Menanggapi simpang siur soal efek air hangat versus air dingin bagi tubuh, dokter gizi menegaskan bahwa tak ada perbedaan yang signifikan. Pasalnya, baik air hangat atau air dingin tidak bekerja mencerna dan meluruhkan lemak dalam sistem pencernaan.
Mengingat, baru-baru ini sebuah video lucu ala user Tiktok viral gara-gara eksperimennya gagal.
Niat mengedukasi tips diet soal beda efek minyak pada air hangat dan air dingin berujung jenaka, minyak di kedua gelas malah sama-sama mengambang.
"Sebenarnya air hangat maupun air dingin dalam jumlah kalori sama saja, nggak ada kalorinya alias nol kalori. Kalau info apakah benar (air hangat) mampu membantu tubuh mencerna lemak, nggak ya, itu hoaks," terang dokter spesialis gizi dr Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK pada detikcom, Kamis (18/3/2021).
Menurutnya, tidak ada masalah yang ditimbulkan dari kebiasaan minum air dingin maupun air hangat. Yang terpenting, konsumsi air putih mencukupi keperluan tubuh yakni 2 liter atau setara 8 gelas per hari.
"Jika orang lebih nyaman minum air hangat, tidak ada masalah. Kalau sudah terbiasa minum air dingin, tidak ada masalah," imbuhnya.
Ia pula menjelaskan, pilihan minum air hangat atau air dingin tidak ada pengaruhnya terhadap berat badan.
Apa pun pilihannya, minuman yang aman bagi tubuh adalah minuman yang tidak memberikan asupan gula berlebih bagi tubuh.
"Selama tidak ditambahkan gula, tidak ditambahkan sirup, atau tidak ditambahkan pemanis-pemanis lain di dalamnya," pungkas dr Diana.
https://nonton08.com/movies/third-person/
BPOM RI: Vaksin AstraZeneca Bisa Mulai Digunakan, Manfaatnya Lebih Besar
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan kebijakan terbaru mengenai vaksin Corona AstraZeneca. Setelah sebelumnya menagguhkan distribusi vaksin AstraZeneca, BPOM kembali melaksanakan pengkajian lebih lanjut bersama dengan tim pakar KOMNAS Penilai Obat, KOMNAS PP KIPI dan ITAGI, dan memutuskan vaksin AstraZeneca lebih besar manfaatnya untuk masyarakat.
Terkait kejadian pembekuan darah yang terjadi di Eropa, BPOM menghimpun data dari European Medicines Agency (EMA) yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan bukti peningkatan kasus ini setelah penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. EMA juga menekankan bahwa tidak ada permasalahan terkait kualitas vaksin COVID-19 AstraZeneca secara menyeluruh ataupun dengan bets tertentu.
"Manfaat pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan, sehingga vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat mulai digunakan," tulis BPOM dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (19/3/2021).
Untuk menghindari kejadian pembekuan darah, BPOM dalam informasi produk vaksin COVID-19 AstraZeneca telah mencantumkan peringatan kehati-hatian penggunaan vaksin tersebut pada orang dengan trombositopenia dan gangguan pembekuan darah.
Dalam rilis tersebut, BPOM kembali menegaskan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diterima di Indonesia melalui COVAX facility diproduksi di Korea Selatan dengan jaminan mutu sesuai standar persyaratan global untuk Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
"Badan POM RI bersama Kementerian Kesehatan dan KOMNAS PP KIPI terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia dan menindaklanjuti isu setiap kejadian ikutan Pasca Imunisasi," papar BPOM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar