Kebijakan privasi baru yang diumumkan WhatsApp menimbulkan kegaduhan. Berbagai pihak mengkritiknya, bahkan pemerintah India meminta WhatsApp mencabut kebijakan baru yang kontroversial tersebut.
Dalam surat yang ditujukan kepada CEO WhatsApp Will Cathcart, Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India mengatakan bahwa perubahan sepihak ini tidak adil dan tidak dapat diterima.
Ini terjadi sehari setelah perwakilan hukum WhatsApp muncul di Pengadilan Tinggi Delhi, untuk membela petisi yang mengklaim bahwa kebijakan privasi baru memungkinkan pengintaian pengguna tanpa batasan apa pun.
Dikutip dari The Next Web, awal bulan ini WhatsApp memberi tahu pengguna tentang perubahan kebijakannya melalui pesan pop-up di aplikasi mereka. Perubahan ini diklaim memungkinkan WhatsApp berintegrasi lebih baik dengan layanan keluarga Facebook lainnya dan membuka jalan bagi bisnis untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka.
Nyatanya, banyak pengguna marah mengetahui bahwa salah satu poin kebijakan baru tersebut termasuk pengumpulan data yang diserahkan ke Facebook. Untuk diketahui, Facebook sendiri memiliki catatan kelam dalam menangani data pengguna.
Alhasil, banyak pengguna mulai bermigrasi ke aplikasi lain seperti Telegram dan Signal. Untuk meredakan kemarahan para penggunanya, WhatsApp mengatakan telah menunda perubahan kebijakan privasinya selama tiga bulan.
Keputusan sulit harus diambil oleh WhatsApp. Layanan chat milik Facebook ini bertujuan untuk mendapatkan uang melalui kemitraan komersialnya di WhatsApp Business. Namun, jika harus mengubah kebijakan, mungkin harus mengubah cara berinteraksi dengan pelanggan komersial.
Teguran dari pemerintah India mungkin cukup mendesak bagi WhatsApp mengingat negara ini adalah pasar terbesar WhatsApp. Namun jangan lupa, WhatsApp juga pernah dengan tegas menolak permintaan dari pemerintah India untuk membobol enkripsi dengan alasan mengutamakan privasi. Sekarang, setelah WhatsApp justru tersandung masalah privasi, menarik untuk menantikan apakah WhatsApp juga akan menolak permintaan India.
https://nonton08.com/movies/the-band/
3 Jurus WhatsApp Bendung Eksodus ke Signal dan Telegram
Aturan privasi baru WhatsApp berdampak luas, di mana pengguna yang cemas banyak yang eksodus ke Signal dan Telegram. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya jutaan dan masih berlanjut. Tak heran jika WhatsApp kemudian bertindak agar tak semakin besar user yang pindah.
Apa saja jurus yang telah dilakukan oleh perusahaan yang bernaung di bawah Facebook itu? Simak berikut ini:
1. Petinggi WhatsApp Turun Gunung
WhatsApp mungkin kurang mengantisipasi bahwa kebijakan privasi barunya menuai kontroversi dan membuat pesaing seperti Signal dan Telegram bertambah populer. Sampai-sampai bos WhatsApp sampai Instagram yang berada di bawah Facebook turun gunung memberi penjelasan.
WhatsApp menjelaskan bahwa perubahan aturan privasi tidak berdampak pada privasi chat user yang tetap hanya dapat dibaca oleh pengirim dan penerima pesan. Head of Instagram, Adam Mosseri, menyatakan ada banyak informasi tidak benar soal kebijakan baru WhatsApp.
"Ada banyak misinformasi tentang terms of service WhatsApp saat ini. Update kebijakan itu tak berdampak pada privasi pesan kalian dengan teman atau keluarga dalam cara apapun. Perubahan ini berkaitan dengan pesan pada bisnis di WhatsApp yang juga opsional," tulis Adam di Twitter
Chief WhatsApp, Will Catchcart juga menjelaskan panjang lebar di Twitter. Pesannya kurang lebih sama, percakapan di WhatsApp diklaim aman seperti sebelumnya. "Kami bangga dengan layanan yang kami tawarkan dan kami akan terus mengembangkan teknologi untuk menyediakan komunikasi yang aman dan privat kepada sebanyak mungkin orang," tulis Will.
"Itu kenapa kami sangat berkomitmen pada enkripsi end to end dan mengapa kami terus meningkatkan privasi di WhatsApp, misalnya dengan peluncuran pesan yang dapat hilang otomatis di bulan November. Inovasi kami dalam soal privasi akan berlanjut," imbuh dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar