Megin Davies, wanita asal Brisbane, Australia, hidup bertahun-tahun dengan tahi lalat di pipinya. Namun, semenjak melahirkan anak ke-4 di usia 40 tahun, tahi lalatnya bertambah besar hingga 3 kali lipat menjadi kanker kulit.
Awalnya, Megin sama sekali tak curiga soal tahi lalatnya yang membesar sepanjang masa kehamilan. Ia pikir hal tersebut bukan urusan besar.
Sampai suatu hari, Megin melakukan konsultasi tatap muka dengan dokter gigi. Sang dokter menyadari kejanggalan pada tahi lalat di wajah Megin dan menyarankan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Hormon kehamilan mempercepat pertumbuhan kanker tersebut. Awalnya tahi lalat itu tidak membesar, sampai kemudian saya hamil. Saya tidak tahu bahwa bisa begitu. Saya sangat kaget," kata Megin, dikutip dari Metro News UK, Senin (24/5/2021).
Megin mengaku, ia tak gemar beraktivitas di luar rumah semasa muda. Ia jarang melakukan aktivitas di bawah sinar matahari dan lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game.
"Saya memang bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu di luar ruangan. Saya tidak suka berjemur dan bahkan ketika saya masih kecil, saya banyak berdiam di dalam rumah karena saya gamer," kata Megin.
Demi keamanan, Megin kemudian menjalani operasi pengangkatan tahi lalat kanker di pipinya. Operasi tersebut menyisakan bekas jahitan di samping bibir, dari hidung hingga ujung dagu.
"Dokter memperingatkan saya bahwa wajah saya akan berubah bentuk. Dia menggambar untuk menunjukan ukuran sayatannya dan jantung saya serasa tenggelam. Saya tidak tahu harus bagaimana, wajah saya akan memiliki bekas luka besar sepanjang sisa hidup saya," lanjutnya.
Hingga kini, Megin masih berusaha beradaptasi dengan bekas luka di wajahnya. Ditambah, jahitan besar di wajah membuat Megin merasa tak nyaman ketika tersenyum.
Namun, baginya pengalaman ini menjadi pelajaran berharga. Ia mengingatkan tahi lalat, terlebih yang memiliki ukuran dan bentuk tidak wajar, jangan sampai disepelekan. Jika dirasa janggal tak ada salahnya memeriksakan diri demi keamanan.
https://kamumovie28.com/movies/pet-man/
42 Nakes di Cilacap Positif Corona, Kontak Erat ABK India yang Terinfeksi B1617
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Kadinkes Jateng) Yulianto menjelaskan perkembangan kasus positif Corona dari klaster kapal Hilma Bulker. Total ada 42 tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 dari 13 anak buah kapal (ABK) WN Filipina yang positif Corona B16172 saat datang ke Cilacap, dari India.
"Kapal ini mengangkut gula rafinasi asal India ke Cilacap, Jateng, yang miliknya dari India. Dan ini secara periodik ini melakukan pengiriman masuk bahan gula rafinasi dari India," tuturnya dalam konferensi pers Minggu (23/5/2021).
Ia menyebutkan, dari total 20 ABK yang datang, sebenarnya ada 14 orang terkonfirmasi positif Corona. Namun, satu orang meninggal dunia, ia tak menjelaskan apakah yang bersangkutan juga terpapar Corona B16172.
"Setelah itu kita melakukan tracing terhadap nakes-nakes yang kontak dengan ABK tersebut, kita tengarai ada 179 nakes yang kontak dengan ABK dan ada 42 yang konfirmasi positif Corona," sambungnya.
"Lalu dari 42 itu kita ambil 12 yang memenuhi syarat untuk di-genome sequencing, tes di lab UGM, dan kami sedang menunggu hasilnya," jelas dia.
Adapun 13 kasus ABK tengah dirawat di RSUD Cilacap. Sementara, 42 kasus nakes yang terpapar Corona dari ABK tersebut tengah diisolasi, dan dilakukan tracing lebih lanjut.
"Dan hari ini rawat jalan untuk RSUD Cilacap kita tutup selama 3 hari ke depan utuk dilakukan sterilisasi," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar