Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan untuk bertransaksi di Indonesia. Mata uang Garuda ini memiliki perjalanan panjang, mulai dari pemotongan nilai, hingga merasakan nilai tukar yang paling lemah sepanjang sejarah di Indonesia.
Berikut lima fakta rupiah:
Uang Rupiah Digunting
Hah uang digunting? Iya digunting. Pada awal 1950, Menteri Keuangan Indonesia Syafruddin Prawiranegara melakukan pemotongan nilai uang atau sanering. Caranya dengan menggunting uang kertas menjadi dua bagian, peristiwa ini dinamakan 'Gunting' Syafruddin.
Uang kertas bagian kiri tetap merupakan alat pembayaran yang sah dengan nilai separuh dari nilai nominal yang tertera, sedangkan guntingan uang kertas bagian kanan ditukarkan dengan obligasi pemerintah yang dapat dicairkan beberapa tahun kemudian.
3 Alasan Ridwan Kamil Minta Warganya Jangan Ngantor di Jakarta
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warganya jangan bekerja dan beraktivitas di Jakarta. Ada alasan khusus Pria yang akrab disapa Kang Emil mengambil kebijakan tersebut. Apa saja?
1. Jakarta Wilayah Rentan Penyebaran Corona
Emil mengklaim jika tinggal di desa seperti di Jawa Barat akan jauh dari penyakit. Ajakan ini juga sudah dikampanyekan olehnya
"Kita lagi kampanye udahlah jangan ngantor di Jakarta lagi, ngantornya di Jawa Barat saja jauh dari penyakit, lahannya indah bisa produktif," katanya dalam acara MarkPlus Government Roundtable melalui virtual, Kamis (25/6/2020).
2. Orang Bisa Bekerja dari Mana Saja Berkat Teknologi
Ridwan Kamil mengajak para milenial agar tidak takut tinggal di desa karena saat ini bisa tetap mendapatkan penghasilan seperti di kota. Sebab semuanya sudah terhubung dengan digital terlebih di Jawa Barat memiliki kekayaan teknologi, alam, pariwisata dan agriculture.
"Kita punya kampanye ke milenial agar semuanya jangan ke kota, sekarang tinggal di desa. Rezekinya rezeki kota, bisnisnya mendunia. Itu slogan baru karena desanya sudah desa digital jadi tinggal di desa menjauhi penyakit, kemudian rezeki kota karena bisa online dan mendunia karena bisa terkoneksi," ucapnya.
Ia membeberkan kekayaan di Jawa Barat yang tidak kalah dengan pusat kota. Dia bilang semua industri hi-tech berkumpul di Jawa Barat.
"Di COVID-19 ini mengajarkan kita tetap produktif tapi menjauhi kerumunan dan keterpusatan yang selama ini keterpusatan ini jadi rezim ekonomi kita karena memusatkan ekonomi terlalu besar di satu titik dan pada saat diinterupsi kerasa bahwa itu konsep yang keliru," ujar Ridwan Kamil.
3. Penambahan Kasus Corona di Jabar Rendah
Ridwan Kamil menjabarkan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang kasus peningkatan Corona-nya paling rendah. Pasien yang sembuh juga semakin banyak terlihat dari ruang isolasi yang hanya terisi 27%.
"Laporan WHO dari 100% tes PCR yang terpapar positif, Jawa Barat paling rendah 6,6%. Ini sudah teruji beberapa minggu. Di provinsi lain dari 100% testing itu cukup tinggi tingkat keterpaparannya jadi secara risiko kita lebih rendah," imbuhnya.
Berdasarkan catatan detikcom, pada data Rabu (24/6/2020), ada sebanyak 1.113 kasus baru positif sehingga total ada 49.009 kasus. Kasus baru terbanyak diisi oleh Jawa Timur 183 kasus, DKI Jakarta 157 kasus, Jawa Tengah 76 kasus dan Sumatera Utara 55 kasus. Sedangkan Jawa Barat 41 kasus.
Berikut 10 provinsi dengan kasus Corona terbanyak
1. DKI Jakarta (9.971)
2. Jawa Timur (9.542)
3. Sulawesi Selatan (3.797)
4. Jawa Barat (2.848)
5. Jawa Tengah (2.668)
6. Aceh (49)
7. Sulawesi Barat (104)
8. Nusa Tenggara Barat (111)
9. Jambi (112)
10. Bengkulu (116)https://nonton08.com/cast/andrea-yu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar