Sabtu, 22 Februari 2020

Saksi Bisu Serangan Bom Nuklir Perang Dunia II di Jepang

Nama Hiroshima begitu lekat dengan serangan bom atom saat perang dunia ke II. Di sini berdiri sisa bangunan hancur yang jadi saksi bisu kekejaman saat itu.

Hiroshima Peace Memorial atau Genbaku Dome adalah monumen penting bagi masyarakat Jepang. Di tempat inilah, bom atom pertama dijatuhkan di Jepang.

Tiba di Kota Hiroshima, detikTravel bersama Japan Airlines (JAL) dan Japan National Tourism Organization (JNTO) menjelajahi sudut-sudut Genbaku Dome. Genbaku Dome merupakan titik pertama yang akan traveler temui untuk memulai napak tilas tentang serangan bom nuklir di Jepang.

Melihat kembali catatan sejarah, bangunan ini dulunya merupakan Hiroshima Prefekture Industrial Promotion Hall. Bangunan ini didesain oileh arsitektur Ceko, Jan Letzel pada tahun 1915.

Saat itu bangunan ini digunakan untuk pelayanan konsulat, dan pameran produk-produk dari provinsi ini sendiri. Kadang juga gedung ini digunakan untuk pameran kesenian dan kegiatan budaya.

Hari bersejarah itu pun datang. Tak ada yang berbeda di tanggal 6 Agustus 1945. Tepat pada pukul 08.15 waktu setempat, sebuah bom atom dengan nomor B29 meluncur tepat di atas Hiroshima Prefekture Industrial Promotion Hall.

Berada 600 meter di atas bangunan, bom nuklir tersebut meledak. Seketika, Hiroshima Prefekture Industrial Promotion Hall beserta orang-orang di dalamnya luluh lantak karena serangan tersebut.

Sepersekian detik, Kota Hiroshima sunyi. Masyarakat yang berada dalam radius 5 km ditemukan lemas tak bernyawa. Lebih dari 100.000 jiwa lenyap dalam serangan tersebut.

"Masyarakat yang berada dekat dengan bangunan ini langsung mati karena ledakan. Tapi yang berada cukup jauh pun tak lebih baik," ujar Fumio Ito, pemandu wisata Jepang.

Orang-orang yang berada cukup jauh dari Hiroshima Prefekture Industrial Promotion Hall juga merasakan akibat dari bom ini. Bom nuklir ini memberikan efek panas yang luar biasa di seluruh Kota Hiroshima.

"Banyak dari mereka yang merasakan efek panas nuklir," kata Ito.

Sambil berteriak minta tolong, masyarakat mulai berlarian ke arah sungai. Mereka berharap dinginnya sungai di musim gugur bisa menghilangkan efek panas nuklir yang telah meledak pagi tadi.

Tapi hal tersebut tidak memberikan efek apa-apa. Kebanyakan dari mereka tewas di dalam sungai saat sedang mencoba untuk mendinginkan badan.

Walau telah hancur bagian atasnya, bangunan ini masih tegap di beberapa sisi. Sejak kejadian bersejarah tersebut, bangunan ini diberi nama A-bomb Dome.

Bertahun-tahun setelah serangan bom, ada kontroversi tentang A-bomb dome. Ada sebagian masyarakat yang ingin bangunan ini tetap ada, ada pula yang berharap A-bomb dome dimusnahkan saja, karena memori yang menyakitkan ada di dalamnya.

Pada tahun 1967, Pemerintah Daerah Hiroshima, menggelar resolusi dan kampanye untuk keberlangsungan A-bomb dome. Bangunan ini berhasil menarik donasi dari seluruh Jepang dan luar negeri untuk dijadikan monuman perdamaian.

Situs Warisan dunia UNESCO pun menetapkan A-bomb dome sebagai saksi sejarah bom atom pertama dunia pada tahun 1996. Bangunan ini pun resmi menjadi Hiroshima Peace Memorial.

Di beberapa sudut di sekeliling A-bomd dome, dapat ditemukan nisan peringatan untuk warga yang tewas dalam serangan tersebut. Bunga di kanan kiri nisan menjadi tanda duka mendalam yang tak tergantikan.

Sekeliling A-bomb dome diberi pagar pembatas. Peringatan untuk tidak masuk dan adanya alarm untuk penjagaan disertakan dibeberapa tempat.

Untuk melindungi sisa bangunan ini, pemerintah Jepang membangun area netral bernama buffer zone. Buffer zone berada di sekitar area Peace Memorial Park.

Peace Memorial Park sendiri memiliki luas 120.000 meter persegi dan terbagi dalam beberapa bagian. Setelah berkeliling di A-bomb dome, wisatawan bisa berjalan menyurusi Sungai Ota.

Berada di seberang Sungai Ota, ada Monumen Perdamaian Anak. Taman ini diberi simbol seorang anak yang mengangkat origami berbentuk burung bangau. Anak tersebut tak lain adalah gambaran Sasaki Sadako yang menjadi korban radiasi bom nuklir.

Sejak setelah peristiwa bom tersebut, Sadako terus berjuang hidup dengan melawan leukimia. Selama masa penyembuhan, Sadako membuat 1000 origami berbentuk bangau dengan harapan sembuh dari leukimia.

Cerita 1000 origami bangau memang jadi legenda di Jepang. Bangau menjadi makhluk yang disucikan di Jepang. Siapa pun yang dapat membuat 1000 origami burung bangau maka bisa memiliki 1 permintaan yang akan dikabulkan. Oleh sebab itu, taman ini pun dipenuhi dengan etalase yang berisikan burung bangau.

Di kelilingi dengan pohon-pohon hijau, wisatawan diajak untuk menikmati Kota Hiroshima selagi meneguk kepedihan serangan bom atom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar