Jumat, 28 Februari 2020

Danau Mati yang Terbentuk dari Hantaman Meteorit

Di Tajikistan terdapat danau mati dengan kandungan garam yang sangat tinggi. Danau ini terbentuk karena hantaman meteorit jutaan tahun lalu.

Dilansir detikTravel dari BBC Travel, Kamis (14/2/2018) danau di Tajikistan ini bernama Danau Karakul. Danau ini berada di ketinggian 4.000 meter dari permukaan dan berada di tengah-tengah Pegunungan Pamir di Tajikistan.

Danau Karakul memiliki luas 380 Km persegi dengan kedalaman mencapai 230 meter. Perairan ini terbentuk karena hantaman sebuah meteroit yang menghantam bumi 25 juta tahun lalu.

Kesan tanpa kehidupan pun menghiasi Danau karakul. Kandungan garam yang sangat tinggi, menyebabkan tak ada satupun mahluk hidup yang mampu bertahan di danau ini. Walau begitu, kawasan di sekitar danau sangatlah indah.

Danau Karakul dikelilingi oleh pegunungan bersalju dan dataran tinggi berupa gurun pasir. Warna air danau yang selalu berubah, membuat danau ini juga menjadi cantik dan menjadi buruan para petualang.

Ini benar-benar berubah warna lho. Sebenarnya sepanjang hari, danau ini berubah warna dari warna pirus dan zambrud menjadi biru kobalt hitam. Fenomena menarik kan? Dan juga karena kandungan garamnya yang tinggi, tidak ada satupun kapal yang mampu berlayar di danau ini. ujung-ujungnya kapal akan tenggelam.

Dulunya kawasan danau digunakan untuk camp tahanan perang Jerman saat Perang Dunia II. Kemudian berubah menjadi kawasan pengembala pagi para perantau Kirgistan untuk menggembala domba dan kambing yang tumbuh pada saat musim panas.

Tidak banyak pemukiman di kawasan danau. Ibaratnya danau mati ini juga dikelilingi kota tak berpenghuni. Hanya ada segelintir masyarakat yang bertahan karena mengelola akomodasi untuk wisatawan yang datang ke kawasan danau.

Pada saat musim panas, cuaca di sini sangat panas. Curah hujan di sini juga sangat rendah, kurang dari 30 mm per tahun. Hanya sedikit penduduk yang mau keluar karena panas yang terik.

Walaupun begitu, danau ini tetaplah populer dan selalu ramai dikunjungi turis dari berbagai negara. Mereka yang penasaran pun mencoba berlayar di danau, walau ujungnya sia-sia saja. Namun kebanyakan mereka juga hunting foto dan menikmati keajaiban alam ini.

Perlu traveler ketahui, dulunya tempat ini adalah persimpangan terpenting di Asia Tengah. Karena salah satu rute Jalan Sutra Kuno melewati pemukiman pegunungan terpencil ini. Terdapat masjid tua dan rumah-rumah bata yang bertahan memberikan perlindungan bagi mahluk hidup di sini.

Walau kehidupan di sini terbilang sulit dan susah dijangkau, pesona Danau Karukul tidak pernah pudar, bahkan semakin meningkat. Semenjak masuk ke dalam Taman Nasional Tajik, danau ini semakin ramai dikunjungi para petualang.

Kamu kapan ke sini? 

Gaet Turis, Kota Matsuyama di Jepang Lakukan Hal Ini

Jepang punya destinasi anti mainstream bernama Kota Matsuyama. Kota ini mulai gaet turis Asia dengan lakukan beberapa cara.

Mungkin nama Tokyo dan Osaka sudah begitu mantap di telinga wisatawan Indonesia sebagai tempat wisata favorit di Jepang. Padahal, Jepang sangat luas dan punya kota-kota lain yang juga tak kalah menarik. Sebut saja Kota Matsuyama di Provinsi atau Prefektur Ehime.

detikTravel bersama Japan Airlines (JAL) mencoba untuk mengulik kota satu ini, Kamis (14/2/2019). Kota pesisir ini punya irama yang lebih tenang lebih santai.

"Yang banyak ke sini Taiwan, Hong Kong, China, Korea Selatan dan Amerika serikat. Kalau Amerika Serikat masuknya dari tokyo karena tidak ada yang langsung," ujar Yuzo Yoshino, International Affairs Division Economic and Labor Department Ehime Prefectural Goverment.

Mengembangkan sayap ke pasar Asia, khususnya Indonesia, Prefektur Ehime sudah memikirkan tentang Muslim traveler.

"Kita belum punya chinatown yang kulinernya dekat dengan lidah Indonesia atau persiapan wisata halal, tapi kita sudah berpikir ke arah sana untuk masa depan," jelas Yoshino.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar