Kamis, 06 Februari 2020

Sekelumit Cerita Perjalanan Wisata ke Lombok Pasca Gempa

Inilah pengalaman berwisata saya ke Lombok pasca gempa bumi yang menelan puluhan ratusan bahkan ribuan jiwa. Kesedihan dan trauma memang masih menyelimuti masyarakat, tapi Lombok perlahan bangkit.

Nama saya Septian Permana Gianyar sebagai anak kota saya suka menghabiskan waktu senggang saya untuk berkunjung ke tempat tempat yang menurut saya menarik. Kali ini pesawat saya turun di Bandara International Lombok dan saya menaiki pesawat dengan jarak tempuh 2 jam dari Bandara Soekarno-Hatta.

Saya rekomendasi sobat semua menaiki maskapai yang terpercaya dengan fasilitas dan pelayanannya. Sesampainya di Lombok saya langsung menuju ke pantai untuk mencari penginapan dan di setiap perjalanan, saya tidak melihat kerusakan apapun hanya saja banyak berdiri tenda.

Setelah mendapatkan hotel di Pantai Kuta saya langsung menanyakan kepada masyarakat sekitar kenapa banyak berdiri tenda? Katanya itulah dampak sehabis gempa.

Lalu katanya, gempa di Lombok hanya menghancurkan bagian barat dan utara. Jadi sobat semua jangan takut untuk berlibur dengan keluarga atau orang tersayang ke Lombok karena masih sangat damai dan indah untuk dikunjungi.

Terkenal Sampai Eropa, Apa Kekurangan Gunung Tambora?

Menyajikan Gunung Tambora ke dunia bukanlah hal yang berat. Khususnya di Benua Eropa, kawasan ini sudah memiliki tempat khusus.

Demikian yang dinyatakan Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat membuka Festival Geopark Tambora di Museum Asi Mbojo Kota Bima, pada Selasa (9/4/2019). Zul mengatakan jika di Eropa bahkan ada museum khusus tentang Gunung Tambora.

"Di sana dipamerkan sejarah meletusnya Tambora. Bahkan kekayaan alam dan budaya juga ditampilkan di sana. Karena letusan Tambora punya andil besar terhadap terbentuknya eropa hari ini," ujar Zulkieflimansyah dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (10/4/2019).

Zul juga mencontohkan wisata gunung batu El Spring yang ada di Australia. El Spring banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

Padahal, El Spring hanya berupa gunung batu dan suhu di sana pun lebih panas dari suhu di Tambora. Tapi anehnya, banyak wisatawan yang datang berkunjung ke sana.

"Tambora punya banyak hal yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Bima dan Dompu hanya butuh menghadirkan narasi-narasi yang dapat menarik wisatawan untuk datang. Seperti yang dilakukan di El Spring," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Zul memberikan 50 beasiswa kepada putra putri Bima dan Dompu. Mereka yang memenuhi kualifikasi akan belajar geopark di Universitas Padjajaran dan Malaysia.

Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Itu karena telah bekerja keras sehingga terwujud pencanangan Rinjani sebagai geopark internasional dan Tambora menjadi yang ke-5 di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bima Dahlan M Nur menjelaskan bahwa upaya membangun sinergi mewujudkan cita-cita bersama menjadi geopark internasional ke-5 bukanlah hal yang mudah.

Beberapa kendala yang dihadapi dalam bidang pariwisata di Pulau Sumbawa selama ini antara lain karena terlalu jauhnya bandara dengan beberapa destinasi pariwisata.

Seperti halnya lokasi Tambora, sehingga destinasi wisata di sekitar Tambora yang spot alamnya luar biasa indah tidak terekspose dan tidak bisa dijangkau secara maksimal oleh wisatawan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar