Pandemi COVID-19 pasti berlalu, namun apa yang terjadi selanjutnya pada hidup kita termasuk karier akan berubah. Keterampilan yang mungkin dulu tidak pernah ditekuni sebelumnya bisa jadi justru yang paling penting di masa sekarang.
Berikut ini adalah ketrampilan yang bisa kamu mulai pelajari untuk mendukung kesuksesanmu pasca wabah virus Corona, sebagaimana dirangkum dari Forbes. Kita semua pasti bisa pulih dan bangkit bersama-sama, detikers!
1. Adaptasi dan fleksibilitas
Perubahan adalah keniscayaan setelah adanya pandemi COVID-19. Karena itu, kamu juga perlu kemampuan untuk beradaptasi dan lebih fleksibel. Gojek, salah satu raksasa teknologi mengungkapkan adaptasi adalah kunci Gojek untuk melawan krisis yang dialami mereka sejak awal berdiri.
"Kita tidak bisa melakukan hal yang biasa kita lakukan, atau kita bisa melakukannya dengan menambahkan hal baru," kata
Bahari CK VP of Creative Labs Gojek.
2. Obviously, ketrampilan teknologi
Kebutuhan atas ketrampilan teknologi semakin dibutuhkan setelah wabah Sars-CoV-2. Contoh kecilnya, masyarakat yang tadinya terbiasa meeting offline kini beralih menjadi online. Kita dibiasakan untuk melek teknologi.
Apalagi, artificial intelligence, big data, Internet of Things (IoT), virtual dan augmented reality, serta robotik semakin berkembang. Kamu harus setidaknya memahami soal hal tersebut. Serius deh, penguasaan teknologi bisa sangat membantu.
3. Coding
Transformasi digital perusahaan mendapat dorongan karena adanya coronavirus. Oleh karena itu, para profesional dengan keterampilan digital, termasuk coding, pengembangan web, dan pemasaran digital, akan menjadi lebih dibutuhkan. Well, kalian orang-orang yang dapat menjaga bisnis digital berjalan dan berkembang, siapa yang tidak butuh?
Pada dasarnya, kini semua perusahaan berbasis digital dalam beberapa cara, sehingga peluang untuk memanfaatkan keterampilan digital tidak terhitung jumlahnya.
4. Kreativitas dan empati
Tidak ada yang bisa menggantikan kemampuan manusia karena terdapat muatan emosi yang dapat membantu menyampaikan pesan serta menyentuh seluruh segmen dengan kreativitas. Begitu juga empati, sentuhan emosi bisa menjangkau pelanggan untuk lebih bisa berkomunikasi menyuarakan apa yang mereka butuhkan.
Dengan kampanye produk atau pemasaran yang kreatif, serta kamu dapat membangun komunikasi dengan customer yang baik baik offline maupun online (media sosial, web, dll), ini adalah ketrampilan luar biasa untuk melalui badai COVID-19.
India dan China Berpotensi Perang, Xiaomi Cs Terancam
India dan China sedang berada dalam potensi konflik besar, menyusul bentrokan militer di wilayah Himalaya antara kedua negara yang menewaskan 20 tentara India. Seandainya terjadi perang, maka kerugian dari sisi ekonomi bisa sangat tinggi.
Setidaknya dalam 1 dekade ke belakang, India dan China saling membantu di sisi teknologi. Perusahaan China menggelontorkan miliaran dolar ke startup India. Merek smartphone seperti Xiaomi juga amat populer di India, demikian pula TikTok.
Konflik kedua negara bisa mengganggu harmoni itu. Dikutip detikINET dari CNN, sentimen anti China yang makin meningkat di India antara lain menyuarakan boikot pada produk dan layanan asal Negeri Tirai Bambu. India pun bisa merugi.
"Banyak perusahaan yang mengimpor komponen atau uang dari China harus menemukan alternatif dengan cepat jika tensi meningkat," cetus Aneesh Srivastra, CEO Star Health and Allied Insurance Co.
Para produsen smartphone China punya pabrik di India yang membuka banyak tenaga kerja. Alibaba misalnya, juga mengucurkan investasi ke startup India. Sedangkan Huawei membantu pengembangan jaringan 5G di sana.
Menguatnya nasionalisme di India sempat dikritik media pemerintah China, Global Times. "Jika India membiarkan nasionalisme berpikiran sempit menyebar ke sains dan teknologi, hal itu akan merugikan mereka sendiri," tulis media itu.
Namun demikian, warga India diprediksi tidak banyak terpengaruh oleh konflik ini dan diperkirakan tetap membeli produk dari China seperti smartphone.
"Saya tidak berpikir situasi ini sungguh akan membuat perubahan dalam keputusan pembelian mereka. Mereka sangat tergantung pada ekosistem ponsel China tersebut, tidak ada pilihan lain," kata Kiranjeet Kaur, analis di biro riset IDC.
https://cinemamovie28.com/black-clover-episode-44-subtitle-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar