Dari 4 destinasi super prioritas yang ditetapkan oleh Pemerintah, nama Labuan Bajo ikut di dalamnya. Nomadic Tourism pun dipilih untuk pengembangan pariwisata di sana.
Hal itu pun diungkapkan oleh Menpar Arief Yahya di sela-sela acara Wonderful Startup Academy yang bertempat di atas kapal phinisi Sea Safari Cruises, Labuan Bajo, Senin (25/3/2019). Didampingi oleh Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula, Arief mengatakan kalau dibutuhkan metode khusus yang cepat dan pas untuk membangun pariwisata Labuan Bajo.
"Amenitas, akonodasi pasti lama. Oleh karenanya saya mengambil solusi sementara, namanya nomadic tourism. Poin saya nomadic tourism untuk gerak cepat, supaya masuknya bisa segera dilihat," pungkas Arief.
Berkaca dari Bali yang sudah lebih dulu maju pariwisatanya, Labuan Bajo butuh pendekatan yang sesuai dengan karakteristiknya yang berpulau-pulau. Camping di pulau hingga life on board di atas kapal, jadi beberapa opsi terbaik untuk menarik wisatawan.
"Tadi ke Pulau Saloka (pulau di Labuan Bajo - red), akan dibangun camp dan lain-lain. Akan dibangun 10 homestay, semua selesai di 2019," pungkas Arief.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir salah satu pengelola homestay di Pulau Wingko bernama pak Condo. Telah menggeluti Nomadic Tourism sejak tahun 1995, Condo mengaku sangat mendukung kebijakan Arief Yahya.
"Saya memulai dengan apa yang pak Menteri lakukan dengan homestay. Di tempat saya ada camping, kayaking. Tempat saya di Wingkol," ujar Condo.
Saat ini, Condo tengah membangun sejumlah homestay ramah lingkungan bergaya Manggarai Barat. Kebijakan Nomadic Tourism Arief pun sejalan dengan bentuk usahanya.
Mendukung Arief, Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah S Thalib juga punya harapan yang sama untuk Labuan Bajo. Malah, ia ingin agar Labuan Bajo jadi Hub bagi seluruh NTT.
"Meliputi 8 kabupaten di Flores, Labuan Bajo harus jadi main hub untuk pengembangan pariwisata di NTT," ujar Hiramsyah.
Sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan di NTT, pembangunan Labuan Bajo memang tengah diseriusi. Kabar terakhir, sedang ada proses tender untuk mengubah status Bandara Komodo jadi bandara internasional. Pembangunan dermaga dan lainnya juga tengah direncanakan.
MRT Jakarta Bikin Bangga
MRT Jakarta baru saja diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Minggu (24/3), kemarin. Hari ini, masih antusias para penumpangnya dengan rasa bangga.
Seperti terpantau di stasiun Lebak Bulus siang ini, Senin (25/3/2019) para penumpang yang didominasi oleh orang tua dan anak-anak mencoba MRT Jakata tahap 1 rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Di pintu masuk, masih banyak orang yang bingung untuk mencoba registrasi agar mendapatkan tiket gratis.
Di stasiun Lebak Bulus, para penumpang masih bingung cara memperoleh tiket, khususnya lansia. Beberapa orang sibuk mengabadikan foto di luar dan dalam MRT.
Sedangkan di Stasiun Bundaran HI juga masih ramai penumpang yang penasaran. Apalagi, para penumpang yang berintregasi dengan layanan bus Transjakarta.
Irma (20) misalnya, ia mengaku baru pertama kali mencoba MRT Jakarta. Menurutnya, fasilitas yang diberikan sudah cukup memadai dan modern.
"Baru pertama kali. fasilitasnya bagus, mencakup fasilitasnya berkembang seperti di negara-negara lain. Nyaman juga, dari luar sudah kelihatan bagus," katanya.
Meski beberapa waktu lalu terdapat kejadian kurang mengenakkan yang terjadi di MRT Jakarta, seperti orang-orang yang makan di area stasiun atau bertindak tidak sepantasnya, Irma mengatakan bahwa seharusnya personil lebih banyak digerakkan.
"Harusnya ada security lebih banyak, personilnya. Supaya fasilitas yang sudah diberikan pemerintah ini dijaga dan dipantau gitu. Pokoknya adaptasinya dari luar negeri lah, kan mereka sudah beperngalaman juga," ujarnya.
Irma juga mengatakan, bahwa ia berharap MRT Jakarta dapat membantu warga untuk menggunakan transportasi umum agar lebih efektif.
"Jadi semua warga DKI Jakarta harus menggunakan moda transportasi yang sudah berkembang, sudah diakui secara internasional. Kan lebih mudah membantu juga, lebih efektif dan membantu pekerjaan,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar