Vaksin AstraZeneca dihentikan sementara penggunaannya di Sulawesi Utara. Hal ini terkait dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang terjadi usai disuntik vaksin Corona buatan Inggris tersebut.
Satgas Penanganan COVID-19 Sulut menyebut dari 3.990 warga yang disuntik vaksin AstraZeneca, ada yang mengalami efek samping seperti demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah.
Sama seperti obat dan vaksin lainnya, vaksin Corona AstraZeneca juga menimbulkan efek samping pada beberapa penerimanya. Dalam studi klinis vaksin AstraZeneca, efek samping yang dilaporkan cenderung ringan sampai sedang yang bisa sembuh dalam waktu beberapa hari.
Berikut efek samping yang dilaporkan selama uji klinis vaksin AstraZeneca dikutip dari laman GOV.UK
Sangat umum (mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang)
- Nyeri, gatal, dan rasa panas di area suntikan
- Merasa tidak enak badan
- Menggingil atau demam
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri sendi atau nyeri otot
Umum (dirasakan 1 dari 10 penerima)
- Bengkak, kemerahan, dan benjolan di area suntikan
- Demam
- Muntah atau diare
- Radang tenggorokan
- Pilek atau batuk
- Menggigil
Jarang (dirasakan 1 dari 100 penerima)
- Nafsu makan menurun
- Sakit perut
- Kelenjar getah bening membesar
- Keringat berlebih
- Kulit gatal atau ruam
Beberapa orang melaporkan perasaan dingin tiba-tiba dengan menggigil atau gemetar disertai dengan kenaikan suhu tubuh dan berkeringat, sakit kepala (termasuk sakit kepala seperti migrain), mual, nyeri otot dan perasaan tidak enak badan, dimulai dalam satu hari setelah mendapatkan vaksin dan biasanya berlangsung selama satu atau dua hari.
Apabila efek samping dirasa tak kunjung membaik setelah dua hari, seperti nyeri atau demam, masyarakat diperbolehkan untuk mengonsumsi pereda nyeri seperti parasetamol.
https://trimay98.com/movies/love-friendship/
Vaksinasi di Bulan Ramadhan, Dinkes DIY Pilih Jadwal Suntik Pagi Hari
Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memilih jadwal vaksinasi saat bulan Ramadhan di pagi hari. Bukan tanpa alasan, hal itu untuk menghindari hipoglikemia.
"Pagi waelah ya kalau terpaksa setelah dzuhur kita tidak lakukan (vaksinasi COVID-19)," kata Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie saat ditemui wartawan di Jogja Expo Center (JEC), Kapanewon Banguntapan, Bantul, Senin (29/3/2021).
Pasalnya, Pembajun menyebut jima vaksinasi saat Ramadhan berlangsung siang hari berpotensi membuat peserta pingsan. Mengingat berkurangnya kadar gula saat puasa.
"Kita hindari hipoglikemia, kalau siang kadar gula menurun. Karena hipoglikemia itu kekurangan kadar gula, kalau kadar gula kurang mudah pingsan dan lain-lain," ucapnya.
Soal jadwal vaksinasi malam hari, Pembajun mengaku bisa saja melakukannya. Hanya saja ia menyebut jumlahnya akan lebih sedikit dibanding pagi hari.
"Tetapi tidak dipaksa malam. Kalau malam habis buka kasihan pasiennya dan nakesnya juga kami tetap jalan mungkin tidak sebanyak ini," ujarnya.
Pembajun menambahkan saat ini stok vaksin di DIY ada 1.750 vial. Sedangkan untuk vaksinasi massal tenaga pendidik dimulai bulan April dan menerapkan pedoman baru.
"Dan insyaallah untuk vaksinasi massal guru besok pakai pedoman baru, yakni (jangka waktu dari suntikan 1 dan 2) 28 hari, untuk vaksin masih sama yaitu Sinovac," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan menuntaskan vaksinasi COVID-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia. Vaksinasi COVID-19 pun akan dilakukan termasuk di Ramadhan atau bulan puasa nanti.
Pada bulan Ramadhan, vaksinasi COVID-19 akan dilakukan pada siang dan malam. Umat Islam diperkirakan akan menjalani ibadah puasa pada bulan April mendatang.
"Kemudian bulan puasa, bulan puasa mungkin kita akan tetap vaksinasi, tapi di malam hari. Kemudian yang di siang hari di daerah nonmuslim," kata Jokowi dalam rekaman video yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/2/2021).
https://trimay98.com/movies/second-chance-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar