Dalam masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day masih ditiadakan. Kebijakan ini pun berlaku di semua tempat yang biasa melakukan kegiatan tersebut.
"HBKB masih ditiadakan sampai ada pengumuman lebih lanjut," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Sabtu (6/6/2020), dikutip CNN Indonesia.
Namun, pantauan detikcom pada Minggu pagi (7/6/2020) banyak masyarakat yang berolahraga di kawasan bundaran Hotel Indonesia. Mulai dari bersepeda hingga aktivitas olahraga lari.
Seorang warga yang berolahraga di kawasan HI, Gama (30) mengaku mengetahui kegiatan CFD di kawasan ini belum diadakan kembali. Namun karena alasan jenuh, ia memberanikan diri berolahraga di kawasan ini.
"Jenuh pengen bergerak aja. Baru kali ini kesini. Dari awal isunya (virus Corona) muncul Februari kita sudah nggak berani. Cuma sekarang sudah rada berani dengan perlekapan segala macam," kata Gama, saat ditemui detikcom, Minggu (7/6/2020).
Ditemui di tempat yang sama, Caca (31) salah satu yang mengunjungi bundaran HI, menyebutkan bahwa ini juga kali pertama ia berolahraga di bundaran HI. Selama pandemi Corona ia hanya melakukan olahraga di sekitar tempat tinggalnya.
"Cuma biasanya olahraganya dekat kost-an," kata Caca.
Meskipun ramainya warga yang melakukan olahraga, terlihat banyaknya petugas yang tetap melakukan penjagaan, seperti polisi, TNI, dan satpol PP. Hal ini guna menertibkan warga untuk tidak berkerumun dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ingin Melahirkan di Rumah karena Takut Corona? Catat, Ini Syaratnya
Tentunya setiap wanita memiliki hak untuk memilih di mana dia akan melahirkan. Tetapi penting untuk mengambil risiko yang paling rendah terutama dengan penyebaran virus Corona seperti saat ini.
Dokter kandungan dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, dr Dinda Derdameisya, SpOG mengatakan, calon ibu yang ingin melahirkan di rumah tetap harus penuhi syarat-syarat yang ditentukan.
"Kalau mau melahirkan di rumah, syarat-syaratnya tetap harus dipenuhi. Harena yang namanya homebirth itu kan harus dipastikan aman dan akses ke rumah sakitnya itu bisa dicapai apabila terdapat kesulitan dalam persalinan. Jadi sama aja, mau pandemi atau nggak kalau homebirth," ujar dr Diana kepada detikcom.
Syarat-syarat homebirth seperti dijelaskan dr Diana antara lain:
Rutin periksa sebelum melahirkan, bisa datang ke bidan ataupun dokter.
Saat menangani persalinan ada yang mendampingi, orang yang kompeten seperti bidan.
Akses dari rumah ke rumah sakit harus dipastikan aman.
Jika terjadi kesulitan saat melahirkan di rumah bisa segera dibawa ke rumah sakit.
Lakukan screening
Jika ingin lakukan lahiran di rumah, harus lakukan screening COVID-nya. Hasilnya bisa ditunjukkan ke rumah sakit yang memang menjadi rujukan, apabila sang terjadi masalah dalam persalinan saat di rumah.
Kesimpulannya, Olahraga Pakai Masker Aman atau Tidak?
Perdebatan soal aman tidaknya olahraga pakai masker sepertinya makin memanas. Bahkan di kalangan dokter, pendapat soal olahraga pakai masker seolah terbelah. Jadi makin bingung?
Tenang, sebenarnya masalahnya tidak serumit itu. Dirangkum dari berbagai pemaparan pakar maupun praktisi, beberapa faktor yang menentukan aman tidaknya pakai masker saat olahraga bisa dirangkum sebagai berikut.
1. Prioritas
Secara umum, ada dua tujuan utama seseorang berolahraga yakni untuk performance dan untuk kebugaran. Olahraga untuk performance biasanya dilakukan oleh para atlet yang punya target tertentu sehubungan dengan peningkatan performa fisik.
Jika prioritasnya adalah untuk performance, maka olahraga yang dilakukan cenderung memiliki intensitas tinggi. Ini ditandai antara lain dengan denyut nadi yang tinggi, pernapasan cepat, dan susah berbicara.
Penggunaan masker pada jenis olahraga seperti ini sebaiknya dihindari karena kebutuhan oksigen akan sangat tinggi dan masker akan menghambat pertukaran udara. Karenanya pula, olahraga dengan intensitas tinggi seperti ini biasanya lebih nyaman dilakukan di tempat khusus yang lingkungannya lebih terkontrol.
Tapi, dalam kaitannya dengan pencegahan risiko penularan virus Corona COVID-19, olahraga dengan intensitas tinggi TIDAK DIANJURKAN oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO). Dijelaskan dengan 'Kurva J', olahraga dengan intensitas dan volume tinggi justru menurunkan imunitas.
Olahraga yang dianjurkan jika memprioritaskan kebugaran adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang, yang ditandai dengan peningkatan denyut nadi yang tidak terlalu tinggi dan masih bisa berbicara saat melakukannya.
http://kamumovie28.com/a-big-bullfight-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar