Otoritas kesehatan Portugal meminta semua orang yang mengikuti perayaan final Liga Champions, antara Chelsea dan Manchester City, untuk saling memantau gejala Corona dan menghindari kontak fisik dengan orang lain selama 14 hari ke depan.
Pasalnya, ada begitu banyak kerumunan yang terjadi dalam beberapa hari menjelang laga final antara kedua klub sepak bola tersebut pada Sabtu (29/5/2021) di Stadion Dragão, Porto, Portugal. Disebutkan, mayoritas para pendukung tidak menggunakan masker dan menjaga jarak.
Dikutip dari Channels News Asia, ada sekitar 16.500 penggemar yang diizinkan untuk menonton langsung di dalam stadion. Namun, bagi yang tidak diizinkan masuk, mereka mendukung tim kesayangannya dari luar stadion.
Kekhawatiran pun berlanjut ketika laga final selesai dengan Chelsea sebagai pemenangnya. Para pendukung langsung memadati jalanan di Porto untuk merayakan kemenangan.
Oleh karenanya, Portugal khawatir hal ini akan memicu penyebaran virus Corona. Meski para penggemar yang sebagian besar berasal dari inggris ini telah dimintai hasil negatif tes COVID-19, namun tetap saja potensi penularan bisa terjadi.
Dalam sebuah pernyataan, otoritas kesehatan di Portugal mengatakan bahwa mereka yang berada di 'zona penggemar' atau di sekitar area perayaan berlangsung harus saling memantau gejala Corona, seperti demam, batuk, dan hilang indra perasa atau penciuman.
"Kemudian mengurangi kontak selama 14 hari ke depan dan secara ketat mengikuti langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga jarak sosial dan mengenakan masker," ucap otoritas tersebut.
Rekomendasi ini dibuat karena tingginya jumlah penggemar antara Chelsea dan Manchester` City di Porto, yang tidak mematuhi aturan penanganan COVID-19.
https://indomovie28.net/movies/tears-of-no-regret/
Hasil Tes Pastikan Para Nakes Cilacap Tak Terpapar Corona Varian India
Hasil pemeriksaan genome sequencing terhadap nakes RSUD Cilacap di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah keluar. Hasilnya, nakes di Cilacap bukan terpapar virus Corona atau COVID-19 varian India B1617.2 yang menginfeksi ABK asal Filipina, namun varian lokal.
"Sudah ada berita dari Lab Mikrobiologi UGM, bahwa hasil pemeriksaan genome sequencing para nakes RSUD yang diduga terpapar ABK Filipina, bukan varian India. Jadi bukan varian B 1617.2 seperti ABK. Para nakes terpapar virus varian lokal Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi kepada wartawan, Senin (31/5/2021).
Dia mengatakan jika hingga saat ini belum ditemukan adanya transmisi lokal yang terjadi dari 14 ABK MV Hilma Bulker yang sempat dirawat di RSUD Cilacap. Bahkan hingga menyebabkan satu diantara para ABK tersebut meninggal dunia.
"Sejauh ini, tidak ada transmisi lokal dari varian India yang menginfeksi para ABK tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk ABK yang menjalani perawatan di RSUD Cilacap, dari 13 ABK, tersisa empat orang. Sembilan diantaranya telah sembuh dan dipulangkan ke negaranya melalui kedutaan besar Filipina.
"Sekarang tinggal 4 awak kapal yang dirawat. Kondisinya juga membaik. Hanya tinggal menunggu hasil evaluasi PCR saja," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar