Menteri ESDM periode 2016-2019 Ignasius Jonan bakal diusulkan menjadi komisaris independen di perusahaan konsumer multinasional PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Hal tersebut disampaikan dalam undangan konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Unilever Indonesia, yang akan diselenggarakan bulan depan.
Salah satu agenda yang akan dilaksanakan adalah mengangkat Jonan menjadi salah satu komisaris perusahaan.
Direktur Governance & Corporate Affairs sekaligus Sekretaris Perusahaan Unilever Sancoyo Antarikso membenarkan hal tersebut.
"Bapak Ignasius Jonan akan diusulkan untuk diangkat sebagai komisaris independen dalam RUPST tanggal 24 Juli mendatang. Detail agenda rapat bisa dilihat di website kami unilever.co.id," kata Sancoyo kepada detikcom, Kamis (25/6/2020).
Adapun Unilever Indonesia akan melaksanakan RUPST pada Jumat (24/7/2020) yang berlokasi di Grha Unilever, BSD City, Tangerang.
Terdapat empat agenda yang akan dilaksanakan dalam rapat tersebut, antara lain pengesahan laporan keuangan dan persetujuan laporan tahunan perusahaan untuk tahun buku 2019.
Kemudian, dalam rapat ini perusahaan akan menetapkan penggunaan laba bersih perusahaan untuk tahun buku 31 Desember 2019. Rapat ini juga akan meminta persetujuan penunjukan kantor akuntan publik (KAP) untuk mengaudit laporan keuangan untuk tahun 2020.
Terakhir adalah pengangkatan anggota direksi dan komisaris perusahaan bersamaan dengan penetapan remunerasi tahun ini.
Ilmuwan Ungkap Skenario Terburuk Virus Corona
Sebuah riset di University of Minnesota mengungkap 3 skenario pandemi virus Corona COVID-19, salah satunya disebut skenario terburuk. Riset ini mengingatkan, pandemi belum akan berakhir dalam 18-24 bulan ke depan.
Prediksi ini menyusul peringatan organisasi kesehatan dunia WHO bahwa jumlah kasus COVID-19 secara global akan mencapai 10 juta pekan depan. Tren penambahan kasus belakangan ini dikatakan bergerak secara eksponensial.
"Pada bulan pertama wabah, kurang dari 10 ribu kasus dilaporkan ke WHO. Sebulan terakhir, hampir 4 juta kasus dilaporkan," kata Tedros Adganom Ghebreyesus, Sekjen WHO, dikutip dari News.com.au.
Dalam sebuah riset terbaru, ilmuwan University of Minnesota mengungkap 3 model yang memprediksi skenario kelanjutan pandemi COVID-19. Skenario pertama memperkirakan bakal ada serangkaian gelombang kecil, secara berulang terjadi menyusul gelombang pertama.
Ilmuwan menyebut skenario ini sebagai 'Peaks and Valleys'.
Skenario kedua adalah 'Fall Peak', yang diklaim sebagai skenario terburuk dan diperkirakan terjadi di belahan bumi utara pada musim gugur yang berlangsung September hingga Desember.
Disebutkan, skenario ini mirip yang terjadi pada wabah flu Spanyol pada 1918 dan 1919. Perkiraan ini didasarkan pada kemungkinan belum adanya vaksin hingga 2012, mudahnya virus menular, dan banyaknya orang terinfeksi tanpa gejala.
Skenario ketiga adalah 'slow burn', skenario baru yang diklaim belum pernah teramati pada kasus-kasus pandemi. Gelombang pertama COVID-19 pada skenario ini akan diikuti dengan penularan dan kemunculan kasus tanpa pola yang jelas.
Apapun skenario yang akan terjadi, ilmuwan mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum akan selesai dalam waktu dekat. Kondisi saat ini dikatakan sangat sulit ditebak.
"Harus bersiap untuk aktivitas COVID-19 yang signifikan dalam setidaknya 18-24 bulan," kata para ilmuwan.
https://indomovie28.net/cast/primrata-dech-udom/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar