Minggu, 22 Maret 2020

Akibat Italia Membiarkan Transportasi Publik Tetap Jalan

Angka kematian akibat virus Corona di Italia telah melampaui China padahal sama-sama menerapkan lockdown. Wakil Presiden Palang Merah China, Sun Shuopeng, menyebut ada kelemahan saat penguncian itu.
Italia menjadi epicenter virus Corona di samping China dan Iran. Secara mengejutkan, Italia yang memiliki populasi 60 juta penduduk, telah menunjukkan 3.405 orang tewas dari 41.035 kasus virus Covid-19. Jumlah itu lebih tinggi 150 orang ketimbang China.

Otoritas kesehatan merangkum sejumlah penyebab tingginya angka kematian di Italia. Yakni, populasi lansia yang besar, yang sangat rentan terhadap komplikasi serius dari virus, meskipun kasus yang parah juga terlihat pada pasien yang lebih muda. Ya, Italia memiliki populasi tertua kedua di dunia, dan sebagian besar kematiannya, 87%, berusia di atas 70 tahun.

Berkaca kepada penurunan kematian di Wuhan akibat virus Corona, memiliki penilaian lain pada tingginya warga yang meninggal karena Covid 19 di Italia. Padahal, Italia sudah melaksanakan lockdown seperti yang dilakukan China.

"Kami baru datang dari Cordoba, kemudian datang ke sini di Milan yang menjadi kota paling parah terjangkit Covid-19. Kalian lemah dalam memberlakukan kebijakan lockdown. Karena transportasi publik masih berjalan, orang-orang masih hilir mudik, dan masih berkumpul di hotel. Mereka enggak memakai masker. Saya nggak tahu apa yang kalian pikirkan," ujar Sun Shuopeng seperti dikutip Time.

"Sekarang kita harus menghentikan waktu. Saat ini, kita harus menghentikan seluruh aktivitas ekonomi dan kita harus menghentikan mobilitas orang-orang. Kita harus menghentikan interaksi sosial. Semua orang harus tinggal di rumah dalam karantina," Sun menjelaskan .

"Dan, kita membutuhkan semua orang untuk siap sepenuhnya untuk memproteksi dirinya. Hidup orang-orang inilah yang menjadi prioritas kita saat ini," tegas Sun Shuopeng.

Dear Warga Bekasi, Jangan Berwisata Dulu Ya

 Langkah tanggap dilakukan oleh Wali Kota Bekasi, Rachmat Effendi, untuk menangkal virus corona. Sejumlah tempat wisata dan bioskop di Bekasi pun sudah ditutup.
Hal itu pun diungkapkan oleh Wali Kota Bekasi, Rachat Effendi atau yang akrab disapa Pepen pada wartawan hari Kamis lalu (19/3). Salah satunya dengan penutupan tempat wisata dan sumber keramaian.

"(Saya) sudah rapat kepada Pak Kapolres (agar) tempat-tempat karaoke atau diskotek, spa, terhitung Kamis malam ini akan ditutup," ujar Pepen.

Selain menutup tempat diskotek-karaoke, Rahmat meminta rumah makan ataupun restoran mengurangi kegiatan yang mengundang banyak massa. Hal itu pun diinfokan lewat surat Wali Kota Bekasi nomor 443/2137/parbud.par yang efektif mulai 20 Maret 2020 hingga 31 Maret.

Tak hanya tempat wisata seperti hiburan malam dan restoran, sejumlah bioskop di Kota Patriot pun telah mengikuti imbauan Wali Kota Bekasi. Salah satunya adalah jaringan biskop CGV.

"Ada tiga cabang bioskop di Bekasi yang kami tutup untuk sementara," ungkap Hariman, Public Relations, CGV saat dihubungi detikcom, Jumat (20/3/2020).

Meski sulit, tapi CGV mengikuti keputusan untuk menghentikan sementara jaringan bioskopnya beroperasi hingga, tanggal 31 Maret 2020. Langkah ini dinilai sebagai bentuk kewaspadaan terhadap merebaknya corona.

Sebelumnya, pihat Pemkot Bekasi sudah lebih dulu meniadakan acara Car Free Day yang rutin dilaksanakan setiap akhir pekan mulai sejak sepekan lalu di Bekasi.

Terkait kondisi terkini, warga Bekasi diimbau untuk tidak keluar rumah apabila tidak ada hal mendesak. Termasuk juga imbauan untuk bekerja dari rumah (WFH) dan menerapkan social distancing untuk menekan angka penularan virus corona di Kota Bekasi.

Hingga saat ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan bahwa ada 9 warga Bekasi yang dinyatakan positif COVID-19. Data tersebut didapat Pemkot Bekasi per hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar