Senin, 29 Maret 2021

Suplai Vaksin AstraZeneca Diprediksi Kembali Normal Bulan Mei

  India sebagai salah satu produsen vaksin COVID-19 melakukan embargo atau larangan ekspor vaksin COVID-19. India merupakan penyuplai vaksin AstraZeneca terbesar untuk dunia sehingga hal ini berpengaruh terhadap program vaksinasi banyak negara, salah satunya Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi laju vaksinasi COVID-19 Indonesia akan melambat di bulan April. Alasannya karena suplai vaksin yang tersedia tidak cukup, hanya ada sekitar 7 juta dosis Sinovac sementara 10 juta dosis vaksin AstraZeneca tertunda.


"Isinya paling besar di bulan April hanya ada 7,6 juta (dosis vaksin -red). Padahal kita nyuntiknya udah 500 ribu, mungkin bakalan 600 ribu per hari. Artinya suntik 16 hari abis di bulan April," kata Menkes Budi beberapa waktu lalu.


United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) menyebut suplai vaksin global kemungkinan baru akan kembali normal di bulan Mei.


"Pengiriman dosis vaksin AstraZeneca oleh Serum Institute of India (SII) kemungkinan akan kembali bulan Mei. Dosis yang dikirim akan sesuai dengan alokasi tiap peserta sampai bulan Mei dan terus ditingkatkan setelahnya," ungkap sang juru bicara seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/3/2021).


COVAX disebut seharusnya mendapat sekitar 90 juta dosis vaksin AstraZeneca dari SII pada bulan Maret-April. Namun, sampai saat ini baru sekitar 28 juta dosis yang diterima.

https://trimay98.com/movies/snow-is-on-the-sea-breeze/


Ramai Kabar Tes GeNose di Bandara, Amankah Perjalanan Via Udara saat Pandemi?


Terkait penanganan COVID-19, pemerintah menetapkan kebijakan tes GeNose C-19 digunakan sebagai syarat perjalanan menggunakan pesawat, berlaku per 1 April 2021.

Alat ini sudah lebih dulu digunakan sebagai syarat perjalanan menggunakan kereta api dan luar kawasan satu aglomerasi. Namun seiring kebijakan baru, alat ini pula akan digunakan di bandara.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menjelaskan bahwa di tahap awal, tes GeNose akan dipakai di 4 bandara yakni Kualanamu (Medan), Husein Sastranegara (Bandung), Yogyakarta International Airport, dan Juanda (Surabaya).


Dalam kesempatan lainnya, VP Corporate Strategy Citilink Indonesia, Ir Heriyanto, MMS menyebut, perjalanan menggunakan pesawat di tengah pandemi sebenarnya cenderung aman.


Pasalnya, pesawat memiliki sistem sirkulasi udara sehingga risiko transmisi virus antar penumpang idealnya bisa diminimalkan.


"Jadi sirkulasi udara memang diarahkan ke bawah, bukan ke samping. Secara dalam waktu tertentu udara dalam pesawat selalu diputar keluar, ada yang masuk juga. Memang hasil studi bilang, pesawat itu kabin mestinya sangat aman" terangnya dalam webinar oleh RS Premier Bintaro, Sabtu (27/3/2021).


Di samping upaya proteksi oleh penumpang, pihak pesawat kini menerapkan protokol kesehatan tersendiri. Di antaranya, lembaran petunjuk safety dan majalah tidak lagi tersedia di belakang setiap kursi. Tujuannya, mencegah antar penumpang bergilir memegang benda untuk menekan risiko penularan.


Perjalanan domestik dengan pesawat di tengah pandemi memang umumnya lebih aman. Namun meski durasi perjalanan cenderung lebih pendek, Heriyanto menekankan, protokol kesehatan wajib tetap dijalankan.


"Ikuti arahan dari kru pesawat. Mereka selalu mengulang-ulang bahwa hand sanitizer bisa dipakai kala perlu. tetap jaga prokes juga dalam pesawat. Gunakan masker, hindari makan dan minum di dalam pesawat" pungkasnya.


Pemeriksaan sebelum perjalanan turut digencarkan. Tak lain, melalui penggunaan tes GeNose yang baru saja ditetapkan pemerintah.

https://trimay98.com/movies/singles/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar