Sebuah pulau di Estonia bernama Kihnu memiliki penduduk yang mayoritasnya adalah wanita. Kok bisa ya, seperti apa kehidupan mereka?
Seperti dilansir dari The Sun Travel Kamis (12/3/2020), para wanita yang hidup di pulau Kihnu di Estonia bertani hingga berburu anjing laut. Mereka semua harus melakukan pekerjaan berat yang biasa dilakukan oleh laki-laki.
Berlokasi di 6 mil persegi hutan pinus dan lahan pertanian di Laut Baltik, masyarakat Kihnu merupakan Matriarkal terakhir di Eropa. Dari 300 penduduknya di sepanjang tahun, hampir semuanya adalah wanita.
Para wanita Kihnu tidak menentang kehadiran laki-laki, namun mereka tidak punya pilihan lain. Sejak abad ke-19, para pria di pulau ini menghabiskan waktunya bahkan berbulan-bulan dengan melaut. Sehingga para wanita yang ditinggal cenderung melakukan semua pekerjaan mulai dari mengajar anak-anak hingga menangani masalah pemerintahan.
Wanita-wanita yang tinggal di Kihnu kebanyakan memakai kerudung dan rok merah dengan pola dan garis bunga. Bagi wanita yang sudah menikah, mereka mengenakan celemek warna-warni di atas rok tenun yang dikenakan.
Selain pandai melakukan pekerjaan berat, para wanita juga bisa memainkan alat musik tradisional. Mereka bernyanyi saat bekerja di toko kerajinan tangan. Para wanita ini membuat tembikar, sarung tangan dan souvenir.
Menurut Odditycentral, pemimpin komunitas wanita di Pulau ini bernama Mare Matas, yang juga seorang presiden Yayasan Ruang Budaya Kihnu.
"Laki-laki selalu lama berada di luar pulau, dan itu alasan historis mengapa wanita menjadi sangat kuat, sangat mandiri," kata Mare.
Menurut Mare, hal yang ingin dicapai oleh para wanita adalah pelestarian tradisi dan warisan Kinhu. Mare khawatir, nantinya budaya unik yang dimiliki Kinhu akan hilang.
"Budaya Kinhu menarik karena kita masih memakai kostum tradisional seperti yang kita pakai sehari-hari. Kami memiliki lagu-lagu rakyat kuno dan menari... Lagu pernikahan Kihnu dan tradisi pernikahan sudah berusia lebih dari 2000 tahun," kata Mare.
Namun, budaya ini menjadi sulit dilestarikan ketika kaum muda yang pergi meninggalkan pulau untuk mengejar pendidikan tinggi dan sering tidak pernah kembali. Kihnu menjadi pulau yang diminati wisatawan Eropa saat musim panas, tetapi, tidak ada hal yang bisa mencegah kaum muda untuk tidak meninggalkan pulau.
Untungnya, tradisi pernikahan Kihnu telah diakui sebagai Masterpiece UNESCO tentang Warisan Lisan dan Tak Benda Kemanusaan. Museum Kihnu juga melestarikan sejarah lokal serta tetap menghidupkan adat istiadat yang ada di dalam pulau.
Deretan Pantai di Blitar, Tempat Indah yang Tak Kalah dengan Bali
Blitar, Jawa Timur, memiliki pesona pantai yang tidak kalah dengan Bali atau pun Lombok. Pantai-pantai nan indah itu umumnya sulit diakses. Namun setelah sampai ke lokasi, lelahmu akan terbayarkan dengan melihat pemandangan menawan. Langsung berangkat ke Blitar yuk!
Berikut pantai di Blitar:
1. Pantai Tambakrejo
Pantai Tambakrejo memiliki pasir yang berwarna kecokelatan. Pantai ini adalah pantai favorit. Lokasinya di Tambakrejo Wonotirto atau kurang dari 30 menit dari pusat kota Blitar. Ombak pantai ini juga terbilang aman.
2. Pantai Jolosutra
Pantai Jolosutra berlokasi di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates atau sekitar 45 menit dari pusat kota. Pantai ini berada di perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Uniknya, pantai ini memiliki pasir kehitaman. Eksotis banget!
3. Pantai Serang
Pantai Serang berlokasi di Desa Serang, Panggung Rejo. Pasir pantai ini berwarna hitam dan ombaknya cenderung tenang. Keunikan pantai ini yakni seolah dibagi menjadi tiga bagian karena dipisahkan oleh bukit karang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar