Arab Saudi memutuskan untuk me-lockdown kota Mekah, Madinah, dan Riyadh. Masyarakat pun tak boleh bepergian lewat pukul 15.00 waktu setempat.
Dengan semakin meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi Corona yakni sebanyak 767 orang, Arab Saudi akhirnya mengeluarkan kebijakan baru untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud mengatakan pada Rabu (25/3/2020) bahwa orang-orang dari 13 provinsi di Kerajaan Arab dilarang meninggalkan atau masuk ke wilayah Makkah, Madinah, dan Riyadh atau pindah ke wilayah lain.
Dilihat dari instagram @safetravel.kemlu, pemerintah juga memberlakukan jam malam yaitu mulai pukul 15.00 waktu setempat. Batas waktu ini lebih awal jika dibandingkan pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan jam malam berlaku mulai 19.00 waktu setempat. Arahan tersebut mulai diberlakukan pada Kamis (26/3/2020) sampai akhir periode jam malam diumumkan oleh Raja.
Tapi, tak semua orang akan dikenakan jam malam. Pembatasan ini tidak berlaku untuk karyawan swasta dan publik yang vital, seperti petugas keamanan, militer, kesehatan, dan media. Guna menertibkan pelaksanaan jam malam, pihak Arab Saudi juga menggandeng otoritas sipil dan militer.
Sebelumnya Arab Saudi telah menerapkan sejumlah pembatasan aktivitas terkait Corona, mulai dari menangguhkan izin umroh bagi seluruh umat Islam, sampai menutup sejumlah tempat hiburan seperti mal, restoran, kafe, dan lain-lain.
Kasihan, Jutaan Tangkai Bunga di Belanda Dimusnahkan Gegara Corona
Banyak sektor terpukul akibat wabah virus Corona. Termasuk industri bunga di Belanda. Jutaan bunga tulip dan jenis lainnya terpaksa dimusnahkan gara-gara Corona.
Seharusnya bulan-bulan ini jadi bulan yang menggembirakan bagi para petani bunga di Belanda, juga bagi industrinya. Tapi sayang, wabah virus Corona membuat industri bunga potong di Belanda berdarah-darah.
Belanda, yang terkenal dengan pasar bunga terbesar di dunia terpaksa harus memusnahkan jutaan tangkai bunga tulip dan jenis bunga lainnya, lantaran tidak laku dijual. Permintaan pasar menurun drastis gara-gara dihantam virus Corona.
Jutaan tangkai bunga tulip, krisan. mawar dan berbagai jenis bunga lainnya, dibiarkan saja menggunung di salah satu rumah pelelangan bunga di Belanda. Bunga-bunga itu dalam keadaan rusak karena terlalu lama disimpan.
"Satu-satunya solusi ya harus dimusnahkan," kata Michel van Schie, juru bicara Royal Flora Holland, salah satu rumah pelelangan bunga terbesar di Belanda, seperti dikutip dari AFP, Kamis (26/3/2020).
"Ini pertama kalinya kami harus melakukan ini. Pelelangan bunga di Belanda sudah berlangsung selama ratusan tahun dan baru pertama ini kita berhadapan dengan krisis seperti ini," Michel menambahkan.
Tidak main-main, sekitar 70-80% total produksi bunga di Belanda harus dimusnahkan. Tentu saja ini jadi hantaman besar bagi industri bunga potong di Belanda.
Penutupan toko-toko dan sektor bisnis lainnya gara-gara virus Corona menjadikan konsekuensi dramatis bagi para petani bunga tulip di Belanda. Mereka jadi tidak ada permintaan dari para pembeli.
"Kami tidak pernah melihat situasi seperti ini sebelumnya. Tidak ada permintaan untuk bunga sama sekali karena krisis Corona di seluruh penjuru Eropa," kata Prisca Kleinjn, ketua Asosiasi Produsen Bunga Tulip di Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar