Jumat, 19 Maret 2021

BPOM RI: Vaksin AstraZeneca Bisa Mulai Digunakan, Manfaatnya Lebih Besar

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan kebijakan terbaru mengenai vaksin Corona AstraZeneca. Setelah sebelumnya menagguhkan distribusi vaksin AstraZeneca, BPOM kembali melaksanakan pengkajian lebih lanjut bersama dengan tim pakar KOMNAS Penilai Obat, KOMNAS PP KIPI dan ITAGI, dan memutuskan vaksin AstraZeneca lebih besar manfaatnya untuk masyarakat.

Terkait kejadian pembekuan darah yang terjadi di Eropa, BPOM menghimpun data dari European Medicines Agency (EMA) yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan bukti peningkatan kasus ini setelah penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. EMA juga menekankan bahwa tidak ada permasalahan terkait kualitas vaksin COVID-19 AstraZeneca secara menyeluruh ataupun dengan bets tertentu.


"Manfaat pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan, sehingga vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat mulai digunakan," tulis BPOM dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (19/3/2021).


Untuk menghindari kejadian pembekuan darah, BPOM dalam informasi produk vaksin COVID-19 AstraZeneca telah mencantumkan peringatan kehati-hatian penggunaan vaksin tersebut pada orang dengan trombositopenia dan gangguan pembekuan darah.


Dalam rilis tersebut, BPOM kembali menegaskan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diterima di Indonesia melalui COVAX facility diproduksi di Korea Selatan dengan jaminan mutu sesuai standar persyaratan global untuk Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).


"Badan POM RI bersama Kementerian Kesehatan dan KOMNAS PP KIPI terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia dan menindaklanjuti isu setiap kejadian ikutan Pasca Imunisasi," papar BPOM.


Sudah Ada Fatwa MUI, Vaksin AstraZeneca Akan Dipakai Siapa Saja?


Pada Selasa (16/3/2021), MUI sudah mengeluarkan fatwa terkait vaksin AstraZeneca. Ditegaskan, vaksin asal Inggris ini bisa digunakan karena kondisi darurat.

"Iya sudah difatwakan kemarin hari Selasa (haram). Haram tapi boleh digunakan dalam kondisi darurat seperti sekarang ini," jelas Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Hasanuddin pada detikcom, Jumat (19/3/2021).


"Karena belum ada vaksin lain yang halal, vaksin Sinovac yang halal kan nggak mencukupi," lanjutnya.


Sebelumnya, juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan vaksin AstraZeneca tersebut nantinya akan dialokasikan untuk vaksinasi tahap kedua.


"Iya AstraZeneca 1,1 juta untuk vaksinasi tahap kedua," beber juru bicara vaksinasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi kepada detikcom, Senin (8/3/2021).


Tahap kedua vaksinasi COVID-19 tersebut akan menyasar para lansia, petugas layanan publik, para pedagang pasar, ojek online, serta para guru dan tenaga pendidik.

https://nonton08.com/movies/actress-sex-scandal-2/


Menkes Targetkan RS di Indonesia Seperti John Hopkins dan Mayo Clinic


Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan rumah sakit-rumah sakit di Indonesia bisa menjadi 'Center of Excellence ASEAN" hingga dunia. Menurut Budi, sejumlah RS sudah mempunyai kapasitas tersebut.

"Nomer satu, saya mau RS kita itu menjadi center of excellence, karena RS Kementerian Kesehatan itu besar-besar, harus menjadi center of excellence, bukan hanya di Indonesia, kalau bisa di Asia, kalau bisa di dunia," sebut Budi dalam konferensi pers live di YouTube Kementerian Kesehatan Jumat (19/3/2021).


"Bikinlah satu menjadi Mayo clinic atau John Hopkins, ya intinya harus ke sana," targetnya.


Budi menyebut, sudah saatnya Indonesia mampu membuat pasien-pasien dari luar negeri datang ke RI karena menilai kemampuan RS taraf Internasional. Hal ini dikarenakan, kompetensi para dokter di Indonesia tak kalah dengan dokter di luar negeri, menurut Budi.


"Dan kita buat program untuk bisa mencapai mimpi itu. Jangan orang pergi ke Singapore, orang Singapore dong pergi ke Indonesia, orang Australia dong pergi ke Indonesia, dokter kita jago-jago," bebernya.


"Nah ini RS harus punya ambisi ke sana, yang nomer dua untuk bisa sampai ke sana itu harus research based," jelas Budi.


Salah satu yang disorot Budi terkait kemampuan RS di Indonesia adalah kemampuan riset. Menurutnya, riset-riset medis harus diperbanyak sehingga bisa menjadi rujukan jurnal di dunia, seperti Mayo Clinic.


"Mayo Clinic itu is in the middle of nowhere sebenarnya, cuma karena mereka memiliki kemampuan research medis yang ketat, yang bagus, nah kemudian jadi orang datang ke sana," kata Budi.

https://nonton08.com/movies/3-pilihan-hidup/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar