Varian baru Corona terus bermunculan yang dikhawatirkan lebih mudah menular daripada virus aslinya. Profesor mikrobiologi klinis di University of Cambridge, Ravi Gupta, khawatir ke depannya, virus Corona bisa terus berubah dan menjadi varian 'super mutan'.
Gupta mengatakan virus Corona tidak bisa diprediksi dan bisa saja virus tersebut terus menerus melakukan 'hal aneh' sehingga muncul varian 'super mutan'.
"Meski demikian ini belum tentu hal yang buruk karena kebanyakan orang yang tertular virus setelah vaksinasi akan mengalami penyakit ringan," katanya dalam wawancara bersama The Independent.
Hanya saja, karena sifat Corona yang tidak bisa diprediksi, para ahli juga tidak boleh terlalu 'percaya diri' dan mengesampingkan hal-hal yang pencegahan terlebih virus ini diketahui menjadi pembunuh yang nyata di kalangan kelompok rentan.
Gupta juga memperingatkan mutasi yang terlihat pada varian India bisa saja hanya permulaan di antara mutasi-mutasi lain yang akan muncul.
"Saya pikir kita sudah memiliki vaksin, sekarang yang perlu adalah para produsen mengadaptasi vaksin (untuk varian baru). Virus akan melakukan hal-hal aneh, maksud saya, ini baru permulaan. Bisa saja mereka akn bergabung dan membentuk varian super mutan," paparnya.
Dalam wawancara tersebut ia juga mengatakan sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, sebab virus akan menemukan cara untuk menjadi lebih menular. Untuk itu upaya pencegahan terhadap penyakit ini harus terus dilakukan untuk menekan penyebarannya.
https://maymovie98.com/movies/cat-and-mouse/
Tak Terkait Kematian, BPOM Pastikan AstraZeneca Batch CTMAV547 Aman!
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sempat menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547. Penghentian ini dilakukan terkait aspek mutu vaksin yang diduga menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Setelah dilakukan uji toksisitas abnormal dan sterilitas vaksin, BPOM menyimpulkan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 aman dan memenuhi syarat mutu vaksin.
"Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada keterkaitan antara mutu Vaksin COVID-19 Astrazeneca nomor bets CTMAV547 dengan KIPI yang dilaporkan. Untuk itu, Vaksin COVID-19 AstraZeneca nomor bets CTMAV 547 dapat digunakan kembali," tulis BPOM dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Kamis (27/5/2021).
Vaksin COVID-19 AstraZeneca nomor bets CTMAV 547 dapat digunakan kembali
BPOM RI
Uji ini dilakukan ebagai tindakan untuk mengetahui adanya keterkaitan antara mutu produk vaksin dengan KIPI yang dilaporkan, khususnya untuk mengetahui konsistensi mutu vaksin pada saat pendistribusian dan penyimpanan terhadap hasil lot release yang telah dilakukan sebelum vaksin diedarkan.
Penghentian sementara ini juga sempat dikaitkan dengan kematian penerima vaksin AstraZeneca beberapa waktu lalu. Setelah dilakukan investigasi, disebutkan tidak ada keterkaitan antara KIPI serius dan vaksin COVID-19.
"Badan POM bersama Kementerian Kesehatan RI dan Komnas PP KIPI terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia dan menindaklanjuti setiap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi," pungkas BPOM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar