Kasus kematian Corona India terus meningkat, mencatat rekor harian 4.529 kasus per Rabu (19/5/2021). Penambahan kasus kematian India juga menjadi rekor tertinggi di dunia sejak wabah COVID-19 merebak.
Sementara kasus baru Corona tercatat sebanyak 267.334 kasus, sehingga totalnya sudah melampaui 25 juta kasus. Para pakar India menilai, kasus Corona yang sebelumnya meningkat tajam mungkin sudah melewati puncaknya, hingga beberapa hari tampak menurun.
Namun, tetap saja, angka kematian COVID-19 masih dilaporkan terus meningkat dan rumah sakit masih penuh, sesak, dengan pasien. Selama sebulan terakhir, kematian akibat COVID-19 di India bahkan melonjak enam kali lipat.
Dikutip dari AFP, kota-kota besar India seperti Mumbai dan New Delhi tampak menunjukkan tanda-tanda perbaikan wabah Corona dalam beberapa hari terakhir. Tetapi, muncul kekhawatiran wabah COVID-19 kini menyebar ke pedesaan lain, yang padat penduduk, dan minim fasilitas kesehatan.
Situasi mengkhawatirkan akibat Corona juga terlihat di Uttar Pradesh, wilayah bagian terpadat di India dengan 200 juta orang. Meskipun kasus baru telah menurun selama seminggu terakhir, wilayah tersebut memiliki lebih dari 136 ribu kasus aktif yang terkonfirmasi.
Pakar kesehatan India menilai angka infeksi Corona di negaranya sebenarnya sulit untuk diukur, sebagian karena data di pedesaan menurutnya lemah, dan langkah pemerintah dalam penanganan Corona sudah jauh terlambat.
Banyak warga sekarat
Di Uttar Pradesh, banyak warga sekarat karena demam dan sesak napas bahkan sebelum dites virus Corona. Krematorium kehabisan kayu dan ratusan mayat terdampar di tepi Sungai Gangga.
"Penduduk desa sering mengabaikan demam dan sakit badan. Sebelum kerabat dapat memahami apa yang terjadi, pasiennya meninggal," kata Raja Bhaiya dari kelompok nirlaba Vidya Dham Samiti, yang bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang pandemi di distrik Banda.
Upaya vaksinasi Corona India juga terhenti saat permintaan cenderung tinggi. Jumlah dosis harian telah turun sekitar setengahnya selama enam minggu terakhir. Dari 4 juta sehari pada 2 April, menjadi sekitar 2 juta atau kurang pada minggu ini. Banyak wilayah India yang tidak memiliki cukup vaksin COVID-19 untuk diberikan.
https://movieon28.com/movies/sssssss/
Vaksin CanSino Juga Dipakai untuk Vaksinasi Gotong Royong, Sudah Ada Izin BPOM?
Vaksinasi gotong royong sudah dimulai, sudah ada 69.730 dosis vaksin Sinopharm yang diberikan ke semua perusahaan yang terlibat. Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir berharap, 500 ribu dosis vaksin Corona sudah rampung diberikan hingga Juni 2021.
Adapun vaksin Corona yang dipakai adalah vaksin Sinopharm dengan teknologi seperti Sinovac, yaitu inactivated virus. Honesti menyebut, rencananya, pekan kedua Juni, ada supply tambahan vaksin Sinopharm sebanyak 1 juta dosis.
Selain Sinopharm, jenis vaksin COVID-19 CanSino juga masuk dalam program vaksinasi gotong royong. Berbeda dengan Sinopharm, vaksin tersebut dikembangkan dengan teknologi adenovirus.
"Di samping Sinopharm, ada kebutuhan vaksin lain untuk vaksin gotong royong ini yaitu, CanSino, dari China juga," kata Honesti dalam rapat kerja bersama DPR, Kamis (20/5/2021).
"Platformnya berbeda dengan Sinopharm, mereka menggunakan platform adenovirus, 3 juta dosis nanti akan dikirim antara bulan Juli sampai September, dan sisanya 2 juta akan dikirim Q-4 2021," bebernya.
Bagaimana proses izin Badan Pengawas Obat dan Makanan?
Honesti mengaku izin emergency use of authorization (EUA) vaksin CanSino tengah berproses di BPOM. Statusnya kini masih dalam tahap rolling submission.
"Status EUA, sudah ada rolling submission ke BPOM dan sebelum datang kita harapkan sudah ada EUA dari BPOM," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar