Jumat, 03 Juli 2020

Zuckerberg Sesumbar Boikot Iklan di Facebook Segera Berakhir

Sepekan setelah melakukan investigasi terkait banyaknya laporan pelecehan seksual dan perilaku toxic lainnya yang terjadi di kalangan karyawannya, CEO Ubisoft mengatakan akan merombak kultur kerja di perusahaannya.
Dalam surat terbuka yang diposting di website Ubisoft dan email kepada seluruh karyawan, sang CEO Yves Guillemot mengatakan perilaku yang ramai dilaporkan belakangan ini merupakan perbuatan yang tidak bisa dan tidak akan ditoleransi.

Sikap yang ditunjukkan Guillemot sangat kontras dengan pengakuan sejumlah karyawan dan pernyataan yang diposting secara internal yang mengeluhkan laporan mereka terkait pelecehan seksual dan lingkungan kerja yang toxic kepada HRD diabaikan.

Dikutip dari Engadget, di luar investigasi yang sedang berlangsung, Ubisoft juga membuat platform online peringatan rahasia yang memungkinkan karyawannya lebih nyaman melaporkan pelecehan atau perilaku tidak pantas lainnya.

Guillemot juga mengatakan akan memberi peringatan keras pada Editorial Group yang mengawasi keputusan kreatif. Divisi ini dilaporkan memiliki daftar eksklusif yang hanya terdiri dari pria kulit putih.

"Ubisoft juga menambahkan tugas Head of Diversity and Inclusion agar melapor langsung kepada CEO dan Projects Director Lidwine Sauer telah ditugaskan kembali sebagai Head of Workplace Culture di mana dia akan memeriksa semua aspek budaya perusahaan kami," kata Guillemot.

Perubahan lainnya termasuk peninjauan lebih lanjut atas kebijakan Ubisoft terkait kultur perusahaan, serangkaian sesi mendengarkan dan survei global untuk membantu mengidentifikasi bidang-bidang lain yang perlu ditangani.

Zuckerberg Sesumbar Boikot Iklan di Facebook Segera Berakhir

 Mark Zuckerberg tidak menghiraukan ancaman boikot yang datang dari perusahaan besar yang memasang iklan di Facebook. Ia bahkan percaya bahwa para pengiklan akan segera kembali ke Facebook dan boikot akan segera berakhir.
Dikutip detikINET dari The Guardian, Jumat (3/7/2020) sang pendiri dan CEO Facebook mengatakan boikot dari perusahaan besar ini hanya masalah PR dan bukan ancaman yang serius. Ia bahkan kukuh tidak ingin mengubah kebijakan Facebook soal ujaran kebencian cuma karena ancaman ini.

"Kami tidak akan mengubah kebijakan atau pendekatan kami tentang apapun karena ancaman terhadap sebagian kecil pendapatan kami, atau berapa persen dari pendapatan kami," kata Zuckerberg dalam rapat terbatas yang dilaporkan The Information.

Respons ini datang setelah lebih dari 500 perusahaan, termasuk Unilever, Starbucks dan Ford, bergabung dalam kampanye Stop Hate for Profit. Kampanye ini meminta perusahaan besar untuk berhenti beriklan di Facebook sampai mereka mengubah kebijakan soal ujaran kebencian dan rasisme di platform-nya.

Untuk menyelesaikan boikot ini, beberapa eksekutif Facebook telah berdiskusi dengan perusahaan pengiklan. Sementara Zuckerberg berencana untuk berbicara dengan penyelenggara kampanye boikot.

Dalam transkrip rapat ini, Zuckerberg juga yakin bahwa para pengiklan akan segera kembali ke platform miliknya dalam waktu dekat. Kepada pegawainya, Zuckerberg juga mengatakan bahwa boikot ini hanya masalah reputasi dan mitra, dan bukan masalah ekonomi.

Juru bicara Facebook kemudian mengkonfirmasi keabsahan transkrip ini. Mereka mengatakan perusahaan media sosial ini menghormati feedback dari mitranya dan menanggapi ujaran kebencian di platform-nya dengan serius.

"Kami membuat kemajuan yang nyata dalam mencegah ujaran kebencian di platform kami, dan kami tidak mendapat keuntungan dari konten seperti ini," kata juru bicara Facebook.

"Tapi seperti yang kita bilang sebelumnya, kami mengubah kebijakan berdasarkan prinsip, bukan tekanan terhadap pendapatan," sambungnya.
https://nonton08.com/miss-fisher-and-the-crypt-of-tears/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar