Foto yang menjadi meme terkenal itu dipotret pada 2005 oleh ayahnya, yaitu David Roth, saat Zoe masih kecil. Saat ada rumah tetangganya yang terbakar, atau tepatnya memang dibakar untuk keperluan latihan pemadam kebakaran.
Foto tersebut kemudian diikutkan dalam kontes -- yang juga dimenangkannya dengan hadiah USD 100 -- dan kemudian mulai beredar di forum-forum internet serta media sosial.
David sendiri awalnya tak menyadari ekspresi Zoe yang menjadi 'nilai jual' dari foto tersebut. Pasalnya menurut David, ia sudah mengetahui latar belakang cerita dari foto tersebut.
Lain halnya jika orang yang tak mengetahui cerita sebenarnya. Yaitu dengan ekspresi Zoe yang cenderung menyeramkan, dan difoto di depan rumah yang sedang terbakar.
Ini bukan pertama kalinya sebuah meme jadul terjual dalam bentuk NFT. Sebelumnya pembuat meme 'Nyan Cat' juga menjual klip video meme viral tersebut senilai USD 605 ribu.
Bahkan CEO Twitter Jack Dorsey pun menjual kicauan pertamanya dalam bentuk NFT dan terjual senilai hampir USD 3 juta. Dorsey mengunggah cuitan pertamanya di Twitter pada 21 Maret 2006 bertuliskan, "Just setting up my twttr." Cuitan itu ia lelang lewat platform Valuables by Cent pada 5 Maret.
Begitu diumumkan, penawaran terhadap cuitan Dorsey langsung melonjak dengan cepat. Ia pun mengatakan akan menutup penawaran pada 21 Maret, sering dengan peringatan 15 tahun cuitan tersebut.
Penawar tertinggi cuitan tersebut adalah Sina Estavi, CEO perusahaan blockchain Bridge Oracle. Estavi awalnya menawar cuitan tersebut dengan harga USD 2,5 juta dan menjadi penawar tertinggi sejak 6 Maret, tapi ia menaikkan tawarannya di saat-saat terakhir.
https://maymovie98.com/movies/disorderlies/
Mimpi Besar Bukit Algoritma, Uji Coba 5G Hingga Pusat Inovasi
Dhanny Handoko, sang pemilik lahan Cikidang Plantation Resort, mengaku tidak setuju Bukit Algoritma dibuat menjadi Silicon Valley. Sebuah konsep besar dia tuturkan kepada tim detikcom saat menemuinya belum lama ini.
Dia mengatakan tim perintis Jawa Barat dulunya ingin membuat kawasan ruang tumbuh kembang sumber daya manusia (SDM). Telah dibuat pula kerangka kerja yang memadukan inovasi, teknologi, investasi seiring dengan seni budaya, empati dan kemandirian.
"Jadi bukan seperti Silicon Valley yang ramai dibicarakan. Kalau kemarin kami bilang Cipta Kerja dan Cipta Kreasi," kata Dhanny saat ditemui di Country Club Cikidang Plantation Resort, Sukabumi belum lama ini.
Dijelaskan lebih lanjut, dalam usulan kawasan KEK Sukabumi, ruang tumbuh kembang SDM yang dikembangkan harus memahami, bisa mengadopsi, dan mengadaptasi kemajuan teknologi. Tapi di lain sisi ada Cipta Kreasi yang turut mengembangkan seni budaya, rasa empati, serta kemandirian masyarakat lokal atau di sekitar wilayah tersebut.
"Nanti lewat Cipta Kreasi ini masyarakat kita yang di sini memiliki daya kolaborasi. Ketemu dengan teman-teman rekan-rekan yang akan membawa inovasi atau menjadikannya sebagai ruang rumah untuk mereka berkembang," ujar pria yang menjadi Direktur Utama PT Bintang Raya Loka Lestari.
"Jadi misalkanlah kalau teknologi itu kan suka copy paste. Kalau mobil listrik acuan saat ini Tesla, tapi pada saatnya akan hadir mobil listrik, mungkin masyarakat kita di sini yang mengembangkan diri lewat seni budaya memberikan masukan, 'eh mobil listrik ini kalau bumpernya dikasih sentuhan Maung Siliwangi pasti cakep' seperti itulah," sambung Dhanny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar