Taman Nasional (TN) Komodo di NTT rencananya mau ditutup. Tapi sejauh ini, bagaimana sih kehidupan komodo?
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat rencananya akan menutup Taman Nasional Komodo selama 1 tahun. Didasari oleh kondisi habitat komodo di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores itu sudah semakin berkurang serta kondisi tubuh komodo yang kecil sebagai dampak dari berkurangnya rusa yang menjadi makanan utama komodo. Soal berkurangnya rusa, salah satu sebabnya karena perburuan ilegal.
detikTravel mewawancarai Deni Purwandana, Koordinator Yayasan Komodo Survival Program yang menjadi mitra dari Balai TN Komodo tentang penelitian populasi dan habitat Si Naga Purba tersebut. Menurutnya, sejauh ini populasi komodo tidak ada penurunan.
"Kalau kita lihat tren kecendrungan komodo, sebetulnya di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu stabil dan tidak berdampak penurunan. Yang justru jadi perhatian lebih, adalah di Gili Motang dan Nusa Kode," katanya kepada detikTravel, Rabu (23/1/2019).
Deni menegaskan, tidak melihat penurunan populasi di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Dua pulau itu merupakan pulau besar di TN Komodo yang jadi habitat utamanya komodo.
Bagimana soal habitat rusa sebagai makanan komodo?
"Dari kajian kita dari tahun 2002 sampai 2014, populasi rusa di Pulau Komodo itu cenderung meningkat sebetulnya," jawab Deni.
Selain rusa, ternyata ada banyak santapan komodo di dalam kawasan TN Komodo. Beberapa di antaranya seperti babi hutan dan kerbau, yang artinya rusa tidak menjadi ketergantungan bagi komodo.
"Makanan komodo tidak hanya tergantung dari rusa," tegasnya.
Populasi komodo di TN Komodo, sekitar 2.800 ekor. Habitatnya adalah di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode. Pihak taman nasionalnya pun punya aturan zonasi, yang artinya tidak semua wilayah di dalam taman nasionalnya bisa dimasuki pengunjung.
"Setahu saya tapi nanti tolong dicek lagi, zona pemanfaatan wisata daratan hanya di Loh Buaya (Pulau Rinca) dan di Loh Liang (Pulau Komodo). Itu mungkin kurang dari 5 persen dari luas keseluruhan Taman Nasional Komodo," pungkas Deni.
Lounge Emirates yang Super Nyaman di Auckland, Selandia Baru
Lounge bandara yang nyaman bisa jadi awal perjalanan yang asyik untuk traveler. Lounge maskapai Emirates di Bandara Auckland, Selandia Baru adalah salah satunya.
Bandara Internasional Auckland adalah pintu keluar masuk traveler di Selandia Baru. Inilah bandara terbesar di Negeri Kiwi dengan sekitar 19 juta penumpang tiap tahun.
Dari Auckland, traveler bisa terbang langsung ke Bali di Indonesia dengan maskapai Emirates. Maskapai Timur Tengah ini memiliki lounge yang sangat nyaman untuk penumpang kelas bisnis dan first class.
detikTravel dalam undangan Emirates mencoba langsung pelayanan mumpuni ini, Rabu (23/1/2019). Lounge premium ini ada di lantai 3 bandara menjelang gerbang keberangkatan.
Senyum ramah staf Emirates menyambut kedatangan kita dan mengantar ke lounge yang lega dengan deretan sofa-sofa nyaman. Interiornya bertema kayu dan warna pastel. Ada jejeran bangku yang menghadap ke gates dan landasan.
Fasilitasnya ada kamar mandi, toilet dan ruang untuk mandi. Untuk yang butuh ruang kerja, ada business centre dengan kabin-kabin privat. Bahkan ada juga musala untuk traveler muslim yang ingin salat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar