Selasa, 23 Maret 2021

Dibayangi Pandemi COVID-19, Target Temuan TB di Indonesia Turun di 2020

 Di tengah pandemi COVID-19, tuberculosis (TB atau TBC) disebut masih menjadi masalah. Pasalnya, gejala kedua penyakit ini sulit dibedakan. Walhasil, kasus TBC terlapor sepanjang 2020 justru tercatat menurun, jauh dari yang ditargetkan.

"2018 - 2019 Sudah 64 persen kasus terestimasi yang ditemukan. Pada 2020 malah kebalikannya, hanya 30 persen yang kita temukan, yang bisa dilaporkan. Ini menjadi alarm untuk kita di 2021," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam konferensi pers virtual Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, Selasa (23/3/2021).


Di samping kendala pelacakan akibat pembatasan mobilitas sepanjang pandemi, dr Nadia menyebut, minimnya pemahaman masyarakat soal TBC menjadi tantangan utama.


Masalahnya, kini gejala TBC dinilai amat mirip dengan COVID-19. Bahkan pada beberapa kasus, gejala TBC yang timbul disepelekan, masyarakat menganggap gejala ini bisa sembuh sendiri.

Kalau kita menunggu pasien TBC yang punya gejala batuk, demam, serta keringat pada malam hari itu kita tindakan bisa mencapai angka yang ditargetkan. Dengan gejala-gejala ini masyarakat merasa ini penyakit yang biasa-biasa saja, yang nanti sembuh sendiri," imbuh dr Nadia.


Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, yang turut hadir dalam konferensi tersebut mengatakan, kondisi pandemi sebenarnya bisa menjadi peluang untuk memperluas pemeriksaan TBC.


Jika pasien mengalami gejala batuk dan demam kemudian melakukan pemeriksaan COVID-19 beroleh hasil negatif, jangan langsung lepas penanganan. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi TBC.


"Sekarang bisa khawatir terkena COVID, lalu pergi ke petugas, tapi bisa juga deteksi penyakit lain. Ada opportunity, ada hal positif yang bisa kita ambil dari penanggulangan COVID yang sedang diupayakan pemerintah," ujar dokter paru yang juga mantan Dirjen Kemenkes tersebut.

https://cinemamovie28.com/movies/forever-holiday-in-bali/


Deretan Gejala COVID-19 yang Dialami Tante Ernie saat Terpapar


 Sempat positif Corona, selebgram Tante Ernie akhirnya sembuh dari COVID-19. Ia sudah menjalani tes COVID-19 PCR dua kali dengan hasil negatif Corona.

"Alhamdulillah sudah 2 kali PCR hasilnya negatif berturut-turut," jelas dr Ernie, dikutip dari detikHot, Selasa (23/3/2021).


Dirinya sempat mengeluhkan sejumlah gejala COVID-19 di awal terpapar. Mulai dari pusing hingga nyeri punggung meski sedang rebahan.


"Kalau aku sih kesakitan di minggu pertama saja, karena aku menderitanya masalah sinusku kambuh parah banget, sakit banget sampai nggak bisa buka mata, kalau baca langsung pusing banget," ceritanya.


Seperti gejala COVID-19 yang juga dikeluhkan pasien Corona lainnya, ia merasakan sakit dan lemas terutama di sekitar area punggungnya.


"Malam hari di 3 hari pertama, tulang-tulang punggungku seperti ada pakunya, sakit banget kalau tiduran atau rebahan jadi nggak bisa tidur, karena setiap kalau bergerak, ngilu sakit semuanya," kata Ernie.


Bagaimana sih nyeri punggung karena COVID-19 dengan yang tidak seperti dialami Tante Ernie?


Meski jarang ditemui, ada 15 persen pasien Corona yang mengalami gejala ini berdasarkan studi di Inggris. Kondisi ini terjadi lantaran ada peradangan saat terinfeksi yang bisa memicu rasa nyeri seperti kram di punggung.


Nyeri punggung karena COVID-19 bisa bertahan hingga beberapa hari. "COVID-19, seperti virus lainnya, akan menyebabkan gejala sistemik," jelas ahli bedah ortopedi Dr Marcus Duda.


"Mirip dengan flu, COVID-19 dapat menyebabkan rasa sakit yang menyeluruh di seluruh tubuh. Nyeri sendi di punggung dan kaki disebabkan oleh respons peradangan tubuh terhadap virus," lanjutnya.


Umumnya, gejala COVID-19 sakit punggung disertai dengan tiga kondisi seperti berikut.


- Gemetar

- Menggigil

- Nyeri tubuh

https://cinemamovie28.com/movies/doctor-zhivago/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar