Guna mengantisipasi penyebaran wabah virus Corona, Starbucks Jepang membuat aturan baru, mulai dari mengecek suhu tubuh pegawai sampai tak boleh beli minuman pakai tumbler.
Corona yang masih menjangkiti Jepang membuat sejumlah bisnis di negara itu harus memutar otak agar tetap eksis. Salah satunya kedai kopi Starbucks Jepang yang amat diganderungi baik masyarakat lokal maupun turis karena punya menu unik seperti minuman rasa matcha atau bunga sakura.
Karena Corona ini, Starbucks Jepang memberlakukan sejumlah aturan baru untuk melindungi baik konsumen maupun pekerja di kedai tersebut.
Dilansir dari Sora News, Kamis (12/3/2020), setiap pegawai Starbucks diwajibkan untuk mengenakan masker selama mereka bekerja. Jadi siap-siap ya, traveler tak akan lagi melihat senyum ramah pegawai yang biasanya menyapa konsumen. Selain itu, para pegawai juga wajib diperiksa suhu tubuhnya sebelum mulai bekerja.
Biasanya, konsumen yang datang ke Starbucks Jepang akan ditanyai apakah mereka akan minum di mug keramik atau di cangkir biasa. Namun dengan adanya virus Corona itu, opsi tersebut telah dihapus. Semua minuman akan disajikan di gelas kertas atau plastik.
Selain itu, traveler juga tidak dapat menggunakan tumbler pribadi untuk diisi minuman yang traveler beli. Selama virus Corona masih menyebar, traveler juga tak akan menemukan pot susu, madu, dan bahan lain yang biasanya dapat ditambahkan sendiri.
Untuk makanan pun, Starbucks kini menyediakan garpu dan pisau plastik sekali pakai. Bukan alat makan yang biasanya terbuat dari logam.
Tak sampai di situ, Jepang yang masyarakatnya terkenal suka membayar dengan uang tunai ini juga harus membiasakan diri membayar pesanan di Starbucks dengan meletakkan uang di nampan, tidak secara langsung diserahkan pada kasir.
Starbucks juga lebih sering bersih-bersih meja, gagang pintu, dan bagian lain di dalam kafe yang biasanya disentuh pelanggan. Mereka juga menyediakan hand sanitizer yang dapat digunakan konsumen.
Sampai saat ini belum diketahui sampai kapan aturan ini akan diberlakukan. Selama virus Corona masih terus menyebar, traveler sebaiknya menahan diri dulu untuk menikmati kopi di mug sakura cantik khas Starbucks Jepang.
Masjid Agung Kairouan, Tertua dalam Sejarah Islam di Tunisia
Masjid Agung Kairouan didirikan pada tahun 670 masehi. Melihat bangunan masjid ini seakan-akan dibawa menjelajah ke lebih dari ribuan tahun lalu. Arsitektur yang megah menghasilkan campuran gaya pra Islam, Romawi dan Bizantium pada tempat ibadah Muslim tertua di Afrika ini. Kota Kairouan, Tunisia sudah lama menjadi kota Maghreb yang paling kuno dan suci serta tempat berkumpul bagi peradaban Arab Muslim.
Dikutip dalam Atlas Obscura, Masjid Agung Kairouan dikenal juga dengan Masjid Uqba yang merupakan jantung dari warisan kota. Nama Uqba diambil dari seorang jenderal bernama Uqba ibn Nafi yang membangun masjid ini pertama kali. Masjid ini memiliki sejarah yang penting karena merupakan masjid pertama di kota Muslim pertama di Barat.
Kairouan berdiri di nexus dari 15 jalan yang berbeda di pusat negara antara gunung dan laut, masjid ini dianggap sebagai tempat paling suci keempat dalam Islam setelah Mekah, Madinah dan Baitul Maqdis di Palestina.
Masjid Agung Kairouan dibangun di atas tanah yang luas yakni 10.800 meter persegi. Dan di dalamnya terdapat ruang sholat dengan 17 tiang berukir dan mihrab yang dihiasi dengan ukiran halus. Ada juga ceruk khusus yang menunjukkan arah kiblat, dilengkapi dengan panel marmer dan ubin berpola bunga. Ada pula kolam yang dikenal sebagai Old Cistern (Al-Majal al-Qadim).
Menurut Study.com, selama 30 tahun berikutnya ada dilakukan beberapa penambahan dan rekonstruksi sebagian. Masjid Agung Kairouan dipugar dua kali pada abad ke-18 dan abad ke-9 di masa Pangeran Ziyadat Allah 1.
Pemugaran besar-besaran juga pernah dilakukan pada tahun 703 Masehi oleh Hassan Ibn Numan. Masjid dibangun kembali dengan bahan yang lebih kuat seperti batu bata dan kayu. Tetapi satu-satunya komponen yang disimpan dan tetap ada adalah mihrab yang dibuat dari kayu jati dengan ukiran halus serta kubah berarsitektur Romawi dan Bizantium.
Di bagian luar masjid terdapat halaman dengan batu nisan dan menara tiga lantai yang menjulang tinggi. Dengan ketinggian 32 meter, bangunan ini tetap menjadi salah satu bangunan tertinggi di kota Kairouan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar