Sebanyak 21 pelari ultramaraton di China tewas setelah dihantam cuaca ekstrem. Angin kencang dan hujan es melanda para peserta, sebagian pelari mengalami hipotermia.
Dikutip dari BBC, musibah ini terjadi saat perlombaan ultramarton 100 km di Yellow River Stone Forest, sebuah lokasi wisata di Provinsi Gansu, pada Sabut (22/5/2021).
Perlombaan dihentikan ketika beberapa dari 172 pelari dilaporkan hilang. Kemudian, operasi penyelamatan pun dilakukan.
Disebutkan, banyak pelari yang tersesat mengalami hipotermia. Para pejabat setempat pun memastikan bahwa 151 pelari saat ini sudah dipastikan aman, 8 di antaranya cedera.
Perlombaan dimulai pada Sabtu (22/5/2021) pukul 09.00 waktu setempat, dengan beberapa peserta berangkat hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong.
Menurut peserta yang selamat, ramalan cuaca telah memprediksi akan ada angin dan hujan. Namun, kondisi cuaca yang terjadi justru lebih buruk dari yang diperkirakan.
Sekitar tiga jam setelah ultramaraton dimulai, bagian pegunungan dari rute perlombaan dilanda hujan es, hujan lebat, dan angin kencang, yang menyebabkan suhu turun drastis.
Hingga mengakibatkan sebanyak 21 pelari meninggal dunia. Kejadian ini pun telah memicu kemarahan publik. Mereka kecewa dengan kurangnya perencanaan darurat terkait kondisi cuaca buruk tersebut.
"Sebagai penyelenggara acara, kami sangat bersalah dan menyesal. Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang dalam kepada keluarga para korban dan yang terluka," lata Wali Kota Baiyin Zhang Xuchen, Minggu (23/5/2021).
Apa itu hipotermia?
Dikutip dari Mayo Clinic, hipotermia merupakan kondisi kedaruratan medis ketika hilangnya panas tubuh lebih cepat daripada produksi panasnya. Saat suhu tubuh drop, berbagai fungsi organ bisa mengalami gangguan termasuk jantung.
Gejala hipotermia
Gejala paling awal yang bisa dikenali adalah menggigil. Berikutnya, gejala lain yang menyertai hipotermia adalah:
Menggigil
Susah bicara
Denyut jantung melemah
Napas lambat
Mengantuk dan lemas
Bingung dan hilang ingatan
Tidak sadarkan diri.
https://kamumovie28.com/movies/pandas-the-journey-home/
Ada Hampir 9.000 Kasus, India Umumkan Penyakit Jamur Hitam Sebagai Epidemi
Penyakit infeksi jamur hitam atau mucormycosis meningkat pesat di India. Penyakit mematikan yang menyerang daerah sinus ini sebenarnya langka, namun kini menjadi ancaman serius akibat krisis wabah COVID-19.
Setidaknya ada 15 negara bagian di India yang melaporkan delapan sampai 900 kasus mucormycosis. BBC memperkirakan total sudah ada lebih dari 8.800 kasus sehingga akhirnya pemerintah India mengumumkan penyakit ini sebagai epidemi.
Kebanyakan kasus mucormycosis terjadi pada para penyintas COVID-19 yang memiliki kondisi penyerta diabetes. Dokter menyebut kemungkinan karena obat-obatan steroid untuk menekan gejala COVID-19 menyebabkan kondisi imunitas para penyintas turun sehingga akhirnya rentan mengalami infeksi mucormycosis.
Dr VP Pandey dari RS Maharaja Yeshwantrao di Indore mengatakan lebih dari 80 persen pasien mucormycosis membutuhkan operasi secepatnya yang terkadang melibatkan pengangkatan bola mata. Tujuannya agar infeksi tidak menyebar sampai ke otak.
"Peningkatan pasien benar-benar tidak diduga... Biasanya kami hanya melihat satu atau dua kasus di tahun-tahun sebelumnya," kata Pandey seperti dikutip dari BBC, Senin (24/5/2021).
RS Maharaja Yeshwantrao sendiri hingga hari Sabtu (22/5/2021), sudah merawat 185 pasien mucormycosis.
"Infeksi jamur hitam kini menjadi tantangan yang melebihi COVID-19. Bila pasien tidak diobati dengan baik, angka kematian bisa meningkat sampai 94 persen. Obat-obatannya juga mahal dan sekarang sulit didapat," lanjut dr Pandey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar