Senin, 16 Maret 2020

Renovasi, Wisata Pantai Grand Watu Dodol Ditutup Sementara

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tengah melakukan pembenahan fasilitas sarana dan prasarana Pantai Grand Watu Dodol (GWD). GWD pun tutup sementara waktu.

Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Iskandar Azis mengatakan, pembenahan GWD dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Karena beberapa bagian bangunan di lokasi wisata tersebut memerlukan perbaikan.

"Kami ingin pengunjung bisa mendapatkan kenyamanan berwisata di GWD dan image GWD sebagai destinasi wisata internasional bisa terjaga. Untuk itu sementara waktu GWD ditutup sampai pembenahan selesai," kata Iskandar kepada detikTravel, Selasa (8/1/2019).

Penutupan lokasi wisata yang berada di sisi utara Banyuwangi ini dilakukan mulai kemarin Senin (7/1) sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Pembukaannya, imbuh Iskandar, menunggu hingga pembenahan selesai.

"Kami belum bisa pastikan sampai kapan ditutup, bisa satu bulan lebih. Semua tergantung lamanya waktu yang diperlukan untuk pembenahan," kata Iskandar.

Pembenahan pantai yang menghadap Selat Bali ini, kata Iskandar dilakukan terhadap beberapa bagian bangunan yang ada di area tersebut. Seperti mushola, toilet, selasar, dan beberapa bagian bangunan warung yang dipakai untuk berjualan pedagang.

"Pembenahan dilakukan karena ada beberapa bagian bangunan yang rusak. Di antaranya karena hujan deras yang mulai sering mengguyur Banyuwangi, hingga terjadi kebocoran di beberapa bagian. Pembenahan juga dilakukan pada area taman karena terdapat beberapa pohon yang mengering terkena hawa panas pada musim kemarau yang telah lewat," kata Iskandar.

Sembari melakukan pembenahan infrastruktur bangunan, pemkab juga melakukan penataan pedagang dan manajemen pengelolaan GWD oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat. Pemkab akan memberikan pelatihan sulang kepada para pedagang dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat untuk meningkatkan kualitas pengelola dan pedagang dalam melayani wisatawan.

"Kami akan melatih pedagang dan pengelola GWD baik pedagang maupun anggota pokdarwis tentang manajemen pengelolaan tempat wisata. Mulai bagaimana menjaga kebersihan lingkungan, menyajikan menu makanan untuk wisatawan hingga pengelolaan parkir sampai manner dalam menyambut wisatawan," pungkasnya.

Menikmati Kabut di Tangkuban Perahu

Mau liburan gampang tidak jauh dari Bandung atau Jakarta? Ayo ke Gunung Tangkuban Perahu, suasananya saat berkabut, asyik banget!

Dulu waktu pelajaran di sekolah masih inget nggak tentang Legenda Sangkuriang? Jadi dikisahkan dia jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi alias Rarasati. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat sebuah telaga dan sebuah perahu dalam semalam.

Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

Saya menyempatkan jalan-jalan ke Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu aktif mengeluarkan gas belerang juga sumber air panas di kaki gunungnya.

Statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Dengan tiket masuk Rp 20 ribu/orang. Paling enggak, ini bisa jadi tempat sehari kabur dari rutinitas harian kamu.

Tips liburan di sini, hati-hati saat perjalanan naik. Karena, setiap saat kabut bisa turun. Kemudian bawa masker karena bau belerang lumayan tajam. Yang ketiga, jaga keindahan dan keasrian tempat ini ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar