Sejak pandemi COVID-19 setahun lalu, banyak sekali kebutuhan perlindungan yang ditawarkan. Akhir-akhir ini yang sering diperbincangkan adalah lampu UVC Sterilizer.
Jangan sketips dulu mengenai teknologi baru karena ini memiliki banyak data pendukung yang kuat. Sejak penemuannya pada tahun 1878, UVC dapat diproduksi secara artifisial dan menjadi metode utama untuk sterilisasi di tempat yang memiliki tingkat kontaminasi tinggi seperti rumah sakit, pesawat terbang, pabrik, dan kantor setiap harinya.
dr. Aditya Surya Pratama yang juga pernah menjadi pembawa acara dr. OZ Indonesia mengonfirmasi bahwa lampu UVC dapat bekerja secara efektif membunuh virus.
"Lampu UVC terbukti secara signifikan dapat membunuh virus dan bakteri yang tidak kasat mata, namun penggunaannya perlu secara hati-hati karena tidak boleh terkena anggota tubuh seperti kulit dan mata," ujarnya.
Ada beberapa varian UVC Sterilizer di pasaran, salah satunya dari Bowin. Bowin Indonesia memiliki tiga varian lengkap yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, yaitu
UVC Sterilizer & Dryer: Botol & alat makan
UVC Bag: Alat elektronik & dokumen
UVC Mini: Benda kecil
Edwin Tanbowi sebagai founder Bowin Indonesia menyampaikan bahwa, "Kami berkomitmen memberikan solusi inovatif untuk sterilisasi produk dan tentunya semua produk memiliki sertifikasi sehingga aman digunakan. Tidak perlu khawatir bila ada kerusakan karena produk kami bergaransi 2 tahun penuh".
Detail produk lebih lanjut dapat langsung mengunjungi website bowinindonesia.com
https://indomovie28.net/movies/hollywood-adventures/
Berapa Kali Idealnya Pasutri Berhubungan Intim? Ini Rekomendasi Ahli
Beberapa pasangan bertanya-tanya, berapakah frekuensi ideal pasangan bercinta dalam seminggu? Pertanyaan itu muncul dari berbagai faktor baik faktor untuk mencapai kepuasan atau juga karena mencurigai jika diri sendiri atau pasangan mengalami hyper sexual disorder atau mungkin penurunan hasrat dalam bercinta.
Bisa juga pertanyaan tersebut muncul dari faktor lainnya. Para terapis seks mencoba untuk mencari tahu frekuensi yang ideal bagi seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
Dalam hubungan yang terikat atas dasar komitmen seperti suami dan istri, para terapis seks mencari rata-rata frekuensi bercinta yang dilakukan dalam seminggu. Jawabannya adalah berkisar sebanyak sekali dalam seminggu hingga sebulan sekali, dikutip dari Healthline. Namun, bukan berarti hal tersebut dapat dijadikan patokan yang pasti.
"Saya selalu menjawab bahwa tidak ada jawaban yang benar," kata Ian Kerner, Phd, LMFT sorang terapis seks klinis saat ditanya oleh pasangan menyoal frekuensi hubungan seksual.
Meski begitu hubungan seksual bagi pasangan merupakan kegiatan yang sangat penting. Pernyataan Ian Karner mengenai tidak ada jawaban yang benar atas pertanyaan seputar frekuensi seks dikarenakan kehidupan seks suatu pasangan dipengaruhi oleh begitu banyak faktor yang berbeda.
Ian karena menjabarkan perbedaan tersebut diantaranya adalah usia, gaya hidup, kesehatan masing-masing pasangan, libido alami, kualitas hubungan mereka secara keseluruhan, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, disarankan pasangan tetap melakukan hubungan seks setidaknya seminggu sekali untuk mempererat hubungan keduanya.
"Ketika pasangan berhenti berhubungan seks, hubungan mereka menjadi rentan terhadap amarah, keterpisahan, perselingkuhan dan, akhirnya, perceraian," tambah Ian Kerner.
Meski begitu, David Schnarch, PhD, seorang psikolog klinis yang melakukan penelitian kepada lebih dari 20.000 pasangan, menemukan bahwa hanya 26 persen pasangan yang melakukan hubungan seksual sekali dalam seminggu.
Pada penelitian itu, ditemukan pasangan yang telah memiliki komitmen jangka panjang seperti pernikahan hanya melakukan seks sekali atau dua kali selama sebulan, bahkan kurang dari jumlah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar