Sempat positif Corona, selebgram Tante Ernie akhirnya sembuh dari COVID-19. Ia sudah menjalani tes COVID-19 PCR dua kali dengan hasil negatif Corona.
"Alhamdulillah sudah 2 kali PCR hasilnya negatif berturut-turut," jelas dr Ernie, dikutip dari detikHot, Selasa (23/3/2021).
Dirinya sempat mengeluhkan sejumlah gejala COVID-19 di awal terpapar. Mulai dari pusing hingga nyeri punggung meski sedang rebahan.
"Kalau aku sih kesakitan di minggu pertama saja, karena aku menderitanya masalah sinusku kambuh parah banget, sakit banget sampai nggak bisa buka mata, kalau baca langsung pusing banget," ceritanya.
Seperti gejala COVID-19 yang juga dikeluhkan pasien Corona lainnya, ia merasakan sakit dan lemas terutama di sekitar area punggungnya.
"Malam hari di 3 hari pertama, tulang-tulang punggungku seperti ada pakunya, sakit banget kalau tiduran atau rebahan jadi nggak bisa tidur, karena setiap kalau bergerak, ngilu sakit semuanya," kata Ernie.
Bagaimana sih nyeri punggung karena COVID-19 dengan yang tidak seperti dialami Tante Ernie?
Meski jarang ditemui, ada 15 persen pasien Corona yang mengalami gejala ini berdasarkan studi di Inggris. Kondisi ini terjadi lantaran ada peradangan saat terinfeksi yang bisa memicu rasa nyeri seperti kram di punggung.
Nyeri punggung karena COVID-19 bisa bertahan hingga beberapa hari. "COVID-19, seperti virus lainnya, akan menyebabkan gejala sistemik," jelas ahli bedah ortopedi Dr Marcus Duda.
"Mirip dengan flu, COVID-19 dapat menyebabkan rasa sakit yang menyeluruh di seluruh tubuh. Nyeri sendi di punggung dan kaki disebabkan oleh respons peradangan tubuh terhadap virus," lanjutnya.
Umumnya, gejala COVID-19 sakit punggung disertai dengan tiga kondisi seperti berikut.
- Gemetar
- Menggigil
- Nyeri tubuh
https://cinemamovie28.com/movies/for-a-few-bullets/
Wanita Ini Keluarkan Darah dari Matanya Saat Menstruasi, Kok Bisa?
Seorang wanita berusia 25 tahun mengalami kondisi yang aneh saat menstruasi. Kedua matanya juga mengeluarkan darah.
Kondisi ini berawal saat wanita asal Chandigarh, India, itu mengalami pendarahan di matanya dan langsung dibawa ke UGD rumah sakit setempat. Namun, anehnya saat pendarahan itu terjadi ia tidak merasa sakit atau tidak nyaman pada tubuhnya.
Untuk memastikan kondisinya, wanita tersebut menjalani serangkaian tes. Tetapi, hasil tesnya tidak menunjukkan adanya kondisi-kondisi medis tertentu.
Tidak ada luka pada kedua matanya ataupun riwayat pendarahan pada mata dari keluarganya.
Lalu, apa penyebabnya?
Setelah diperiksa lebih lanjut, dokter menemukan bahwa pendarahan pada mata itu terjadi saat pasien memasuki periode menstruasinya. Dokter mendiagnosis wanita tersebut dengan kemungkinan ocular vicarious menstruation (OVM).
Dikutip dari India, OVM merupakan kondisi langka yang didefinisikan sebagai pendarahan pada organ selain rahim selama menstruasi. Selain pada mata, pendarahan tersebut juga bisa terjadi pada bibir, perut, hidung, hingga paru-paru.
Kasus tersebut akhirnya dipublikasi dalam British Medical Journal. Di dalamnya, penulis studi menjelaskan bagaimana perubahan hormonal selama menstruasi bisa mempengaruhi permeabilitas kapiler di organ-organ tersebut, hingga menyebabkan pendarahan.
"OVM terjadi karena respons pembuluh darah terhadap hormon dengan atau tidak adanya jaringan endometrium di lokasi pendarahan," tulis para peneliti.
Selain itu, peneliti menjelaskan bahwa hormon estrogen dan progesteron bisa meningkatkan permeabilitas kapiler yang menyebabkan hiperemia, kongesti, dan pendarahan sekunder.
Untuk mengatasi kondisinya, wanita tersebut akhirnya mendapatkan pengobatan kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron. Setelah tiga bulan kemudian, wanita tersebut tidak lagi mengalami pendarahan di mata setiap periode menstruasinya datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar