- Bercinta dibutuhkan untuk menjaga hubungan agar tetap intim. Saat bercinta, terdapat berbagai cara yang bisa para pasangan pilih untuk saling menstimulasi, mulai dari foreplay hingga penetrasi mendalam.
Menurut Shannon Chavez, PsyD, psikolog sekaligus terapis seks, penetrasi mendalam saat berhubungan intim dapat membuat memberikan rasa stimulasi yang berbeda-beda pada zona erotis yang ada di tubuh, termasuk klitoris, G-spot dan A-spot, serta serviks.
Akan tetapi, untuk mendapatkan rasa stimulasi yang berbeda-beda tersebut dengan cara penetrasi mendalam, perlu diketahui bahwa posisi bercinta yang dipilih turut memiliki peran yang penting. Perlu diingat juga, bahwa tidak semua wanita menyukai penetrasi yang dalam. Sebab, beberapa wanita justru akan merasa sakit dan tidak nyaman.
Dikutip dari laman Women's Health Magazine, berikut 3 variasi bercinta untuk pasangan yang ingin melakukan penetrasi mendalam agar sesi bercinta lebih 'panas' dan intens.
1. Flatiron
Pada variasi ini, wanita berada pada posisi seperti saat sedang plank, sementara pria akan melakukan penetrasi dari atas. Menurut Ian Kerner, PhD, seks terapis asal New York dan penulis buku She Comes First, posisi flatiron dapat memberikan wanita kenikmatan melalui stimulasi G-spot.
2. Face-off
Variasi face off adalah variasi di mana pria berada dalam posisi duduk di ujung kasur, sedangkan wanita duduk di pangkuannya menghadap ke pria. Disebutkan oleh Kerner, posisi ini wanita akan memiliki kebebasan untuk mengontrol dorongan saat dipenetrasi, sehingga wanita dapat mengatur sendiri kedalaman penetrasinya. Selain itu, posisi ini juga memberikan pria kebebasan untuk menjelajah zona erotis wanita dengan tangannya.
3. Cowgirl
Pada posisi ini, wanita akan duduk di atas pria yang berbaring terlentang. Untuk mendapatkan penetrasi yang lebih mendalam, wanita bisa melebarkan kedua kakinya. Dengan demikian, pria dapat menstimulasi G-spot wanita saat penetrasi. Tak hanya itu, pria juga dapat memainkan puting wanita untuk mencapai 'nipplegasm'.
https://indomovie28.net/movies/the-walk-2/
Lampu UVC Dapat Membunuh Virus dan Bakteri?
Sejak pandemi COVID-19 setahun lalu, banyak sekali kebutuhan perlindungan yang ditawarkan. Akhir-akhir ini yang sering diperbincangkan adalah lampu UVC Sterilizer.
Jangan sketips dulu mengenai teknologi baru karena ini memiliki banyak data pendukung yang kuat. Sejak penemuannya pada tahun 1878, UVC dapat diproduksi secara artifisial dan menjadi metode utama untuk sterilisasi di tempat yang memiliki tingkat kontaminasi tinggi seperti rumah sakit, pesawat terbang, pabrik, dan kantor setiap harinya.
dr. Aditya Surya Pratama yang juga pernah menjadi pembawa acara dr. OZ Indonesia mengonfirmasi bahwa lampu UVC dapat bekerja secara efektif membunuh virus.
"Lampu UVC terbukti secara signifikan dapat membunuh virus dan bakteri yang tidak kasat mata, namun penggunaannya perlu secara hati-hati karena tidak boleh terkena anggota tubuh seperti kulit dan mata," ujarnya.
Ada beberapa varian UVC Sterilizer di pasaran, salah satunya dari Bowin. Bowin Indonesia memiliki tiga varian lengkap yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, yaitu
UVC Sterilizer & Dryer: Botol & alat makan
UVC Bag: Alat elektronik & dokumen
UVC Mini: Benda kecil
Edwin Tanbowi sebagai founder Bowin Indonesia menyampaikan bahwa, "Kami berkomitmen memberikan solusi inovatif untuk sterilisasi produk dan tentunya semua produk memiliki sertifikasi sehingga aman digunakan. Tidak perlu khawatir bila ada kerusakan karena produk kami bergaransi 2 tahun penuh".
Detail produk lebih lanjut dapat langsung mengunjungi website bowinindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar