Beberapa pasangan bertanya-tanya, berapakah frekuensi ideal pasangan bercinta dalam seminggu? Pertanyaan itu muncul dari berbagai faktor baik faktor untuk mencapai kepuasan atau juga karena mencurigai jika diri sendiri atau pasangan mengalami hyper sexual disorder atau mungkin penurunan hasrat dalam bercinta.
Bisa juga pertanyaan tersebut muncul dari faktor lainnya. Para terapis seks mencoba untuk mencari tahu frekuensi yang ideal bagi seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
Dalam hubungan yang terikat atas dasar komitmen seperti suami dan istri, para terapis seks mencari rata-rata frekuensi bercinta yang dilakukan dalam seminggu. Jawabannya adalah berkisar sebanyak sekali dalam seminggu hingga sebulan sekali, dikutip dari Healthline. Namun, bukan berarti hal tersebut dapat dijadikan patokan yang pasti.
"Saya selalu menjawab bahwa tidak ada jawaban yang benar," kata Ian Kerner, Phd, LMFT sorang terapis seks klinis saat ditanya oleh pasangan menyoal frekuensi hubungan seksual.
Meski begitu hubungan seksual bagi pasangan merupakan kegiatan yang sangat penting. Pernyataan Ian Karner mengenai tidak ada jawaban yang benar atas pertanyaan seputar frekuensi seks dikarenakan kehidupan seks suatu pasangan dipengaruhi oleh begitu banyak faktor yang berbeda.
Ian karena menjabarkan perbedaan tersebut diantaranya adalah usia, gaya hidup, kesehatan masing-masing pasangan, libido alami, kualitas hubungan mereka secara keseluruhan, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, disarankan pasangan tetap melakukan hubungan seks setidaknya seminggu sekali untuk mempererat hubungan keduanya.
"Ketika pasangan berhenti berhubungan seks, hubungan mereka menjadi rentan terhadap amarah, keterpisahan, perselingkuhan dan, akhirnya, perceraian," tambah Ian Kerner.
Meski begitu, David Schnarch, PhD, seorang psikolog klinis yang melakukan penelitian kepada lebih dari 20.000 pasangan, menemukan bahwa hanya 26 persen pasangan yang melakukan hubungan seksual sekali dalam seminggu.
Pada penelitian itu, ditemukan pasangan yang telah memiliki komitmen jangka panjang seperti pernikahan hanya melakukan seks sekali atau dua kali selama sebulan, bahkan kurang dari jumlah itu.
https://indomovie28.net/movies/italian-race/
Jateng Zona Oranye, Tapi 49 Titik di Tingkat Desa Masih Zona Merah
Data COVID-19 menyebut salah satu daerah di Jawa Tengah yaitu Sukoharjo masuk dalam 10 daerah Zona Merah di Jawa Tengah. Namun dari data di pemerintah Provinsi Jateng seluruh daerah masuk dalam zona oranye. Bagaimana penjelasannya?
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan perbedaan data antara pusat dan daerah memang masih ada. Namun selisih sudah tidak sebanyak dulu.
"Perbedaan dengan pusat memang ada tapi biarkan saja karena kadang-kadang ada (data) yang masuk lebih dulu. Perbedaannya sudah tidak jauh lagi," kata Ganjar kepada detikcom di kantornya, Rabu (24/3/2021).
Kemudian ia menjelakan dari data Pemprov Jateng, 35 Kabupaten Kota masuk dalam zona oranye. Hal itu berdasarkan data mingguan yang dilaporkan. Di Jateng, zonasi juga diukur dalam skala yang lebih kecil.
"Jateng sampai hari ini yang Kabupaten masih oranye, tapi semua (kasus COVID-19) turun terus, kok. Jadi ada tingkat Kabupaten, Kecamatan, desa, berdasarkan data yang masuk ke kami di dalam website kami, kami klaster dari itu," jelasnya.
Ganjar juga memperlihatkan data yang menunjukkan laporan mingguan pada tanggal 21 Maret 2021 yaitu 35 daerah di Jateng masuk zona oranye, kemudian di tingkat kecamatan ada 5 zona merah, 436 zona oranye, 92 zona hijau, dan 43 tidak ada kasus.
Kemudian di tingkat kelurahan dan desa pada periode yang sama, zona merah ada 49 titik, oranye ada 1.306, hijau ada 1.235, tidak ada kasus yaitu 5.972 titik.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah kembali memperbarui data zona risiko COVID-19. Disebutkan, ada 10 kabupaten-kota yang masuk ke dalam zona merah Corona. Kabupaten Sukoharjo menjadi satu-satunya daerah yang disebut dalam 10 zona merah itu.
https://indomovie28.net/movies/lego-scooby-doo-haunted-hollywood/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar