Rabu, 31 Maret 2021

Pria Bugar Meninggal Usai Konsumsi Minuman Berkafein Sebelum Olahraga

 Seorang pria berusia 29 tahun pingsan dan tak lama dinyatakan meninggal dunia usai mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein tinggi sebelum berolahraga. Ia diduga mengalami overdosis kafein dari minuman yang dikonsumsinya.

Pria yang diketahui bernama Thomas Mansfield itu ditemukan pingsan dengan mulut berbusa oleh istrinya, Suzy. Menurut Suzy, kejadian itu terjadi beberapa menit setelah Tom mengkonsumsi minumannya.


Dikutip dari Mirror UK, Tom diketahui berprofesi sebagai pelatih kebugaran di North Wales, Inggris. Ia juga menjalankan beberapa kelas kebugaran di wilayah tersebut.


Setelah dilakukan penyelidikan, sebelum berolahraga Tom ternyata mencampurkan bubuk kafein ke dalam minumannya. Dari hasil pemeriksaan di Ruthin Country Hall, penyebab kematian Tom sementara diketahui karena mengalami toksisitas kafein.


Dikutip dari Medical News Today, overdosis kafein sangat jarang terjadi. Tetapi, kasus ini seringkali dikaitkan dengan mengkonsumsi minuman energi atau suplemen kafein yang bisa mengandung stimulan dalam kadar yang tinggi.


Ayah dari dua anak itu pun dikabarkan meninggal dunia di Glan Clwyd Hospital, di Bodelwyddan pada Januari 2021 lalu.


"Aku telah kehilangan cinta dalam hidupku. Tom meninggal dunia di rumah sakit, keluarganya telah berusaha keras tetapi itu tidak cukup," tulis Suzy di media sosial miliknya.

https://tendabiru21.net/movies/side-streets/


Herd Immunity Dikhawatirkan Lenyap Meski Vaksinasi Capai Target


Untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, vaksin COVID-19 perlu diberikan kepada 70 persen dari populasi. Namun pakar menyebut, herd immunity bisa gagal tercapai, bahkan hilang begitu saja.

Direktur dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan di Universitas Washington, dr Christopher Murray menyebut pada tahap herd immunity, 1 orang tidak bisa menularkan virus pada 1 atau lebih orang lainnya. Dengan begitu, rantai penularan bisa diputuskan.


"Herd immunity adalah titik di mana ada cukup banyak orang yang telah terinfeksi atau divaksinasi sehingga penularan di 1 komunitas tidak terjadi lagi," jelas Murray, dikutip dari CNN, Rabu (31/3/2021).


Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular dr Anthony Fauci menyebut, herd immunity baru bisa tercapai bisa 70-85 persen dari populasi di 1 wilayah sudah divaksin.


Sedangkan dokter spesialis penyakit dalam Jorge Rodriguez memperkirakan, herd immunity memerlukan vaksinasi pada 85-90 persen dari populasi.


Yang dikhawatirkan, herd immunity tidak bertahan lama jika goal persentase tersebut tak kunjung tercapai baik karena lambatnya proses vaksinasi, atau masyarakat yang tak bersedia divaksin.


Apalagi, timbul sejumlah varian virus Corona baru seperti B117 dari Inggris dan B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Rodriguez menegaskan, semakin besar penyebaran varian baru, semakin besar kemungkinan timbul mutasi baru.


Jika masih banyak masyarakat mengabaikan pembatasan mobilitas, herd immunity akan sulit dicapai. Padahal, pembatasan bukan hanya berfungsi meminimalkan penularan, pula untuk menekan risiko timbul mutasi baru.


Risiko yang lebih buruk, semakin variatif mutasi Corona, semakin tinggi potensi vaksin tak mempan atasi infeksi COVID-19.


"Dalam tubuh seseorang mereplikasi 1 varian, kemudian varian tersebut kebal terhadap vaksin. Orang ini kemudian menularkan lagi ke orang lain yang meski sudah divaksin, virusnya resisten. Ini adalah skenario terburuk" pungkasnya.

https://tendabiru21.net/movies/mean-streets/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar