Jepang memberi banyak hari libur, untuk merayakan pergantian kaisar baru. Akan tetapi, warganya malah tidak senang dikasih libur kebanyakan.
Dilansir detikcom dari berbagai media internasional seperti AFP, Time dan The Independent pada Rabu (10/4/2019) pemerintah Jepang menyetujui memberikan hari libur tambahan bagi warganya selama 10 hari. Itu terkait dengan kenaikan kaisar baru, Naruhito.
Hari libur tambahan tersebut digabung dengan libur nasional Golden Week. Golden Week adalah gabungan dari empat hari libur yang berdekatan dan dijadikan dalam watu waktu. Di bulan April sampai Mei ini, ada 4 hari libur yakni Showa Day (29 April), Hari Konstitusi (3 Mei), Greenery Day (4 Mei) dan Hari Anak (5 Mei).
Jadinya, pemerintah Jepang memberikan hari libur dari 27 April sampai 6 Mei. Punya banyak libur, siapa yang tidak senang?
Faktanya, ternyata banyak orang Jepang yang justru tidak senang dengan hari libur yang dinilai kebanyakan tersebut. Sebuah survei dari koran Asahi Shimbun mengungkapkan, 45 persen orang Jepang tidak suka dengan hari libur tersebut dan hanya 35 persen yang senang.
"Sejujurnya, saya tidak tahu bagaimana menghabiskan hari libur 10 hari itu," kata Seishu Sato, seorang karyawan industri keuangan berusia 31 tahun kepada AFP.
"Kalau mau jalan-jalan, pasti ramai di mana-mana dan harga tur akan naik. Ya sudah, saya ke rumah orang tua saja," tambahnya.
Banyak juga orang Jepang yang protes, sebab banyak layanan sehari-hari yang juga akan libur misalnya seperti pengasuh anak. Bagi mereka, libur boleh-boleh saja tetapi tidak harus lama juga waktunya.
Sebuah survei yang dikeluarkan The Japan Times menyebutkan, mungkin banyak orang Jepang yang hanya menghabiskan hari liburnya di rumah saja bersama keluarga. Yang mana mungkin, sebenarnya mereka lebih senang memilih untuk bekerja.
Rumah Pohon Ala Anak-anak Lombok, Bukti Bahagia Itu Sederhana
Liburan ke Lombok jangan hanya menikmati alam dan pantainya saja. Banyak yang unik yang bisa dilihat, salah satunya rumah pohon ala anak pantai di Lombok ini.
Beberapa waktu lalu detikcom datang ke Lombok dan berkunjung ke beberapa destinasi di sana. Saat berada di Pelabuhan Tanjung Luar, Lombok Timur ada pemandangan unik yang mencuri perhatian.
Secara tidak sengaja detikcom melihat beberapa orang anak sedang bercanda ria di atas sebuah pohon yang berada di pinggir pantai. Mereka tertawa sembari memanggil-manggil wisatawan yang lewat di samping pohon.
"Hallo Kakak.. Hallo Kakak," ujar mereka.
Tentu saja semua orang akan menoleh ke asal suara yang berasal dari atas pohon. Jika diperhatikan lebih dekat, di sela-sela ranting terdapat potongan bekas penampung air bewarna biru yang dijadikan alas. Mereka duduk-duduk dan bersantai di atas alas tersebut.
Saat disapa balik dan diajak berinteraksi, mereka pun malu-malu. Mereka mencoba menoleh ke arah lain dan saling menyikut supaya salah satu dari mereka menoleh ke kamera. Namun, tetap saja semuanya mencoba mencuri-curi pandang dan tertawa.
"Ini rumah pohon ya?" detikcom pun mencoba bertanya.
"Iya," kemudian mereka tertawa dan melanjutkan saling menyikut dan memanjat lebih tinggi. Juga ada yang bergoyang-goyang diranting, hingga pohon pun bergoyang dengan iringan tawa mereka.
Dari pengalaman ini, kita dapat melihat bahwa untuk tertawa dan bahagia kita tidak perlu yang mewah ataupun mahal dan serba memadai. Buktinya dapat kita lihat dari kegiatan bocah-bocah tepi pantai yang berada di Pelabuhan Tanjung Luar ini.
Nah, traveler yang sibuk bekerja dan rapat, yuk senyum sejenak dan kenang masa kecilnya bermain dan menertawakan apa. Satu lagi, jangan lupa liburan ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar