Kamis, 06 Februari 2020

Rumah Pohon Ala Anak-anak Lombok, Bukti Bahagia Itu Sederhana

Liburan ke Lombok jangan hanya menikmati alam dan pantainya saja. Banyak yang unik yang bisa dilihat, salah satunya rumah pohon ala anak pantai di Lombok ini.

Beberapa waktu lalu detikcom datang ke Lombok dan berkunjung ke beberapa destinasi di sana. Saat berada di Pelabuhan Tanjung Luar, Lombok Timur ada pemandangan unik yang mencuri perhatian.

Secara tidak sengaja detikcom melihat beberapa orang anak sedang bercanda ria di atas sebuah pohon yang berada di pinggir pantai. Mereka tertawa sembari memanggil-manggil wisatawan yang lewat di samping pohon.

"Hallo Kakak.. Hallo Kakak," ujar mereka.

Tentu saja semua orang akan menoleh ke asal suara yang berasal dari atas pohon. Jika diperhatikan lebih dekat, di sela-sela ranting terdapat potongan bekas penampung air bewarna biru yang dijadikan alas. Mereka duduk-duduk dan bersantai di atas alas tersebut.

Saat disapa balik dan diajak berinteraksi, mereka pun malu-malu. Mereka mencoba menoleh ke arah lain dan saling menyikut supaya salah satu dari mereka menoleh ke kamera. Namun, tetap saja semuanya mencoba mencuri-curi pandang dan tertawa.

"Ini rumah pohon ya?" detikcom pun mencoba bertanya.

"Iya," kemudian mereka tertawa dan melanjutkan saling menyikut dan memanjat lebih tinggi. Juga ada yang bergoyang-goyang diranting, hingga pohon pun bergoyang dengan iringan tawa mereka.

Dari pengalaman ini, kita dapat melihat bahwa untuk tertawa dan bahagia kita tidak perlu yang mewah ataupun mahal dan serba memadai. Buktinya dapat kita lihat dari kegiatan bocah-bocah tepi pantai yang berada di Pelabuhan Tanjung Luar ini.

Nah, traveler yang sibuk bekerja dan rapat, yuk senyum sejenak dan kenang masa kecilnya bermain dan menertawakan apa. Satu lagi, jangan lupa liburan ya!

Viral Ikan Pari Isi Perutnya Botol dan Kamera, Ini Penjelasannya

Kasus pari dengan perut berisi sampah viral di Media Sosial. Hidup bermigrasi, rupanya pari memang rentan makan sampah.

Seekor pari mati dan menjadi viral karena unggahan sebuah akun bernama @5MinuteBeachCleanUp. Dalam unggahannya, ada foto ikan pari yang sudah mati dan coba untuk dibelah.

Ketika dibelah perutnya, pengguna Medsos dikagetkan dengan banyaknya sampah yang dimakan oleh pari ini. Bukan cuma botol plastik, ada bungkus rokok, buku sampai kamera.

Tak ada yang tahu di mana lokasi pari tersebut. Namun bagi Indonesia sendiri yang memiliki wisata pari manta, harusnya hal ini menjadi pukulan keras.

Indonesia adalah negeri kepulauan yang indah. Dari Sabang sampai Merauke berjajarlah pulau-pulau yang memiliki banyak keindahan bawah laut dan keanekaragaman hayati salah satunya pari manta.

Indonesia memiliki sejumlah fenomena yang menjadi faktor dari persebaran di lautan. Sebut saja Arus Lintas Indonesia atau Arlindo.

"Indonesian Through Flow atau Arus Lintas Indonesia yang merupakan aliran massa air dalam jumlah debit yang sangat besar mengalirkan massa air dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melewati perairan Indonesia Timur," ujar Dr Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP kepada detikcom, Selasa (9/4/2019).



Nah, Arlindo ini mempunyai probabilitas dalam mengangkut sampah plastik makro dan mikro di dalamnya. Sementara Arlindo ini pulalah yang dijadikan wahana migrasi oleh mamalia laut besar dan ikan besar lainnya seperti paus dan pari manta.

"Sehingga probabilitas mereka memakan sampah plastik makro dan mikro selama migrasi juga tinggi. Bisa dibayangkan bila ikan-ikan pari manta ini berenang dan memakan sampah-sampah makro dan mikro plastik tersebut maka tidak heran akan menyebabkan kematian bagi ikan pari," ungkap Widodo.

Untuk traveler yang belum tahu, pari manta merupakan ikan yang lebih suka berada di perairan yang mendekati pulau atau daratan. Sementara sampah makro akan lebih banyak dijumpai di perairan yang lebih dekat dengan daratan. Sehingga kemungkinan pari manta untuk memakan sampah makro seperti kamera dan buku menjadi lebih tinggi.

"Ini mengerikan. Sangat disayangkan, kalau pari mantanya pada mati maka obyek wisatanya hilang," kata Widodo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar