Masjid Agung Kairouan didirikan pada tahun 670 masehi. Melihat bangunan masjid ini seakan-akan dibawa menjelajah ke lebih dari ribuan tahun lalu. Arsitektur yang megah menghasilkan campuran gaya pra Islam, Romawi dan Bizantium pada tempat ibadah Muslim tertua di Afrika ini. Kota Kairouan, Tunisia sudah lama menjadi kota Maghreb yang paling kuno dan suci serta tempat berkumpul bagi peradaban Arab Muslim.
Dikutip dalam Atlas Obscura, Masjid Agung Kairouan dikenal juga dengan Masjid Uqba yang merupakan jantung dari warisan kota. Nama Uqba diambil dari seorang jenderal bernama Uqba ibn Nafi yang membangun masjid ini pertama kali. Masjid ini memiliki sejarah yang penting karena merupakan masjid pertama di kota Muslim pertama di Barat.
Kairouan berdiri di nexus dari 15 jalan yang berbeda di pusat negara antara gunung dan laut, masjid ini dianggap sebagai tempat paling suci keempat dalam Islam setelah Mekah, Madinah dan Baitul Maqdis di Palestina.
Masjid Agung Kairouan dibangun di atas tanah yang luas yakni 10.800 meter persegi. Dan di dalamnya terdapat ruang sholat dengan 17 tiang berukir dan mihrab yang dihiasi dengan ukiran halus. Ada juga ceruk khusus yang menunjukkan arah kiblat, dilengkapi dengan panel marmer dan ubin berpola bunga. Ada pula kolam yang dikenal sebagai Old Cistern (Al-Majal al-Qadim).
Menurut Study.com, selama 30 tahun berikutnya ada dilakukan beberapa penambahan dan rekonstruksi sebagian. Masjid Agung Kairouan dipugar dua kali pada abad ke-18 dan abad ke-9 di masa Pangeran Ziyadat Allah 1.
Pemugaran besar-besaran juga pernah dilakukan pada tahun 703 Masehi oleh Hassan Ibn Numan. Masjid dibangun kembali dengan bahan yang lebih kuat seperti batu bata dan kayu. Tetapi satu-satunya komponen yang disimpan dan tetap ada adalah mihrab yang dibuat dari kayu jati dengan ukiran halus serta kubah berarsitektur Romawi dan Bizantium.
Di bagian luar masjid terdapat halaman dengan batu nisan dan menara tiga lantai yang menjulang tinggi. Dengan ketinggian 32 meter, bangunan ini tetap menjadi salah satu bangunan tertinggi di kota Kairouan.
Masjid Agung Kairouan ini dibuka pada pukul 08.00-14.00 waktu setempat. Bagi pengunjung non muslim, tidak diperkenankan masuk ke ruang ibadah. Akan tetapi ada pintu khusus yang dibiarkan terbuka sehingga bisa melihat seisi masjid dari luar.
Keindahan masjid ini semakin menawan kala malam hari. Menara masjid Kairouan akan bersinar oleh lampu-lampu cantik.
Inilah Kihnu, Pulau Tersembunyi yang Mayoritas Penduduknya Wanita
Sebuah pulau di Estonia bernama Kihnu memiliki penduduk yang mayoritasnya adalah wanita. Kok bisa ya, seperti apa kehidupan mereka?
Seperti dilansir dari The Sun Travel Kamis (12/3/2020), para wanita yang hidup di pulau Kihnu di Estonia bertani hingga berburu anjing laut. Mereka semua harus melakukan pekerjaan berat yang biasa dilakukan oleh laki-laki.
Berlokasi di 6 mil persegi hutan pinus dan lahan pertanian di Laut Baltik, masyarakat Kihnu merupakan Matriarkal terakhir di Eropa. Dari 300 penduduknya di sepanjang tahun, hampir semuanya adalah wanita.
Para wanita Kihnu tidak menentang kehadiran laki-laki, namun mereka tidak punya pilihan lain. Sejak abad ke-19, para pria di pulau ini menghabiskan waktunya bahkan berbulan-bulan dengan melaut. Sehingga para wanita yang ditinggal cenderung melakukan semua pekerjaan mulai dari mengajar anak-anak hingga menangani masalah pemerintahan.
Wanita-wanita yang tinggal di Kihnu kebanyakan memakai kerudung dan rok merah dengan pola dan garis bunga. Bagi wanita yang sudah menikah, mereka mengenakan celemek warna-warni di atas rok tenun yang dikenakan.
Selain pandai melakukan pekerjaan berat, para wanita juga bisa memainkan alat musik tradisional. Mereka bernyanyi saat bekerja di toko kerajinan tangan. Para wanita ini membuat tembikar, sarung tangan dan souvenir.
Menurut Odditycentral, pemimpin komunitas wanita di Pulau ini bernama Mare Matas, yang juga seorang presiden Yayasan Ruang Budaya Kihnu.
"Laki-laki selalu lama berada di luar pulau, dan itu alasan historis mengapa wanita menjadi sangat kuat, sangat mandiri," kata Mare.
Menurut Mare, hal yang ingin dicapai oleh para wanita adalah pelestarian tradisi dan warisan Kinhu. Mare khawatir, nantinya budaya unik yang dimiliki Kinhu akan hilang.
"Budaya Kinhu menarik karena kita masih memakai kostum tradisional seperti yang kita pakai sehari-hari. Kami memiliki lagu-lagu rakyat kuno dan menari... Lagu pernikahan Kihnu dan tradisi pernikahan sudah berusia lebih dari 2000 tahun," kata Mare.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar