Senin, 29 Juni 2020

Startup Jepang Bikin Masker Pintar untuk Hadapi New Normal

 Masker sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk beraktivitas di era new normal. Sebuah startup asal Jepang bahkan mengembangkan masker pintar yang memiliki banyak fungsi.
Donut Robotics mengembangkan masker pintar yang terhubung dengan ponsel atau tablet menggunakan Bluetooth. Masker yang dinamai 'c-mask' ini tidak digunakan sendiri, melainkan dipasang di atas masker reguler.

Dikutip detikINET dari Reuters, Senin (29/6/2020) masker ini bisa dioperasikan menggunakan aplikasi yang diinstal di ponsel atau tablet. Masker ini memiliki banyak fungsi seperti mengubah ucapan menjadi pesan teks atau melakukan panggilan telepon.

Masker ini juga bisa menerjemahkan bahasa Jepang ke delapan bahasa lainnya. Tapi fitur penerjemah ini hanya bisa digunakan dengan membayar biaya langganan.

Fitur penerjemah ini awalnya dikembangkan Donut Robotics untuk robot pemandu dan penerjemah yang mereka kembangkan untuk Bandar Udara Haneda di Tokyo. Begitu virus Corona merebak, mereka memikirkan produk apa yang bisa dikembangkan agar perusahaan tetap bisa bertahan di tengah pandemi.

"Kami bekerja keras selama bertahun-tahun untuk mengembangkan robot dan kami menggunakan teknologi itu untuk menciptakan produk yang merespon bagaimana virus Corona membentuk ulang masyarakat," kata bos Donut Robotics Taisuke Ono.

Fitur menarik lainnya dari c-mask adalah kemampuannya untuk mengeluarkan suara penggunanya dari speaker ponsel agar terdengar lebih kencang. Fitur ini tentu berguna buat mereka yang sulit mendengar seseorang yang berbicara di balik masker.

Donut Robotics membanderol masker pintar ini dengan harga USD 40 per buah. Mereka akan mulai menjual 5.000 stok masker di Jepang pada bulan September mendatang.

Konsumen di negara lain harus bersabar jika ingin menggunakan masker ini, tapi Ono sudah tertarik untuk menjualnya di China, Amerika Serikat dan Eropa.

Studi: Virus Corona Bisa Mati di Musim Panas dalam 34 Menit

 Sinar Matahari yang kuat pada musim panas kembali disebut mampu membunuh virus Corona dalam waktu cukup singkat. Demikian disebut dalam sebuah studi baru di Amerika Serikat.
Dikutip detikINET dari Mirror, ilmuwan Jose-Luis Sagripanti dan mantan pegawai Food and Drug Administration, David Lytle, dalam penelitiannya menyebut sinar kuat Sang Surya dapat mematikan coronavirus dalam 34 menit.

Di riset ini, peneliti itu menganalisis seberapa ampuh sinar UV dari Matahari menghancurkan COVID-19. Terindikasi bahwa sinar Matahari tengah hari di kebanyakan kota Amerika Serikat dan dunia dapat membunuh 90% virus corona di permukaan benda kurang lebih setengah jam saja.

Virus Corona tersebut paling menular selama Desember sampai Maret atau musim dingin di AS, di mana ia dapat tetap hidup di permukaan selama sehari atau lebih.

"Data mengindikasikan SARS-CoV-2 seharusnya tidak aktif relatif cepat selama musim panas di banyak kota berpopulasi tinggi di dunia, mengindikasikan sinar Matahari berperan dalam kemunculan, tingkat penyebaran dan durasi pandemi corona," tulis mereka.

Studi yang dipublikasikan di Photochemistry and Photobiology, jurnal ini juga menilai jika sinar Matahari memang ampuh, maka perintah tinggal di rumah mungkin saja lebih kurang bermanfaat daripada berada di luar rumah dan terpapar oleh sinar Matahari langsung.

Kemanjuran sinar Matahari dalam mematikan virus Corona memang masih menjadi perdebatan. Meski beberapa ilmuwan yakin sang Surya mampu menghentikan Corona, ada pula yang berpendapat sebaliknya.

Kalau ini benar, maka beruntunglah kita yang tinggal di Indonesia. Di negeri ini, sinar matahari bersinar terik sepanjang tahun. Mestinya itu bisa menjaga kita lebih baik lagi daripada negeri-negeri 4 musim.
https://indomovie28.net/uq-holder-episode-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar