puskesmas ada 1.000, jumlah desa ada 5.000-an. Jadi lima desa mengeroyok satu puskesmas tentu tidak akan maksimal," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (25/1/2021).
"Jabar akan berinovasi vaksinasi mendatangi rumah masyarakat melalui mobil yang disulap menjadi mobil vaksin. Nah, prosedur itu tentu dilengkapi dengan vaksinator, dokter," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.
Kang Emil memastikan, vaksinasi dengan sistem 'jemput bola' ini akan tetap dilakukan dengan mengikuti prosedur yang ada. Bedanya pendaftar atau calon penerima vaksin tak perlu mendaftar di gedung-gedung.
"Yang ada di lapangan, daftar, disuntik, menunggu 30 menit. Mudah-mudahan inovasi untuk daerah pelosok bisa disetujui sehingga tingkat kecepatan keberhasilan vaksinasi di Jabar bisa luar biasa," katanya.
https://cinemamovie28.com/movies/awaken/
Xiaomi Pamerkan Teknologi Wireless Charging dari Jarak Jauh
Xiaomi mengenalkan teknologi wireless charging baru bernama Mi Air Charge. Teknologi ini memungkinkan pengguna mengisi ulang baterai ponsel secara wireless dari jarak jauh, tanpa harus menempelkannya di charging pad.
Xiaomi mengklaim teknologi ini bisa mengisi ulang baterai beberapa ponsel sekaligus saat sedang digunakan untuk main game, saat berjalan di ruangan, atau bahkan saat ada sesuatu yang menghalangi.
Ukuran chargernya sendiri cukup besar, kurang lebih mirip seperti pembersih udara dan dari demonstrasi Xiaomi tingginya hampir menyamai sofa. Charger ini bisa mengisi ulang baterai ponsel dengan kapasitas 5W dari radius hingga beberapa meter.
Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan lima antena untuk mendeteksi lokasi ponsel dan 144 antena yang mengirimkan gelombang milimeter-wide langsung ke ponsel untuk mengisi daya, seperti dikutip dari GSM Arena, Jumat (29/1/2020).
Ponsel yang mendukung teknologi ini juga dilengkapi dengan 14 antena yang bisa menerima sinyal gelombang milimeter tadi. Sinyal ini kemudian diubah menjadi energi listrik menggunakan rectifier circuit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar