Madura tak hanya wisata kuliner saja. Kamu bisa menikmati keidahan bawah lautnya yang eksotis di Gili Labak.
Saya berangakat menuju Gili Labak bersama teman-teman. Perjalanan dimulai dari Stasiun Gubeng, Surabaya sekitar tengah malam. Menjelang subuh, kami sampai di Sumenep.
Sekitar jam 06.00 WIB, kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Sembilan yang ada di pulau Gili Genting. Pantainya sepi, bisa puas foto-foto karena memang banyak spot fotogeniknya.
Sarapan sudah, foto-foto sudah, kami lanjut menyeberang lagi ke Gili Labak. Mendekati pulau Gili Labak, perahu kami disambut pemandangan terumbu karang yang indah. Di tempat inilah nantinya kami akan ber-snorkeling ria, melihat lebih dekat terumbu karang.
Tidak ada pelabuhan di Pulau Gili Labak. Turun dari perahu, otomatis baju basah-basahan. Begitu turun, rombongan langsung berhamburan, sibuk foto-foto.
Banyak tempat yang bisa dijelajahi di pulau ini. Katanya, Gili Labak adalah pulau kecil yang bisa dikelilingi dengan cukup jalan kaki.
Benar saja, saya berjalan sepanjang garis pantai keliling pulau hanya sekitar 30 menit sudah selesai. Pantai dan air lautnya yang tenang, setenang-tenangnya membuat pikiran juga ikut tenang dan rileks.
Di belakang pulau ada banyak pohon cemara yang membuat suasana pantai menjadi sejuk. Ditambah pantai yang sepi wisatawan, berasa benar-benar liburannya.
Menjelang tengah hari, kami beralih ke snorkeling. Seperti biasa, sebelum snorkeling, ada pengarahan dulu tentang alat-alat snorkeling dan sebagainya.
Snorkeling wajib pakai jaket pelampung. Bukan perkara bisa atau tidak bisa berenang. Akan tetapi, penting tetap mengapung di permukaan untuk menjaga kelestarian terumbu karang.
Tour guide mengatakan bahwa beberapa waktu sebelum kami berkunjung, ada rombongan wisatawan yang merusak dengan menginjak dan menyentuh terumbu karang.
Oleh karena itulah, kawasan itu sedang menjadi daerah pengawasan. Kami diwanti-wanti agar tetap mengapung. Tidak hanya bersenang-senang di tempat wisata, sudah saatnya wisatawan juga memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian obyek wisatanya.
Berkunjung seharian rasanya sangatlah puas menikmati tiap sudut yang ada di pulau ini. Pulau Gili Labak memang berkesan.
Siap-siap! Festival Pesona Bau Nyale 2019 Kembali Digelar
Nusa Tenggara Barat terus menggaet wisatawan untuk kembali menghidupkan pariwisata. Salah satu kegiatannya adalah Festival Bau Nyale 2019.
Festival Pesona Bau Nyale atau menangkap cacing laut akan segera digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan budaya ini sudah turun temurun warga Pulau Sasak.
Acaranya akan digelar di Pantai Seger Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah tanggal 24-25 Februari 2019.
Kegiatan yang sudah masuk Top 10 Event Nasional Kementerian Pariwisata Republik Indonesia ini akan dirangkaikan dengan berbagai kegiatan lain oleh Pemerintah Daerah bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kementerian Pariwisata RI.
Sesuai hasil rapat persiapan yang sudah dilakukan oleh panitia, kegiatan Festival Pesona Bau Nyale Tahun 2019 ini dipastikan akan lebih meriah dan berkualitas daripada tahun-tahun sebelumnya.
"Agenda kegiatan Bau Nyale sudah selesai dibahas dan akan dilakukan rapat pemantangan bersama Pemerintah Provinsi NTB dan Kementerian Pariwisata RI di Hotel D,Max Praya," ungkap Kabag Humas dan Protokol Setda Lombok Tengah, H. Lalu Herdan dalam keterangannya pada detikTravel Rabu (23/1/2019).
Meski pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, namun Festival Pesona Bau Nyale kali ini akan dikemas lebih meriah dan berkualitas. Hal ini dilakukan untuk mendorong promosi Pariwisata di Lombok Tengah khususnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort.
"Ada 13 kegiatan yang akan dilaksanakan pada Festival Pesona Bau Nyale 2019," tulisnya.
13 kegiatan itu beberapa diantaranya adalah pemilihan Putri Mandalika, Surfing Contest, Presean Pepadu sepulau Lombok, Mandalika Photo Contest, Mandalika Berzikir dan Berdoa, Dialog Budaya, Kampung Kuliner, Parade Budaya Putri Mandalika, Pengelaran Seni Budaya dan Belancaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar