Pemerintah melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Selasa (1/12/2020). Ada penambahan 5.092 kasus sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 543.975 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.058 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 878 kasus dan Jawa Tengah sebanyak 730 kasus baru per 1 Desember.
Dikutip dari laman covid19.go.id, hari ini ada sebanyak 4.361 kasus sembuh, sementara kasus kematian Corona tercatat 136 orang.
Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Selasa (1/12/2020), adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 5.092 menjadi 543.975
Pasien sembuh bertambah 4.361 menjadi 454.879
Pasien meninggal bertambah 136 menjadi 17.081
Sedangkan sebaran 5.092 kasus baru Corona di Indonesia pada Selasa (1/12/2020) adalah sebagai berikut:
DKI Jakarta: 1.058 kasus
Jawa Barat: 878 kasus
Jawa Tengah: 730 kasus
Jawa Timur: 430 kasus
Kalimantan Tengah: 190 kasus
Riau: 163 kasus
Banten: 154 kasus
Sulawesi Selatan: 147 kasus
Kalimantan Timur: 127 kasus
Lampung: 116 kasus
DI Yogyakarta: 110 kasus
Bali: 109 kasus
Sulawesi Tenggara: 91 kasus
Sumatera Utara: 86 kasus
Kalimantan Selatan: 82 kasus
Papua: 80 kasus
Papua Barat: 76 kasus
Sumatera Selatan: 67 kasus
Kalimantan Utara: 58 kasus
Sumatera Barat: 57 kasus
Jambi: 50 kasus
Sulawesi Utara: 36 kasus
Bangka Belitung: 34 kasus
Kepulauan Riau: 33 kasus
Nusa Tenggara Timur: 33 kasus
Kalimantan Barat: 33 kasus
Bengkulu: 19 kasus
Nusa Tenggara Barat: 18 kasus
Sulawesi Tengah: 12 kasus
Aceh: 9 kasus
Sulawesi Barat: 3 kasus
Maluku Utara: 3 kasus
https://tendabiru21.net/movies/the-client/
Vaksin Jadi, COVID-19 Berakhir? Tak Segampang Itu, Ini Penjelasannya
Hingga saat ini angka infeksi COVID-19 di dunia masih belum menunjukkan angka perubahan yang baik. Dikutip dari laman Worldometer ada 63 juta kasus positif COVID-19 di dunia, 1 juta di antaranya meninggal dunia, dan 44 juta jiwa sudah dinyatakan sembuh.
Meski demikian, para ilmuwan dan peneliti saat ini berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin guna untuk menghentikan pandemi Corona. Vaksin dianggap sebagai unsur penting dalam upaya mengatasi penyebaran penyakit menular dari waktu ke waktu, termasuk pandemi baru yang hingga ini masih melanda berbagai penjuru dunia dan belum bisa diatasi sepenuhnya.
Namun apakah vaksin bisa mengakhiri pandemi COVID-19?
Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan vaksin memang instrumen penting dalam kendalikan pandemi. Tetapi, dalam prosesnya butuh waktu yang tak singkat.
"Kita harus sadari bahwa vaksin itu tidak seketika menghilangkan pandemi karena adanya tantangan pembuatan vaksin, karena tidak mudah dan kapasitasnya terbatas, adanya ambang cakupan yang harus dipenuhi, jadi secara teoritis 60-70 persen penduduk harus divaksinasi," jelas Dirga dalam Virtual Talkshow Kebaikan Vaksin Pulihkan Indonesia bersama detikcom, Selasa (1/12/2020).
Atas dasar tersebut, Dirga mengatakan, sembari menunggu vaksin COVID-19 masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), salah satunya dengan menerapkan 3M yakni mencuci tangan, mengenakan masker, dan menjaga jarak.
"Oleh karena itu sambil menunggu vaksinnya ada sekarang dan sekalipun nanti vaksinnya ada tentu kita tetap harus terus menerapkan protokol pencegahan, 3M-nya harus jalan terus," tambah Dirga.
"Vaksin dapat membantu mengakhiri pandemi tapi membutuhkan waktu dan tidak bisa seketika," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar